Jumat, 3 Oktober 2025

Waketum MUI Anwar Abbas: Demokrasi Tanpa Oposisi Tak Ubahnya Seperti Gulai Tanpa Garam

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas bicara soal iklim demokrasi di Indonesia yang tampaknya minim sekali oposisi.

Penulis: Reza Deni
Editor: Johnson Simanjuntak
Tribunnews.com/Larasati Dyah Utami
Anwar Abbas 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas bicara soal iklim demokrasi di Indonesia yang tampaknya minim sekali oposisi.

Anwar tak menjelaskan secara spesifik soal segmentasi oposisi, apakah di parlemen atau secara umum.

"Demokrasi tanpa oposisi tak ubahnya seperti gulai tanpa garam. Tidak enak sedikit pun untuk dinikmati karena rasanya tidak nyangkut di lidah dan tidak bisa merangsang selera," kata Anwar dalam pesan yang diterima Tribunnews, Kamis (20/1/2022).

Menurutnya, kehidupan berbangsa kini terasa hambar tanpa kehadiran oposisi dan dia menyayangkan hal tersebut.

"Tidak ada kritik dan perdebatan yang benar-benar substansial sehingga yang kedengaran oleh kita hanya ketokan palu yang  membuat suasana hati kita sebagai rakyat  tidak merasa enak dan nyaman," kata dia.

Baca juga: Catatan Oposisi Soal Pengesahan RUU IKN, Terkesan Terburu-buru dan Membebani Keuangan Negara

Anwar juga merasa ada yang lebih mengenaskan ketika ada kritik kemudian dicurigai hingga berakhir dengan serangan balik oleh orang-orang yang disebut Anwar sebagai buzzer.

"Hal ini tentu jelas tidak baik dan tidak sehat bagi kehidupan bangsa kita ke depan, karena dia akan membuat anak-anak bangsa ini akan lebih bersifat pragmatis, serta tidak tahan terhadap kritik, sehingga mereka tidak siap untuk menerima kebenaran dan masukan dari pihak lain," kata dia.

Kalau hal ini terus berlangsung, Anwar yakin rakyat Indonesia merugi besar karena bangsanya tidak lagi akan menjadi bangsa yang kreatif dan inovatif.

"Hal ini tentu jelas tidak kita inginkan, karena dia akan membuat bangsa ini menjadi bangsa yang tidak akan mampu bersaing dengan negara-negara lain di dunia, karena mereka telah kehilangan keberanian dan kebebasannya serta tidak lagi berani melakukan inovasi-inovasi dan kreativitasnya," pungkas dia.
 

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved