Pemerintah Kebut Penyusunan Buku Saku Moderasi Beragama
Pemerintah lewat Kementerian Agama tengah mengebut penyusunan buku saku moderasi beragama dari berbagai perspektif.
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah lewat Kementerian Agama tengah mengebut penyusunan buku saku moderasi beragama dari berbagai perspektif.
Plt Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Katolik Kementerian Agama (Kemenag), Albertus Magnus Adiyarto Sumardjono mengatakan Kemenag memiliki beberapa Bimas.
Adiyarto menyebut, diantaranya ada Bimas Kristen, Hindu, Budha, Islam dan juga Katolik yang masing-masing Bimas tengah mendefinisikan moderasi beragama agar lebih mudah dipahami masyarakat.
"Buku saku ini memudahkan praktik apa sih yang tepat, seperti apa sih pemahaman yang paling mudah. Itu salah satu upaya memperkuat moderasi beragama," ujarnya dalam sesi wawancara, Minggu (26/12/2021).
Moderasi beragama adalah cara pandang, sikap, perilaku, dan praktik beragama yang menjunjug tinggi kemanusiaan, mengusahakan kebaikan umum dengan prinsip adil, seimbang, dan taat konstitusi.
"Jadi cara hidup beragamanya, bukan agamanya, karena agama sudah menjadi wilayah internal masing-masing," ujarnya.
Baca juga: Kemandirian Pesantren hingga Moderasi Beragama, Gus Yaqut Beberkan Capaian Jadi Menag Selama Setahun
Menurutnya secara praktik Indonesia telah melaksanakan moderasi beragama, namun tantangannya berkaitan dengan penguatan moderasi beragama.
Adiyarto mengatakan Ditjen Bimas Katolik telah menyusun buku saku dan merancang moderasi beragama dalam perspektif agama katolik secara khusus untuk nanti dikombinasikan dengan perspektif agama yang lainnya.
Ia berujar moderasi bergama satu tahun ini telah dilaksanakan, dan akan terus dilaksanakan.
Apalagi tahun 2022 merupakan kick off tahun toleransi.
Baca juga: Ibadah Misa Natal Gereja Katolik Santo Servatius Berlangsung Khidmat
Hal ini agar umat semakin memahami makna moderasi beragama dan praktik-praktik yang benar yang menyertainya.
Buku tersebut dinilai penting sebagai acuan masyarakat Katolik dalam proses memahami moderasi beragama secara baik dan benar.