Sabtu, 4 Oktober 2025

Tutup LKTI Mahasiswa PTK Katolik, Menteri Agama: Jadilah Pelopor Moderasi Beragama di Dunia Akademik

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan, sangat mengapresiasi kegiatan lomba karya tulis ilmiah (LKTI) mahasiswa

Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Staf Ahli Bidang Manajemen Komunikasi dan Informasi Albertus M. Adiyarto Sumardjono membacakan sambutan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam acara penutupan LKTI Mahasiswa PTK Katolik di Aryaduta Hotel, Jakarta, Selasa (16/11/2021) malam. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan, sangat mengapresiasi kegiatan Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) mahasiswa perguruan tinggi keagamaan (PTK) Katolik tingkat nasional.

Terlebih, Yaqut menyebut lomba yang turut melibatkan 71 mahasiswa dari 21 PTK di Indonesia ini berhasil diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik.

Ada pun tema karya tulis ini adalah Moderasi Beragama dengan 4 sub tema yaitu, Akomodatif terhadap budaya lokal, Antikekerasan, Komitmen Kebangsaan dan Toleransi.

Hal itu disampaikan Yaqut melalui teks sambutan yang dibacakan oleh Staf Ahli Bidang Manajemen Komunikasi dan Informasi Albertus M Adiyarto Sumardjono dalam acara penutupan LKTI Mahasiswa PTK Katolik di Aryaduta Hotel, Jakarta, Selasa (16/11/2021) malam.

"Ini merupakan terobosan baru dalam sejarah Dirjen Bimas Katolik," kata Yaqut.

Yaqut menyampaikan, bahwa penguatan moderasi beragama merupakan hal yang sangat urgent untuk diwujudkan.

Baca juga: DPP Persadha Nusantara Ajak Semua Pihak Sudahi Polemik Pernyataan Menag Yaqut Cholil

Menurutnya, cara beragama harus dikembalikan ke jalan tengah, dimana jalan yang mengedepankan esensi agama yaitu jalan memanusiakan-manusia.

"Jalan moderasi beragama adalah jalan menyatukan kemanusiaan kita buka memecah-mecah umat manusia," ujarnya.

Yaqut, kata Adiyarto, juga menjelaskan apa itu moderasi beragama? Moderasi beragam adalah cara beragama jalan tengah sesuai makna kata moderasi sendiri. 

Pasalnya, dengan moderasi beragama sesorang tidak ekstrim dan tidak berlebih-lebihanan saat menjalankan ajaran agamannya. 

Dimana, tujuan moderasi beragama adalah untuk menengahi serta mengajak dua kutub ekstrim beragama untuk bergerak ke tengah, kembali pada esensi agama yaitu memanusiakan manusia.

Baca juga: Kemenag Gandeng Pergunu Kuatkan Moderasi Beragama

"Memanusian manusia berarti menerima kemanusiaan orang lain sebagai ciptaan Tuhan setiap agama mengajarakan bahwa manusia di ciptakan baik adanya, untuk hidup di dunia ini. Kita diajarkan mengasihi Allah yang tidak keliatan lewat mahkluknya yang keliatan," kata Yaqut.

Lebih lanjut, Yaqut mengatakan, kasih sayang kepada sesama merupakan tanggung jawab bersama sejak dilahirkan di dunia ini.

Karena, kita diajakan agama untuk bertanggung jawab atas kebaikan dan kesejahteraan sesama manusia melalui tindakan kongkrit. 

Dalam kesempatan itu, Yaqut juga menyampaikan pesan khusus kepada seluruh peserta karya tulis ilmiah mahasiswa PTK Katolik.

Dimana, Yaqut berharap perguruan tinggi keagamaan yang ada saat ini bisa menjadi pelopor dalam moderasi beragama.

"Saya berharap semua perguruan tinggi keagamaan di lingkungan Kemenag dapat menjadi pelopor dan moderasi beragama dalam dunia akademik dengan memperkuat pemahaman dan pengamalan cara beragam yang moderat dalam diri mahasiswa sehingga mahasiswa jadi duta moderasi beragama dalam hidup berbangsa dan bernegara," ungkap Yaqut.

Ia juga berpesan agar tak lelah mencintai Indonesia dengan berbagai macam cara. Salah satunya dengan menguatkan moderasi beragama, jalan tengah, jalan memanusiakan manusia. 

"Akhirnya, saya menyatakan pertemuan grand final lomba karya tulis mahasiswa perguruan tinggi keagamaan Katolik tingkat nasional di Jakarta di tutup secara resmi," tutup Yaqut.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved