Menjadi Presidensi G20, Jokowi Sebut Indonesia Setara Negara Maju
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa sebuah kehormatan bagi Indonesia untuk menjadi Presidensi KTT G20 pada tahun 2022.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa sebuah kehormatan bagi Indonesia untuk menjadi Presidensi KTT G20 pada tahun 2022.
Dengan memegang keketuaan G20, KTT akan digelar di Indonesia.
"Selama satu tahun sejak 1 Desember nanti sampai pada awal November 2022 kita akan menyelenggarakan kurang lebih 150-an pertemuan-pertemuan, baik urusan keuangan, urusan iklim, urusan digital ekonomi yang semuanya diselenggarakan di Indonesia," kata Jokowi dalam acara HUT NasDem, Kamis, (11/11/2021).
Indonesia, kata Presiden, menjadi negara berkembang pertama yang memegang Presidensi G20.
Baca juga: Jokowi Sebut Banyak Pimpinan Negara Besar Datang Kepadanya dalam KTT G20 dan COP26, Ada Apa?
Posisi strategis tersebut harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan nasional.
"Karena betul -betul kita duduk setara dengan negara- negara maju, bagaimana kita bisa mendongkrak, bagaimana kita bisa memanfaatkan posisi ini untuk kepentingan nasional kita. Tidak ada yang lain, kepentingan nasional kita," katanya.
Sebelumnya, Jokowi mengaku dirinya merasakan suasana yang berbeda saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Roma, Italia dan KTT perubahan iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia beberapa waktu lalu.
Suasana tersebut tidak dirasakan dalam pertemuan KTT sebelumnya.
"Ada yang saya rasakan yang berbeda kalau dibandingkan dengan summit dengan KTT-KTT sebelumnya di pertemuan itu," kata Jokowi dalam acara HUT NasDem, Kamis, (11/11/2021).
Perbedaan tersebut diantaranya yakni banyaknya permintaan menggelar pertemuan bilateral dari negara-negara yang hadir dalam KTT tersebut.
"Banyak sekali permintaan bilateral, banyak sekali permintaan pertemuan bilateral dari negara negara lain, negara negara yang hadir saat itu," kata Jokowi.
Selain itu, kata Jokowi, banyak sekali pemimpin negara lain yang menghampirinya saat berada di KTT.
Negara-negara tersebut, kata Presiden merupakan negara-negara besar.
"Banyak sekali yang secara mendadak baik waktu saya berdiri maupun saya duduk datang kepada saya, dan itu adalah negara negara gede, negara negara besar, kepala negara yang datang. Ini ada apa? Perbedaan itu yang saya rasakan," katanya.