Kemlu RI: 21 Negara Akan Hadiri Konferensi Internasional Soal Diplomasi Digital di Bali 16 November
21 negara akan turut berpartisipasi dalam penyelenggaraan International Conference on Digital Diplomacy (ICDD) yang akan diselenggarakan secara virtua
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sekira 21 negara akan turut berpartisipasi dalam penyelenggaraan International Conference on Digital Diplomacy (ICDD) yang akan diselenggarakan secara virtual dari Bali pada 16 November 2021.
Australia, Brunei Darussalam, Kamboja, Chile, China, Fiji, Finlandia, India, Indonesia, Jepang, Laos, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Korea Selatan, Singapura, Afrika Selatan, Thailand, Amerika Serikat, Inggris, dan Vietnam akan mengikuti konferensi ini.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Jubir Kemlu RI) Teuku Faizasyah mengatakan para menteri, tokoh terkemuka, dan ahli dari manca negara akan menyampaikan ide dan pemikiran mereka dalam panel diskusi yang turut melibatkan partisipasi publik.
“Akan ada 2 tema besar, yakni Digital Diplomacy for Crisis Management atau Digital Diplomacy and the New Era of Opportunities,” kata Faiza pada konferensi pers hari Senin (8/11/2021).
Negara-negara yang hadir, termasuk Indonesia, nantinya akan menyampaikan pandangannya dengan memilih untuk berbicara salah satu dari 2 tema besar tersebut.
ICDD akan dilaksanakan pada tanggal 16 November 2021 di Conrad, Kawasan Nusa Dua, Bali pada pukul 13.00 - 17.40 WITA.
Baca juga: COP-4.1 Konvensi Minamata Hasilkan Dua Keputusan Utama
Faizasyah mengatakan tema ICDD adalah “Unmasking Digital Diplomacy in The New Normal”.
Pemilihan tema menyesuaikan dengan kondisi yang sedang sangat relevan bagi dunia, dimana penggunaan masker telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di era new normal.
ICDD bertujuan untuk memperluas pertukaran ide, keahlian, pengalaman dan mencari peluang untuk kerja sama masa depan dalam diplomasi digital di antara negara-negara di seluruh dunia.
“ICDD 2021 akan mengadopsi Bali Message yang diharapkan mampu mengidentifikasi sektor-sektor kerja sama di bidang diplomasi digital,” ujarnya.
Harapannya hal ini dapat dikolaborasikan dan menghasilkan hasil konkret seperti policy recommendation untuk menjawab peluang dan tantangan diplomasi digital di masa mendatang.
Termasuk memberikan dalam penanganan dan pemulihan di masa krisis seperti pada masa Pandemi COVID-19.
“Harapan kita tentunya dari kegiatan ini juga akan ikut berkontribusi bagi pemulihan ekonomi, khususnya di Bali dan wilayah ekonomi lainnya di Indonesia,” katanya.