Jumat, 3 Oktober 2025

Pemilu 2024

Elektabilitas Ganjar Pranowo Melonjak Signifikan, Dulu di Bawah Anies, Kini Imbangi Prabowo

Elektabilitas politikus PDI Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo dalam pencalonan presiden (capres) untuk Pemilu 2024 saat ini meningkat signifikan

Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
Istimewa
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. 

TRIBUNNEWS.COM - Elektabilitas politikus PDI Perjuangan (PDIP), Ganjar Pranowo, dalam pencalonan presiden (capres) untuk Pemilu 2024 saat ini meningkat signifikan.

Bahkan, hasil survei terbaru Litbang Harian Kompas yang dilakukan pada 26 September- 9 Oktober 2021 terhadap 1.200 responden di 34 provinsi Indonesia menunjukkan, elektabilitas Ganjar imbang dengan elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Informasi tersebut disampaikan oleh peneliti utama Litbang Harian Kompas, Bestian Nainggolan, Senin (18/10/2021).

Bestian mengatakan, pada survei April 2021, jarak antara Ganjar dengan Prabowo cukup jauh.

Elektabilitas Ganjar pun sebelumnya juga di bawah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Kala itu, Ganjar memiliki elektabilitas sebesar 7,3 persen atau berada di posisi ketiga.

Namun, kini jarak antara Ganjar dan Prabowo semakin dekat.

Baca juga: Tetua Suku Tobelo Basuh Kaki Ganjar dan Istri

Baca juga: Sanksi Menanti Pendukung Ganjar dan Puan Jika Masih Deklarasi Capres Sebelum Ada Keputusan Megawati

Mereka sama-sama meraih elektabilitas sebesar 13,9 persen dalam survei calon presiden (capres) untuk Pemilu 2024.

"Tadinya berjarak cukup lebar antara Pak Ganjar dengan Pak Prabowo dan Pak Anies Baswedan, ini menjadi semakin dekat, terutama Pak Ganjar Pranowo dan Pak Prabowo," kata Bestian.

"Kali ini melonjak menjadi 13,9 persen, hampir sama atau katakanlah masih dalam rentang hasil yang sama dengan Pak Prabowo Subianto," terang Bastian, dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (19/10/2021).

Sementara itu, Anies Baswedan menempati posisi ketiga dengan persentase 9,6 persen.

Hasil survei ini menunjukkan tiga sosok bersaing di ketat, terutama antara Prabowo dan Ganjar.

Sementara itu, selain ketiga sosok tersebut, Litbang Kompas juga mencatatkan tingkat elektabilitas tokoh-tokoh lainnya.

Mereka adalah Ridwan Kamil (5,1 persen), Tri Rismaharini (4,9 persen), Sandiaga Uno (4,6 persen), Basuki Tjahaja Purnama (4,5 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (1,9 persen), Mahfud MD (1,2 persen), dan Gatot Nurmantyo (1,1 persen).

Baca juga: DPP PDIP Panggil Albertus Sumbogo, Minta Klarifikasi Soal Dukung Ganjar Pranowo Capres 2024

SMRC: Publik Lebih Pentingkan Kualitas Ganjar Maju Capres

Direktur Lembaga Survei Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC), Deni Irvani, mengatakan bahwa saat ini tokoh-tokoh yang memiliki elektibilitas tinggi kebanyakan adalah tokoh-tokoh yang bukan elite inti partai.

Hal ini karena pemilih lebih mementingkan kualitas personal capres bila dibandingkan dengan keputusan partai.

DIrektur Riset SMRC, Deni Irvani Tanggapi Soal Pemilih Lebih Pentingkan Kualitas Personal Capres Dibanding Keputusan Partai (Tangkap Layar Kompas Tv) (Selasa 12/10/2021)
DIrektur Riset SMRC, Deni Irvani. (Tangkap Layar Kompas Tv)

Hal itu menjadi tantangan bagi partai politik.

Penjelasan tersebut disampaikan oleh Deni dalam bincang dan diskusi dalam segmen "SMRC: Pemilih Lebih Pentingkan Kualitas Personal Capres Dibanding Keputusan Partai" yang disiarkan secara virtual oleh Kompas Tv, Selasa (12/10/2021).

"Tekait survei ini ternyata tokoh-tokoh yang memiliki elektibiliti tinggi kebanyakan adalah tokoh-tokoh yang bukan elite inti partai."

Baca juga: Digadang-gadang Maju Jadi Capres, DPP Partai Gerindra Sumbar: Prabowo Belum Putuskan Maju Tidaknya

"Yang lainnya adalah tokoh-tokoh yang bukan elite partai, sehingga ini menjadi tantangan bagi partai politik bahwa ternyata publik sementara ini lebih menyukai tokoh diluar tokoh elite partai," terang Deni.

Seperti satu di antaranya adalah Ganjar Pranowo.

Ganjar, kata Deni, memiliki elektibilitas tinggi, tapi bukan tokoh inti dari Partai PDIP.

"(Ganjar) dia memang seorang kader PDIP tapi bukanlah inti dari Partai PDIP," jelas Deni.

Meski begitu, menurut Deni, ini penting juga untuk diperhatikan bahwa masyarakat lebih mementingkan personal capres daripada keputusan partai.

Artinya, pemilih lebih mengikuti apa yang menurut mereka pantas dan siapa yang memenuhi karakter seorang capres.

Sementara itu, tokoh-tokoh ketua umum partai yang memiliki elektibilitas lumayan adalah Prabowo dan AHY.

Baca juga: Eks Pegawai KPK Rasamala Aritonang Berencana Bentuk Partai Politik

Elite PDIP Mestinya Beri Ruang Pada Putra-putri Terbaiknya

Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo, turut menanggapi soal polemik pencapresan Partai PDI-Perjuangan.

Menurut Karyono, elite PDIP harus lebih peka dan bijaksana untuk mau mendengarkan aspirasi rakyat demi mewujudkan cita-cita ideologi.

Jangan semata-mata hanya sekedar pertarungan kekuasaan demi memperebutkan egonya.

"Paradigma kader dan pimpinan PDIP terhadap Pilpres 2024, jangan semata-mata hanya sekedar pertarungan kekuasaan, tetapi pertarungan untuk mewujudkan cita-cita ideologi dan memenangkan aspirasi rakyat."

"PDIP seharusnya lebih mementingkan aspek platfrom perjuangan berlandaskan pada ideologi partai. Kalau paradigmanya dalam memandang Pilpres itu sekedar kekuasaan, maka yang terjadi adalah ego," kata Karyono dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (19/10/2021).

Baca juga: Polemik Banteng vs Celeng PDIP, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming: Saya Dekat dengan Semua

PDIP, kata Karyono, harus lebih terbuka dalam memberikan ruang kepada putra-putri terbaiknya.

"Dan syaratnya kemudian adalah kasih ruang yang sama kepada putra putri terbaik yang ada di PDIP," tambah Karyono.

Jika demikian, maka PDIP akan mendapatkan tempat dihati masyarakat.

"Nantinya PDIP akan kalah pilpres dan legislatif. Harapan untuk menang hattrick buyar. (Jadi baiknya) biarkan bunga itu tumbuh mengharumkan semerbak bangsa. Jadi siapa figur yang paling banyak didukung oleh masyarakat itu terserah masyarakat," ujar Karyono.

Kalau tidak, mungkin saja situasi ini akan dimanfaatkan oleh lawan politik PDIP.

"Ini rawanIah dimanfaatkan oleh lawan politik PDIP dan bisa digoreng sampai kering isu ini," imbuh Karyono.

Untuk itu, Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri, sangat diharapkan agar hati-hati dalam membuat keputusan terkait nama yang akan diusungnya nanti.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Faryyanida Putwiliani/Chaerul Umam)

Baca juga terkait Pemilu 2024

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved