Pulang ke Tanah Air, Dubes Sukmo Harsono Blusukan Cari Produk untuk Genjot Ekspor ke Amerika Latin
Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Panama, Sukmo Harsono, pulang ke tanah air untuk melakoni sejumlah kunjungan kerja.
TRIBUNNEWS.COM - Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Panama, Sukmo Harsono, pulang ke tanah air untuk melakoni sejumlah kunjungan kerja.
Sukmo Harsono mengagendakan blusukan di sejumlah industri untuk mencari produk yang bisa diekspor ke wilayah Amerika Latin dan Karibia.
Salah satunya, ia mengunjungi kawasan pengrajin kayu dan rotan di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (9/10/2021).
Tepatnya di wilayah Desa Trangsan, Kecamatan Gatak.
Sebagai dubes, kata Sukmo, ia menjadi sales negara untuk menggenjot ekspor.
"Kepulangan saya ke tanah air bukan untuk cuti atau liburan, tapi benar-benar mendatangi sentra-sentra industri, baik tekstil, kerajinan kayu rotan, ataupun industri yang lain, yang bisa kita bawa ke Panama, untuk saya sales-kan," ungkap Sukmo kepada Tribunnews.com.

Baca juga: Kemendag Sukses Cetak UKM Eksportir, Damar Batu dan Lidi Sawit Tembus Pasar Asia Selatan
Sukmo menyebut, diplomasi ekonomi menjadi tugas pokok yang menjadi prioritas saat ini, sesuai instruksi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Pada pokoknya tujuannya meningkatkan volume ekspor kita ke luar negeri, atau mencari produk baru yang bisa diekspor ke luar negeri, khususnya ke wilayah Amerika Latin dan Karibia."
"Jadi saya ini menjadi sales negara untuk membantu para eksportir Indonesia agar mampu menembus pasar Amerika Latin," imbuhnya.
Sukmo diketahui juga merangkap sebagai Dubes Indonesia untuk Honduras, Kosta Rika, dan Nicaragua.
Baca juga: Genjot Pasar Luar Negeri, 6 Ton Salak Pondoh Yogyakarta Tembus Ekspor ke Kamboja
Bertemu dengan HIMKI
Sementara itu dalam kunjungannya hari ini, Sukmo bertemu dengan Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Solo Raya.
Pertemuan itu dilangsungkan di PT Kharisma Rotan Mandiri, Gatak, Sukoharjo.
Sukmo berdiskusi langsung dengan para pengusaha dan eksportir.

Dalam pertemuan tersebut, Sukmo menjaring sejumlah persoalan dari para pengusaha.
Antara lain, banyaknya keluhan mengenai perizinan yang terlalu rumit di Indonesia.
"Antara satu institusi dengan institusi lain sifatnya bukan mempermudah, bukan meringankan, tapi justru memberatkan kerja mereka," ungkap Sukmo berdasar keluhan anggota HIMKI.
Baca juga: Kinerja Ekspor Indonesia Terdongkrak oleh Kenaikan Harga Komoditas dan Pulihnya Ekonomi Negara Mitra
Disebutkannya, tidak ada sinkronisasi antara perizinan satu dengan yang lain.
"Bahasa mereka yang perlu menjadi perhatian pemerintah ialah, untuk menjadi pengusaha besar sangat berat dan tidak mudah dikarenakan bukan karena pasarnya yang tidak ada, tapi justru lebih sulit mengurusi izin di dalam negerinya," ungkap Sukmo.
Sukmo menyebut hal itu perlu menjadi perhatian pemerintah.
"Khususnya dalam rangka memberdayakan pengusaha-pengusaha kita untuk menembus pasar internasional," ungkap Sukmo.
Tanggapan HIMKI
Sementara itu Wakil Ketua Umum HIMKI Bidang Bahan Baku, Adi Dharma Santoso berharap kunjungan Dubes Sukmo Harsono dapat memperluas pasar ekspor industri meubel dan kerajinan.
"Kami berharap kunjungan Pak Dubes Panama bisa membuka hub bagi produk kita agar bisa masuk di pasar Amerika Latin, ada Panama itu sendiri, Honduras, Kosta Rika, dan Nicaragua," ungkap Adi.
Baca juga: Asosiasi Pengusaha Sawit dan Semen Minta Zero ODOL Diundur Lagi Hingga 2025
Dengan dibukanya hub di Panama, Adi berharap produk Indonesia dapat dipasarkan hingga menyebar di wilayah Amerika.
"Diharapkan membawa kemudahan untuk memasarkan, baik ke utara seperti Meksiko, Amerika, atau selatan," ungkap Adi.
Adapun selain Sukoharjo, Sukmo Harsono dijadwalkan menyambangi sejumlah daerah di Indonesia.
Antara lain bertemu eksportir di Yogyakarta dan Bandung.
Selain itu ia juga dijadwalkan menuju Bali untuk bertemu salah satu Pemerintah Daerah setempat terkait penawaran pameran dagang dan promosi pariwisata di Panama.
Setelah kurang lebih 20 hari di Indonesia, Sukmo akan kembali menuju Panama.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)