Pengamat Politik Sebut Pujian Prabowo untuk Presiden Jokowi Layaknya Narasi Hampa
Ubedilah Badrun menilai pujian Prabowo Subianto kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di depan para
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menilai pujian Prabowo Subianto kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di depan para pimpinan partai koalisi seperti narasi hampa.
Menurut Ubed, antara narasi pujian dan fakta empirik sangat jauh berbeda seperti jauh panggang dari api.
"Mohon maaf, Prabowo sepertinya tidak menggunakan data dalam menilai apa yang sesungguhnya sedang terjadi," kata Ubed kepada wartawan, Senin (30/8/2021).
Ubed mengambil fakta empirik bahwa korupsi merajalela, indeks persepsi korupsi Indonesia memiliki skor 37 dari rentang 0 sampai 100.
"Padahal KPK sudah menjadi bagian dari lembaga eksekutif sesuai maunya Jokowi melalui revisi UU KPK 2019 lalu. Jokowi ternyata tidak berdaya dihadapan KPK, sebab faktanya tetap saja KPK melanjutkan proses TWK untuk menyingkirkan penyidik KPK yang punya integritas. Inikah yang disebut on the right track oleh Prabowo?" katanya.
Ubed juga mengatakan hukuman untuk koruptor Bansos uang rakyat miskin juga sangat rendah yakni 12 tahun, padahal undang-undang menyebutkan bahwa korupsi uang bantuan untuk bencana bisa dihukum mati, atau minimalnya seumur hidup.
"Apalagi kasusnya memang di tengah bencana pandemi Covid-19 dan uang bansos yang dikorupsi juga seharusnya untuk rakyat miskin yang terdampak akibat bencana tersebut. Inikah yang disebut Prabowo bahwa Jokowi memiliki kepemimpinan yang efektif?" katanya.
Baca juga: Menkes Jepang: 2 Warga Meninggal karena Vaksinasi Covid-19, Bukan karena Zat Asing
Soal pandemi, dia mempertanyakan kepemimpinan Jokowi efektif di tengah fakta dua minggu berturut-turut Indonesia menjadi negara dengan tingkat kematian akibat Covid-19 tertinggi di dunia?
"Ulama, pendeta, rohaniawan, tenaga kesehatan, para profesor, akademisi, guru, pebisnis, buruh, petani, pedagang, hingga rakyat jelata telah menjadi korban akibat kelalaian kepemimpinan yang gagal mengantisipasi lonjakan kasus pada Juli 2021 lalu. Kini sudah lebih dari 130 ribu korban kematian dari pandemi covid-19. Inikah yang disebut efektif oleh Prabowo?" ujarnya.
Ubed menilai narasi Prabowo akan semakin hampa jika melihat data indeks demokrasi Indonesia yang skornya terburuk sepanjang 14 tahun terakhir dengan indeks kebebasan sipil rapotnya merah di skor 5,59.
Indeks Hak Asasi Manusia juga rapotnya merah hanya mencapai skor 2,9 dari rentang skor 0 sampai 7.
"Pesan saya untuk Pak Prabowo Hati-hati Pak Prabowo, jika bapak merasa kepemimpinan Jokowi on the right track itu bisa memungkinkan muncul analisis bahwa bapak juga menjadi bagian yang menikmati bancakan APBN di tengah penderitaan rakyat," ujarnya.
Baca juga: Prabowo Nilai Kepemimpinan Jokowi Dalam Tangani Pandemi Efektif: Saya Bangga Jadi Bagian Pemerintah
Sebelumnya, Sekretariat Presiden merilis rekaman video pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan para Ketua Umum (Ketum) Partai Politik (Parpol) pendukung pemerintah yang digelar beberapa waktu lalu.
Semua ketum parpol pendukung pemerintah menyampaikan pidato, termasuk Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang mengaku bangga menjadi bagian dari pemerintahan.