Selasa, 30 September 2025

Jamkrindo dan Salarea Foundation Menyiapkan Program Rumah Semai

Dengan penanaman kelapa dan bambu diharapkan bisa mencegah terjadinya erosi di sekitar DAS.

istimewa
Tim Jamkrindo meninjau aktivitas persiapan pembuatan rumah semai. 

Kris berharap, warga di lingkungan Loji bisa secara mandiri menanam stroberi dengan memanfaatkan  pekarangan rumah lewat media pot atau polybag. 

"Kami ingin menghijaukan lingkungan warga dengan buah stroberi. Setelah saya coba tanam, cocok juga di Cibatu," tuturnya. 

Hal senada diutarakan Asep, Wakil Kepala Sekolah SMA PGRI Cibatu. 

"Kami sangat mengapresiasi kehadiran rumah sampah dan rencana pembuatan rumah semai di sekitar lingkungan sekolah. Ini bentuk kolaborasi yang apik antara pihak swasta, lembaga penggiat lingkungan, masyarakat dan warga sekolah dalam pemberdayaan dan program peduli lingkungan. Rumah sampah dan rumah semai akan menjadi bagian kegiatan ekstrakurikuler di sekolah kami," ujarnya.

Menurut Dadan, rumah semai juga dipersiapkan untuk tempat pembibitan kopi berhubung banyak petani yang membutuhkan bibit kopi berkualitas guna meningkatkan produktivitas. 

Kemudian, rumah semai juga berperan dalam pembibitan tanaman konservasi bagi program rehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) di Garut, sekaligus memproduksi pupuk kompos atau organik dengan memberdayakan relawan MPL dan rumah sampah. 

Sedangkan, tanaman yang dipilih untuk konservasi ini adalah kelapa dan bambu, dengan pertimbangan selain punya nilai ekonomis juga akarnya baik untuk menahan erosi. 

"Agar rumah semai ini bisa menjalankan fungsinya dan memberikan insentif bagi relawan MPL dan rumah sampah dari produksi bibit, kami mengharapkan dukungan dari para stakeholder baik swasta maupun pemerintah dalam pengembangannya," harap Dadan.   

Sejatinya, di samping kendala permodalan dan pupuk, petani juga masih kesulitan mendapatkan bibit berkualitas karena terbatas.

 "Kami tentu senang kalau ada pihak-pihak yang bisa membantu petani mendapatkan bibit unggul, khususnya kopi. Harapannya, dengan bibit yang bagus tentu produktivitas hasil panen pun bisa meningkat," sebut Wawan, petani asal Kampung Dukuh, Desa Karyamukti, Kecamatan Cibatu.   

Mengenai pengembangan bank sampah, Rismanto, pengelola Rumah Sampah Salarea bilang, pihaknya masih membutuhkan fasilitasi untuk pelatihan manajemen bank sampah dan peningkatan kapasitas.

 "Rumah sampah mulai beroperasi dengan kapasitas produksi 50 kilogram per hari. Mudah-mudahan keberadaan rumah sampah ini menjadi solusi atas persoalan sampah liar, mendatangkan berkah bagi masyarakat, dan inspirasi bagi gerakan peduli lingkungan," terangnya.

Mulyana, Pengelola Rumah Sampah MPL Pasir Waru mengajak perusahaan swasta lainnya untuk membantu kelompok-kelompok masyarakat yang begerak di pemberdayaan dan pendampingan, khsusnya di wilayah pedesaan dan masyarakat pinggirian. 

"Kontribusi pihak perusahaan swasta dan BUMN sangat penting untuk memajukan ekonomi desa. Makanya, langkah positif dari Jamkrindo melakukan pemberdayaan di Garut yang bekelanjutan bisa diikuti oleh perusahaan lainnya," harap dia.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan