Selasa, 30 September 2025

Antisipasi Kebakaran Gambut di Kalimantan Perlu Libatkan Masyarakat dan Kolaborasi Lintas Sektor

Bambang juga mengajak untuk melakukan pemanfaatan pengecekan data menggunakan data satelit. 

istimewa
Ilustrasi. 

“Melihat revitalisasi yang kita bentuk di Kabupaten Mempawah ini sangat efektif. Di sana masyarakat ternak sapi untuk penggemukan, dan berjalan terus,” ucap Adi.

Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Kalimantan Selatan, Dadang mengatakan wilayahnya juga telah melakukan operasi pembasahan gambut di sejumlah desa dan obyek vital nasional Bandara Syamsudin Noor. 

Kegiatan yang berlangsung menggandeng MPA, TRGD, dan dinas di tingkat kabupaten/kota.

Saat ini, berdasarkan evaluasi, pihaknya menyebut masih kekurangan sarana dan prasarana pembasarahan. “Belum ada sarana prasarana yang memadai. Mudah-mudahan ada peralatan pemadaman karhutla,” ujar dia.

Sementara itu Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kalimantan Tengah, Merti Ilona menyebut kerja BRGM dalam merestorasi kerusakan gambut akibat alih fungsi lahan dan kebakaran. 

Dia menjadi sakti bahwa kebakaran gambut mengakibatkan bencana kabut asap luar biasa.

Untuk itu, dia berharap intervensi pengembangan ekonomi bagi warga yang tinggal di sekitar IPG dapat diteruskan untuk mengawal IPG. 

“Semoga di tengah pandemi jangan sampai duet maut Covid-19 dan kebakaran gambut terjadi,” kata Merti.

Untuk menghindari terjadinya kebakaran gambut, Kepala Kelompok Kerja Wilayah Kalimantan dan Papua BRGM, Jany Tri Raharjo mengatakan sejak awal Juni pihaknya sudah mengantisipasi kemarau. Salah satunya dengan melakukan pengecekkan kondisi IPG di titik yang rawan terbakar.

Baca juga: Pemerintah Perkuat Kebijakan Iklim Melalui Pemulihan Gambut dan Mangrove

“Sekat kanal dan sumur bor yang kondisinya rusak akan kami perbaiki,” ucap  Jany

Selain memeriksa IPG, BRGM juga mengajak Manggala Agni pasukan pemadam karhutla Kementerian LHK, masyarakat peduli api (MPA)  untuk melakukan pembasahan gambut kering atau Operasi Pembasahan Gambut Rawan Kekeringan  (OPGRK). 

“Lokasinya dipilih dengan mempertimbangkan kriteria, tidak hujan selama tujuh hari, atau BMKG memprediksi kemudahan terbakar, atau indikasi titik panas, atau berdasar tinggi muka air. Salah satu saja tidak terpenuhi tim di lapangan bergerak,” ucap dia.

Selain pembasahan lahan yang kering, tim di lapangan juga menjadi bagian subordinat satuan tugas pemadaman. 

Tugasnya, membantu penyediaan peralatan dan sumber daya manusia untuk mengisolasi kebakaran lahan.

Jany tak menampik, meski sudah diantisipasi dengan pembasahan, kebakaran masih bisa terjadi. 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved