Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

YLKI Apresiasi Inisiatif BUMN Sediakan Obat dan Oksigen untuk Pasien Covid-19

Sularsi mengatakan, saat ini kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia sudah memasuki fase darurat.

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Sanusi
TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA
ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengapresiasi inisiatif  Pemerintah melalui Kementerian BUMN memproduksi obat dan pengadaan oksigen untuk pasien Covid-19.

Koordinator Pengaduan dan Hukum YLKI Sularsi menilai langkah tersebut sudah sangat tepat.

Sularsi mengatakan, saat ini kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia sudah memasuki fase darurat.

Baca juga: Sepekan PPKM Darurat, Data Perdagangan Saham Mayoritas Bergerak Positif

Dengan pengaturan dan koordinasi yang dilakukan Kementerian BUMN ini Sularsi berharap dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang tengah melakukan Isoma.

"Peran Pemerintah sangat penting sekali dalam penanggulangan Covid-19 khususnya dalam melakukan koordinasi dan pengawasan. Khususnya dalam mengawasi harga obat dan oksigen bagi masyarakat. Jangan sampai kejadian awal pandemik terjadi lagi," ujarnya, Minggu (11/7/2021).

Baca juga: Kota Bandar Lampung Berlakukan PPKM Darurat Mulai Besok, Ada Penyekatan Hingga Patroli Prokes

Karena itu dia menilai, langkah Pemerintah menunjuk kementerian BUMN untuk memimpin stabilisasi dan ketersediaan obat serta oksigen saat ini sudah tepat.

"Obat dan oksigen saat ini vital bagi masyarakat yang membutuhkan," ungkap Sularsi.

Ketersediaan obat Covid-19, vitamin dan oksigen saat ini sudah dipenuhi oleh Pemerintah melalui Kementerian BUMN. Sehingga Sularsi menilai dari sisi suplai, saat ini dinilai sudah sangat mencukupi.

Agar obat, vitamin dan oksigen yang sudah diproduksi cukup ini dapat dinikmati  masyarakat dengan harga yang wajar dan terjangkau, Sularsi berharap Pemerintah dapat  mengawasi marketplace dan telemedicine yang selama ini menjual obat dan vitamin.

Dari pengamatan YLKI, harga obat, vitamin dan oksigen di marketplace terbilang sangat mahal dan di luar kewajaran.

Diakui Sularsi, memang saat ini pemerintah melalui Kementerian Kesehatan sudah mengeluarkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk obat, vitamin dan oksigen.

Namun dalam praktiknya, pengawasan yang dilakukan Pemerintah dinilai Sularsi masih perlu ditingkatkan. Khususnya pengawasan di marketplace.

Baca juga: RS Covid-19 Asrama Haji Mulai Beroperasi, Danone Indonesia Salurkan Bantuan, APD hingga Oksigen

Pemerintah harus menunjuk koordinator untuk melakukan pengawasan dan distribusi obat, vitamin maupun oksigen di platform digital.

Peran marketplace dalam membantu Pemerintah mengontrol dan mengawasi harga obat, vitamin maupun oksigen juga perlu dilibatkan.

Dengan melibatkan marketplace dan telemedicine Pemerintah diharapkan mampu memberikan informasi ketersediaan obat, vitamin dan oksigen bagi masyarakat yang tengah melakukan Isoma. Jika ada pelanggaran atau penyalahgunaan, Pemerintah harus segera menindak dengan tegas. Ini masalah kemanusiaan.

"Pemerintah disarankan juga membuat hotline pengaduan masyarakat mengenai penyalahgunaan harga obat, vitamin dan oksigen," ungkap Sularsi.

Agar distribusi dan pengendalian obat yang dibuat Pemerintah melalui BUMN ini dapat diawasi secara ketat, Sularsi menyarankan agar Pemerintah dapat menggunakan jalur distribusi obat yang sudah dimiliki oleh perusahaan BUMN atau swasta mitra Pemerintah.

Saat ini Pemerintah sudah menggandeng platform digital telemedicine. Sehingga masyarakat yang melakukan Isoma memiliki keleluasaan untuk menggunakan telemedicine

Nantinya setelah masyarakat berkonsultasi dengan dokter di telemedicine obat dapat diambil di apotek milik BUMN atau yang menjadi mitra Pemerintah. Sehingga distribusi, peredaran dan pengawasan obat dapat dimonitoring secara ketat.

"Selain dapat membantu pengawasan distribusi obat, langkah kerjasama dengan telemedicine dan apotek milik perusahaan BUMN atau swasta yang bekerjasama dengan Pemerintah dapat mengurangi beban fasilitas kesehatan yang saat ini sedang tinggi," terang Sularsi.

Agar Pemerintah tidak tergopoh-gopoh lagi dalam menyediakan oksigen di masa mendatang, Sularsi menyarankan kepada Pemerintah untuk dapat memberdayakan perusahaan BUMN untuk membuat instalasi pembuatan oksigen medis. Memang untuk jangka pendek suplai oksigen dinilai Sularsi sudah. Namun perang melawan Covid-19 tidak tahu kapan berakhirnya.

"Sehingga kebutuhan oksigen medis kemungkinan juga akan tinggi di masa mendatang. Pemerintah harus memikirkan ketersediaan suplai oksigen medis di masa mendatang," jelasnya.

Pemerintah perlu menginstruksikan perusahaan BUMN untuk melakukan inovasi dang mengoptimalkan kapasitasnya membuat instalasi produksi oksigen di rumah sakit. Kita harus memberdayakan perusahaan BUMN dan swasta nasional untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan kualitas sesuai dengan standar kesehatan," imbuhnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved