Kamis, 2 Oktober 2025

Polemik Impor, Jokowi Janji Beras Petani akan Diserap Bulog

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pastikan bahwa beras petani pada masa panen raya sekarang ini akan diserap oleh Perum Bulog.

Kompas / Hendra A Setyawan
Ilustrasi beras di gudang Bulog. 

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) pastikan bahwa beras petani pada masa panen raya sekarang ini akan diserap oleh Perum Bulog.

Hal itu disampaikan Presiden merespon polemik rencana Kementerian Perdagangan mengimpor beras sebanyak satu juta ton.

Menurut Presiden, beras impor tersebut belum masuk ke Indonesia.

"Saya  tegaskan sekali lagi berasnya belum masuk,  saya pasti kan beras petani akan diserap oleh Bulog," kata Presiden dalam pernyataanya yang disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Jumat, (26/3/2021).

Baca juga: Buwas Bantah Pernyataan Mendag soal Serapan Bulog Cuma 80 Ribu Ton

Untuk menyerap beras petani tersebut, Presiden telah memerintahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk menyiapkan anggarannya.

Apalagi kata Presiden saat ini sudah memasuki panen raya, dan harga beras petani belum sesuai dengan yang diharapkan.

"Saya akan segera memerintahkan Menteri Keuangan agar membantu terkait anggaran nya," kata Jokowi.

Baca juga: Presiden Jokowi: Saya Pastikan Sampai Juni 2021 Tidak Ada Beras Impor Masuk Indonesia

Pernyataan Jokowi soal polemik impor beras.
Pernyataan Jokowi soal polemik impor beras. (YouTube Sekretariat Presiden)

Menurut Presiden tidak akan ada Impor beras hingga Juni mendatang.

Kurang lebih sudah tiga tahun Indonesia tidak mengimpor beras.

Adapun rencana impor beras dilakukan karena sudah ada nota kesepahaman (MOU) dengan Thailand dan Vietnam. 

Pemerintah membuat MOU untuk berjaga-jaga karena situasi Pandemi Covid-19 yang penuh dengan ketidakpastian.

Oleh karena itu Presiden meminta perdebatan soal rencana impor beras tersebut dihentikan.

Karena perdebatan justru akan membuat harga gabah menjadi turun.

"Saya minta segera hentikan perdebatan yang berkaitan dengan impor beras, ini justru bisa membuat harga jual gabah di tingkat petani turun atau anjlok," pungkasnya.

Baca juga: Dirut Bulog Budi Waseso Ungkap Penyebab Beras Turun Mutu

Sebelumnya rencana Kementerian Perdagangan mengimpor beras menuai polemik lantaran dilakukan berdekatan dengan panen raya. 

Tidak hanya dari luar pemerintahan, Impor beras yang dicetuskan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi juga mendapat sorotan dari dalam pemerintah. 

Pihak Kementerian Pertanian menyebut bahwa produksi beras nasional bakal surplus alias  berlebih sampai akhir Mei 2021.

Tidak hanya beras, komoditas lainnya yang surplus tersebut yakni jagung, kedelai, bawang merah, cabai, daging dan gula.

Tidak hanya dari Kementan, rencana impor beras juga mendapat sorotan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso.

Ia menilai, kebijakan impor beras tersebut tak sejalan dengan arahan Presiden untuk mencintai  produk dalam negeri.

"Pak Presiden bahkan bilang cintailah produk dalam negeri artinya utamakan produksi dalam negeri. Saya pegang pembicaraan itu. Tapi belum apa-apa kok kita malah menyatakan impor beras, apalagi ini lagi masa panen," Kata Buwas.

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (tengah) memanen padi bersama jajaran rektorat Universitas Sebelas Maret di Sukoharjo, Jumat (21/6/2019)
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (tengah) memanen padi bersama jajaran rektorat Universitas Sebelas Maret di Sukoharjo, Jumat (21/6/2019) (TRIBUN JATENG/DANIEL ARI PURNOMO)

Ketidaksetujuan atas rencana impor beras tersebut juga disampaikan sejumlah kepala daerah.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengusulkan pemerintah pusat menunda impor beras.

Alasannya impor berpotensi membuat harga beras lokal turun, sehingga mengancam kesejahteraan petani

Sementara itu Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menilai keputusan rencana impor beras oleh Kemendag terlalu dini.

Senada dengan Ridwan Kamil, menurut Ganjar impor sebaiknya dilakukan setelah panen raya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved