Gejolak di Partai Demokrat
Kamhar: Pandangan Jhoni Allen soal AHY Sangat Keliru dan Feodal
Menurut Kamhar, Jhoni Allen sepertinya sangat tidak nyaman ketika Partai Demokrat memilih berada di luar pemerintahan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandangan Jhoni Allen bahwa Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tidak berkeringat sangat keliru.
Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani mengatakan penilaian Jhoni Allen terhadap AHY justru menegaskan dirinya yang sangat arogan dan feodal.
"Tak bisa menerima kenyataan regenerasi sebagai keniscayaan. Masih terjebak pada romantisme masa lalu untuk memperturutkan syahwat dirinya tuk terus berkuasa, baik dipartai yang kini menjadi Sekjen abal-abal maupun di pemerintahan," kata Kamhar, Sabtu (20/3/2021).
Menurut Kamhar, Jhoni Allen sepertinya sangat tidak nyaman ketika Partai Demokrat memilih berada di luar pemerintahan.
"Segenap kader yang berpikiran jernih dan memiliki harapan agar Partai Demokrat bangkit kembali memahami hadirnya AHY adalah solusi," ujar Kamhar.
Baca juga: Demokrat Pastikan Poster JK-AHY Maju Pilpres 2024 adalah Hoaks
Dijelaskan bahwa ini terkonfirmasi dari hasil survei berbagai lembaga survei yang memotret trend kenaikan elektabilitas Partai Demokrat di bawah kepemimpinan Ketum AHY.
"Capaian ini tak jatuh dari langit, melainkan hasil kerja keras dan kerja cerdas buah kepemimpinan Mas Ketum AHY dalam merespon dinamika eksternal di masa pandemi yang berakibat pada krisis kesehatan dan krisis ekonomi dengan menginstruksikan kader dan struktur partai disemua tingkatan melakukan program-program yang membantu meringankan beban masyarakat di bidang kesehatan dan ekonomi," katanya.
Menurut Kamhar, masyarakat mengapresiasi kerja nyata ini.
Ini antara lain yang menjadi sistem penjelas Partai Demokrat bisa masuk tiga besar dengan perolehan double digit.
"Jhoni Allen menutup mata atas ini," ujarnya.
Sejak 2016, Kamhar mengatakan AHY telah secara resmi menjadi Kader Partai Demokrat dimana keikutsertaannya di Pilkada DKI dan setelah itu mengemban tugas sebagai Komandan Kogasma yang secara intensif melakukan gerilya nusantara adalah kerja nyata yang terbukti menaikkan suara.
Survei elektabilitas Partai Demokrat sebelum Pileg 2019 dikisaran 4-5%.
"Alhamdulillah perolehannya bisa baik menjadi 7,8%. Lagi-lagi Jhoni Allen abai terhadap fakta ini. Bandingkan dengan Moeldoko. Jangankan berbuat untuk Partai Demokrat, menjadi kader pun tidak," tutur Kamhar.
Dikatakan dengan demikian maka menjadi aneh cara berfikir Jhoni Allen.
Mengutip Thomas P. Power seorang Indonesianis dari The University of Sydney “...bagaimana mungkin AHY elektabilitasnya 7-8%, digantikan orang yang elektabilitasnya 0%? Jadi upaya kudeta ini tak bisa lain hanya dibaca sebagai upaya menghancurkan Partai Demokrat...”
"Atas fakta-fakta ini, menjadi wajar jika kader berpandangam Jhoni Allen hanya mengedepankan egonya. Bukan berfikir untuk Partai Demokrat, tapi untuk dirinya saja," Kamhar.
Jhoni Allen Mengarang
Belum lagi, menurut Kamhar, hasil Pilkada serentak 2020 yang lalu, perolehan Partai Demokrat melampaui target yang ditetapkan dari 35%, namun perolehan kemenangan mencapai 47% yang 56% diantaranya adalah Kader Partai Demokrat.
"Ini juga prestasi nyata kepemimpinan Mas Ketum AHY. Proses penjaringan Pilkada ditingkat pusat ini dimonitor langsung oleh Mas Ketum AHY dan diputuskan bersama dalam forum pengambilan keputusan Bappilu dan jajajaran pejabat utama partai yang dipimpin langsung oleh Mas Ketum AHY. Proses penjaringannya pun dilaksanakan secara berjenjang sesuai tingkatan struktur partai," kata Kamhar.
Dikatakan Kamhar, semua proses berjalan secara transparan dan akuntabel termasuk mendengarkan masukan dan aspirasi Anggota DPR RI yang di Dapilnya terdapat Pilkada.
"Jhoni Allen yang saat proses penjaringan Pilkada ini adalah Anggota DPR RI sekaligus Anggota Majelis Tinggi Partai termasuk yang sangat diperhatikan dan diistimewakan aspirasinya," kata Kamhar.
Menurut dia, satu-satunya yang dalam penjaringan aspirasi Bappilu yang mendatangi kediaman AHY di hari ketiga lebaran dan hampir semua aspirasinya dipenuhi, mengusung Paslon yang diusulkan Jhoni Allen.
"Ini sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan terhadap Jhoni Allen," katanya.
Sebagai senior, Jhoni Allen diminta jangan menebarkan fitnah.
"Mengutip pernyataannya disalah satu media, bahwa saya salah satu yang ngumpulin duit yang ngambil dari Pilkada. Jhoni Allen jangan menjadi ahli fitnah, silahkan ditanyakan kepada Paslon-paslon yang diusung Partai Demokrat berdasarkan aspirasi beliau di Dapilnya apakah saya mengambil duit dari mereka. Jangan-jangan yang disampaikannya adalah refleksi sepakterjangnya saat menduduki posisi strategis di DPP Partai Demokrat periode 2005-2010," ujar Kamhar.
Kamhar mengatakan Jhoni Allen juga bisa menanyakan kepada Chamdi Ali Tumenggung Mayang mantan Ketua DPC PD Kabupaten Gorontalo yang diusung Partai Demokrat pada Pilkada 2020 yang lalu.
"Apakah saya atau Partai Demokrat meminta mahar politik atau dana kepadanya untuk diusung Partai Demokrat pada Pilkada 2020. Yang ada justru kinerja DPD PD Provinsi Gorontalo terhambat dalam menindaklanjuti penjaringan di Bappilu DPP Partai Demokrat akibat ulah Ketua DPC Kabupaten Gorontalo ini," katanya.
Namun, menurut Kamhar, sesuai dengan arahan Ketum AHY untuk mengutamakan dan memprioritaskan kader sekalipun tak didukung hasil survei yang memadai, Partai Demokrat tetap mengusung Chamdi A.T. Mayang.
Tak hanya itu, kata dia, bahkan ketika dibentuk Tim Satgas Pilkada, dua orang personil Satgas diturunkan oleh Ketum AHY ke Kabupaten Gorontalo untuk membantu logistik dan mengasistensi pemenangannya, namun hasilnya belum sesuai harapan.
"Bukannya berterimakasih malah berkomplot dengan Jhoni Allen dkk merongrong dan menggerogoti partai dari dalam," katanya.
"Bagi kami, salah satu hikmah yang bisa diambil dari gerakan gerombolan KLB abal-abal adalah terjadinya identifikasi dan eleminasi atas kader-kader parasit yang bersifat patologis," ujar Kamhar menambahkan.
Mengutip pernyataan Reza Ali mantan Anggota DPR RI, pendiri Partai Demokrat di Sulawesi Selatan “...Jhoni Allen biang kerok kader-kader yang bermasalah... Jhoni Allen biang kerok runtuhnya Partai Demokrat... Jhoni Allen adalah virus politik yang lebih ganas dari virus corona...”
"Kami tegaskan, bukan Partai Demokrat yang ingin memecat Jhoni Allen, tapi perbuatannya sendirilah yang membuatnya harus dipecat,"ujar Kamhar.