Senin, 6 Oktober 2025

Gejolak di Partai Demokrat

KLB Demokrat di Deli Serdang Diwarnai Ricuh, Polda Sumut: Bukan Bentrokan, Itu Kesalahpahaman

Polda Sumut menyebutkan bentrok tersebut bukan terjadi di sekitaran Hotel The Hills Sibolangit tempat berlangsungnya Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat

Editor: Adi Suhendi
Tribun Medan/Arjuna
Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat versi Moeldoko menyerang Pendukung Partai Demokrat Sumut di Desa Suka Makmur Sibolangit, Jumat (5/3/2021). 

Laporan Wartawan Tribun Medan, Victory Arrival Hutauruk

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi menyebut insiden di SPBU di Jalan Jamin Ginting, Kecamatan Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara antara kubu AHY dan Moeldoko hanya kesalahpahaman.

Polda Sumut menyebutkan bentrok tersebut bukan terjadi di sekitaran Hotel The Hills Sibolangit tempat berlangsungnya Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat.

"Bukan bentrokan itu, kesalahpahaman di SPBU bukan di lokasi KLB. Lokasi KLB aman kondusif," katanya, Jumat (5/3/2021).

Ia mengklaim bahwa tidak ada korban, baik luka-luka dalam kejadian tersebut.

Baca juga: KLB Demokrat, Roy Suryo Soroti Kerumunan Abaikan Protokol Kesehatan dan Sikap Diam Pemerintah

"Tidak ada bro," ujarnya.

Hadi bahkan menyebutkan bahwa terkait KLB pihaknya tak mencampuri urusan partai yang menyelenggarakan KLB.

"Kemudian terkait dengan KLB yang diselenggarakan ini adalah urusan internal partai politik sendiri. Jadi kami tidak mencampuri urusan partai yang kami jaga adalah situasi Kamtibmas yang ada di Wilkum Polda Sumut tetap aman dan kondusif," katanya.

Lebih lanjut, ia juga menyebutkan bahwa kondisi di KLB Partai Demokrat tersebut telah kondusif.

"Saat ini kondisi di lokasi KLB kondusif, personel pengamanan dari Polrestabes dan Polda dan instansi lain juga sudah ada memberikan keamanan dan kenyamanan di lokasi," ungkap Hadi.

Baca juga: Ini Tiga Pertanyaan Moeldoko Kepada Peserta KLB Sibolangit Sebelum Terima Jadi Ketua Umum Demokrat

Diketahui, KLB Partai Demokrat diwarnai bentrokan. Massa loyalis AHY yang menyambangi lokasi untuk membubarkan KLB, diserang pendukung KLB di Desa Suka Makmur Sibolangit.

Penyerangan bermula saat kelompok DPD Partai Demokrat Sumut yang dipimpin Herri Zulkarnain Hutajulu menyelesaikan makan siang dan beristirahat di SPBU Sibolangit.

Amatan Tribun Medan, massa AHY dipukul mundur ke arah Medan.

Kedatangan massa Moeldoko dari The Hill Hotel Sibolangit itu secara tiba-tiba.

Massa yang mengenakan kaus bergambar lambang Partai Demokrat dan bertuliskan Moeldoko itu datang membawa batu dan kayu.

Baca juga: Bentrok Massa Moeldoko dan Pendukung AHY, KLB Demokrat Ternyata Tak Diberi Izin Keramaian

Batu-batu berukuran lebih dari kepalan tangan orang dewasa beterbangan ke massa loyalis AHY.

Beberapa orang terluka akibat lemparan batu dan kayu. Bahkan ada yang sampai dilarikan ke puskesmas terdekat dengan kondisi bercucuran darah.

Ketua DPD Partai Demokrat Sumut bersama massanya menyelamatkan diri menghindari serangan tersebut.

Sementara massa Moeldoko kembali ke The Hills Hotel yang berjarak 300 meter dari titik penyerangan tersebut.

Pantauan Tribun Medan, tak satu pun polisi berada di lokasi untuk mengamankan kericuhan.

Kericuhan berlanjut hingga akhirnya berhenti setelah massa AHY yang dipimpin Herri Zulkarnaen Hutajulu meninggalkan lokasi.

Moeldoko terpilih

Kepala Staf Presiden Moeldoko menerima penetapan dirinya sebagai Ketua Umum Demokrat dalam Kongres Luar Biasa (KLB) di Hotel The Hill Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat, (5/3/2021).

Moeldoko tidak ada di lokasi KLB saat penetapan ketua umum tersebut berlangsung.

Mantan Panglima TNI itu menerima penetapan melalui sambungan telepon yang didengar peserta KLB.

Sebelum menerima penetapan Moeldoko terlebih dahulu melontarkan tiga pertanyaan kepada peserta KLB yang harus dijawab serentak.

Pertama Moeldoko menanyakan mengenai apakah keberadaan KLB telah sesuai dengan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Partai.

Pertanyaan tersebut dijawab dengan kata 'sesuai' oleh peserta KLB.

Baca juga: Massa Pendukung Moeldoko Serang Massa Pro AHY Pakai Batu dan Kayu, Sejumlah Orang Terluka

Kedua, Moeldoko menanyakan mengenai keseriusan peserta KLB memilihnya sebagai Ketum.

Para peserta KLB menjawab pertanyaan Moeldoko tersebut dengan kata 'serius' secara serempak.

Ketiga, Moeldoko menanyakan kesiapan peserta KLB untuk berintegritas dalam bekerja serta menempatkan kepentingan merah putih di atas kepentingan golongan.

Baca juga: Bentrok Massa Moeldoko dan Pendukung AHY, KLB Demokrat Ternyata Tak Diberi Izin Keramaian

Pertanyaan tersebut juga dijawab siap oleh peserta KLB.

"Oke, baik dengan demikian, saya menghargai dan menghormati keputusan saudara. untuk itu saya terima menjadi ketum Demokrat," pungkasnya.

Moeldoko terpilih secara aklamasi menjadi ketua umum Partai Demokrat dalam Kongres Luar Biasa yang berlangsung di Hotel The Hill Sibolangit, Sumatera Utara

Keputusan ini pun sudah diketuk dalam sidang.

Setelah diputuskan, panitia KLB menelepon Moeldoko.

"Bapak Moeldoko yang terhormat, kami sepakat bapak sebagai Ketua Demokrat," ujar pimpinan sidang KLB.

Baca juga: KLB yang Digelar Berakhir Ricuh, Demokrat Minta Segera Bubarkan hingga SBY Akan Beri Pernyataan

Mendengar hal tersebut, Moeldoko pun memberikan 3 pertanyaan sebelum menerima amanah tersebut, yaitu meminta kader untuk serius mendukungnya.

"Walaupun secara aklamasi memberikan kepracayaan kepada saya. tapi saya ingin memastikan keseriusan teman-teman semua," ujar Moeldoko.

Kemudian karena para peserta KLB serius untuk mendukung Moledoko pun menerima.

"Baik, saya terima menjadi Ketua Umum Demokrat," ujarnya.

Diketahui Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat digelar di Hotel The Hill Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, Jumat (5/3/2021).

Acara dibuka sekira pukul 14.30 WIB.

Baca juga: BREAKING NEWS: Moeldoko Ditetapkan Jadi Ketua Umum Demokrat Lewat KLB

Amatan www.tribun-medan.com, sebelum pembukaan kongres ini seluruh pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat dari seluruh wilayah Indonesia diabsen satu per satu.

Saat dilakukan absensi, perwakilan mulai dari provinsi Aceh, hingga ke provinsi Papua, terlihat hadir.

Untuk memulai kongres, panitia terlebih dahulu mempersilakan para pendiri dan tetua Partai Demokrat, untuk masuk ke ruangan.

Sebelum para pendahulu partai dengan lambang mercy ini masuk ke aula, disambut dengan tarian perang dari Nias.

Baca juga: Polri Tak Beri Izin KLB Partai Demokrat, Sempat Ricuh hingga Jatuh Korban

Di sana terlihat tokoh menonjol dari partai ini, yaitu Max Sopacua, dan Marzuki Ali.

Usai memasuki ruang kongres, para pendahulu Partai Demokrat ini langsung diminta menempati kursi yang telah disediakan.

Selanjutnya, panitia memulai kegiatan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan menyanyikan himne Partai Demokrat dan diakhiri dengan menyanyikan mars Partai Demokrat.

Ricuh

Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat yang diselenggarakan oleh Jhoni Allen Marbun di hotel The Hill and Resort Sibolangit, Jumat (5/3/2021) berakhir ricuh.

Massa pro KLB saling adu pukul dengan massa kader Demokrat pimpinan Ketua DPD Demokrat Sumut Herri Zulkarnain.

Sebelum terjadi bentrokan, Anggota Komisi III DPR RI Fraksi Partai Demokrat Hinca IP Pandjaitan XIII telah meminta pihak kepolisian untuk membubarkan KLB ilegal yang tidak ada izinnya.

Hinca mengaku telah mengecek langsung ke Kapolri dan menyebut penyelenggaraan KLB dipastikan ilegal.

Baca juga: Tak Ada Izin Keramaian, Polda Sumut Berencana Bubarkan KLB Partai Demokrat Kubu Moeldoko

"Polri baik Mabes maupun Polda sama sekali tidak memberikan izin penyelenggaraan KLB. Oleh karena penyelenggaraan KLB itu tidak ada ijinnya maka negara (polisi)."

"Jika tidak dibubarkan, maka negara membiarkan pelanggaran hukum itu. Kita protes keras," kata Hinca dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Jumat (5/3/2021).

"Selain itu alasannya ini urusan internal Partai Demokrat sehingga tidak bisa dibubarkan meski tidak ada ijin, kita pastikan alasan ini tidak benar," tambahnya.

Selain tak dapat dibenarkan oleh hukum, Hinca juga memastikan penyelenggaraan KLB ilegal ini justru melibatkan pihak eksternal secara sengaja.

Anggota Komisi III DPR Fraksi Demokrat Hinca Panjaitan
Anggota Komisi III DPR Fraksi Demokrat Hinca Panjaitan (Tribunnews.com/Seno Tri Sulistiyono)

"Aktor intelektualnya yakni Moeldoko sebagai Kepala KSP yang sama sekali bukan kader Partai Demokrat."

"Jadi tidak benar ini urusan internal semata tapi sdh melibatkan pihak eksternal, jadi memang harus dibubarkan."

"Jika tidak dibubarkan, polisi dan istana telah melakukan pembiaran pelanggaran hukum dan perusakan demokrasi kita secara permanen," tambah Hinca.

Menurutnya, dalam masa pandemi Covid-19 ini, penyelenggaraan KLB ilegal juga harus dihentikan karena telah melanggar hukum dan melanggar protokol kesehatan.

Baca juga: KLB Digelar Hari Ini, Demokrat Sebut Peserta yang Hadir Diiming-imingi Uang dan Jabatan

Hinca juga mengatakan, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan semua kader Partai Demokrat menuntut keadilan.

Terlebih keadilan dari negara yang harusnya melindungi Partai Demokrat yang secara sah diakui negara dan didaftar secara hukum di Kemenkumham.

"Ini adalah kematian demokrasi yang diinginkan negara. Ini berbahaya dan mengancam kehidupan kita berbangsa dan bernegara," kata Hinca.

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved