Gejolak di Partai Demokrat
Tanggapi Marzuki Alie soal Megawati Kecolongan 2 Kali, Demokrat: Mungkin Frustasi Gerakannya Gagal
Partai Demokrat mempertanyakan klaim Marzuki Alie yang menyebut SBY bilang Megawati kecolongan dua kali saat Pilpres 2004.
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra akhirnya buka suara menanggapi pernyataan mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Marzuki Alie.
Adapun, Marzuki Alie menyinggung pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menurut Marzuki, SBY menyebut Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri kecolongan dua kali di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004.
Baca juga: Andi Arief: Pak Marzuki Alie Jangan Buat Ketegangan Antara Demokrat dan PDIP
Baca juga: Tanggapi Marzuki Alie, Demokrat: Ini Bukan Biru Melawan Merah, Apalagi SBY dan Megawati
Herzaky pun mengaku heran dan mempertanyakan maksud dari pernyataan Marzuki Alie.
Menurutnya, pernyataan Marzuki justru dapat diartikan para pelaku Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPKPD) masih mencoba menyebar fitnah dan tuduhan tak berdasar.
Ia berpendapat, pelaku GPKPD mungkin frustrasi karena gerakannya gagal.
Oleh karena itu, mereka sampai menyebar fitnah dan tuduhan di mana-mana.

"Para pelaku GPKPD yang sudah ditolak mentah-mentah kader dan para pemilik suara sah Partai Demokrat, sampai dengan saat ini masih saja mencoba untuk menyebar fitnah dan tuduhan tak berdasar dimana-mana."
"Mungkin karena mereka frustasi gerakannya gagal, padahal salah satu pelakunya adalah orang lingkar dalam kekuasaan," kata Herzaky dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Kamis (18/2/2021).
Lebih lanjut, ia menekankan isu kudeta ini bukan menyangkut Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) versus Presiden Joko Widodo.
Baca juga: Marzuki Alie Siap Mubahalah soal Pernyataan SBY Bilang Mega Kecolongan Dua Kali
Baca juga: Marzuki Alie Ungkap SBY Pernah sebut Megawati Kecolongan 2 Kali
Menurutnya, persoalan yang ada juga bukan menyangkut Partai Demokrat melawan partai PDI Perjuangan (PDI-P).
Namun, menyangkut oknum pejabat yang mengancam dan merusak demokrasi di Indonesia.
"Apalagi Ibu Megawati dan Bapak SBY. Ini adalah perjuangan melawan penyalahgunaan kekuasaan."
"Abuse of power, yang dilakukan oleh oknum pejabat penting negara, yang mengancam dan merusak demokrasi kita," tegasnya.

Untuk itu, Herzaky meminta semua pihak untuk tidak mencoba mengadu domba SBY dan Megawati atau pun mengadu domba Partai Demokrat dan PDI-P.
Sebab, kedua sosok pimpinan partai itu seharusnya ditempatkan dalam posisi terhormat karena pernah dipercaya memimpin negeri.
"Tidak malah kita bawa-bawa dan adu domba untuk kepentingan pribadi, apalagi segelintir orang yang tidak bermartabat," ujar Herzaky.
Baca juga: Marzuki Alie Pernah Sindir SBY dan Ungkap Sinyal Keluar dari Demokrat, Kini Dituding Terlibat Kudeta
Baca juga: Marzuki Alie Tak Terima Dituduh jadi Bagian Kelompok Kudeta Partai Demokrat: Enggak Tahu Diri
Terakhir, ia juga mengingatkan agar semua pihak yang berkomentar terkait isu kudeta ini mengedepankan data dan fakta.
"Partai Demokrat meminta setiap pihak mengedepankan data dan fakta dalam berbicara."
"Tidak menebar tuduhan tidak berdasar dan fitnah maupun pernyataan yang tidak bisa diverifikasi secara obyektif."
"Rakyat sedang susah, jangan kita malah menambah beban dan pikiran rakyat dengan menyebar berita hoax dan fitnah," pungkasnya.
Marzuki Alie Sebut SBY Bilang Megawati Kecolongan 2 Kali
Sebelumnya diberitakan, Marzuki Alie mengungkapkan SBY pernah menyatakan ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri kecolongan dua kali saat Pilpres 2004.
Hal itu diungkapkan Marzuki dalam diskusi bersama mantan politisi Partai Nasdem Akbar Faisal di kanal YouTube Akbar Faisal Uncensored.
Kompas.com juga telah diizinkan oleh Akbar untuk mengutip perbincangannya dengan Marzuki yang tayang di kanal YouTube miliknya itu.
Dalam tayangan itu, Marzuki menyebut Megawati mencalonkan sebagai presiden bersama Hasyim Muzadi sebagai wakilnya, namun kalah dari SBY-JK.
"Pak SBY nyampaikan, ‘Pak Marzuki, saya akan berpasangan dengan Pak JK. Ini Bu Mega akan kecolongan dua kali ini."
"Kecolongan pertama dia yang pindah. Kecolongan kedua dia ambil Pak JK. Itu kalimatnya," kata Marzuki sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Akbar Faisal Uncensored, Kamis (11/2/2021).

Saat ditanya kembali oleh Akbar makna dari pernyataan kecolongan dua kali, Marzuki enggan membahas lebih lanjut.
Akbar lalu menanyakan kembali apakah pernyataan SBY itu berarti menunjukkan bahwa Presiden keenam RI itu memang sudah merencanakan sejak awal untuk mencalonkan diri sebagai presiden di Pilpres 2004.
Marzuki kembali enggan menjawab dan mengaku khawatir bisa keliru menafsirkan pernyataan SBY tersebut.
"Saya enggak ngerti, enggak mau bahas terlalu jauh. Saya menangkap ucapan yang ada saja. Saya enggak mau nanti salah menafsirkan," tutur Marzuki.
"Orang kecolongan dua kali bisa aja berarti sekarang saya berhenti (dari posisi menteri), nanti Pak JK berhenti (dari posisi menteri)."
"Bisa dianggap dua kali. Silakan, persepsi orang beragam," pungkas Marzuki.
(Tribunnews.com/Maliana, Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim)