Gejolak di Partai Demokrat
Tepis Isu Abaikan Jasa Pendiri Partai, AHY Bertemu Mantan Ketum Demokrat Subur Budhisantoso
Tepis isu mengabaikan jasa pendiri Partai, AHY bertemu dengan mantan Ketua Umum pertama Partai Demokrat, Subur Budhisantoso.
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menemui mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Subur Budhisantoso pada Minggu (14/2/2021) kemarin.
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra.
Ia menegaskan, pertemuan itu menepis isu yang menyudutkan AHY mengabaikan jasa pendiri Partai Demokrat.
Baca juga: Profil Subur Budhisantoso, Senior Demokrat yang Dikunjungi AHY: Kader Tak Perlu Berkoar di Media
Menurut Herzaky, pertemuan AHY bersama Subur itu berlangsung dalam suasana santai dan akrab.
"Dalam pertemuan yang berlangsung selama lebih dari satu jam tersebut, keduanya saling bertukar kabar mengenai kegiatan masing-masing."
"Ketum AHY dan Prof Budhi juga membahas mengenai perkembangan dan kemajuan Partai Demokrat ke depan," kata Herzaky kepada Tribunnews.com, Senin (15/2/2021).

Selain itu, Herzaky melanjutkan, AHY dan Subur juga membahas mengenai isu-isu kebangsaan terkini.
Menurut Herzaky, diskusi antara AHY dan Subur pun berlangsung cair karena keduanya sudah lama saling mengenal.
Di sisi lain, Herzaky menyebut Subur Budhisantoso merupakan sosok pendiri dan kader senior Partai Demokrat yang benar-benar peduli terhadap partainya.
"Beginilah sosok pendiri, kader senior yang benar-benar peduli dengan Partai Demokrat."
"Tak perlu banyak berkoar di media, tapi terus memantau situasi dan perkembangan Partai Demokrat, serta mendukung penuh penerusnya," jelas Herzaky.
Subur Budhisantoso Keberatan Namanya Dicatut
Seperti diketahui, sosok Subur Budhisantoso sempat menjadi sorotan karena diduga terlibat dalam upaya mendongkel kepemimpinan AHY.
Namun, Ketua Umum pertama Partai Demokrat itu membantah isu tersebut.
Ia pun mengaku keberatas atas pencatutan namanya sebagai pemateri konferensi pers yang mengatasnamakan Forum Pendiri dan Senior Partai Demokrat.
"Saya tegaskan bahwa saya tidak pernah dihubungi dan tidak tahu menahu mengenai acara itu."
Baca juga: Mantan Wasekjen Demokrat Nilai AHY Abaikan Jasa Pendiri Partai, Demokrat: Ada SBY Effect yang Besar
"Sebagai pendiri dan senior partai, saya menghimbau kepada senior-senior Partai Demokrat yang lain untuk tidak mengganggu keutuhan Partai."
"Dan mari kita dukung adik-adik kita membesarkan Partai Demokrat," kata Subur dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Rabu (3/2/2021) lalu.
Dalam keterangannya, Subur mengaku mendukung penuh kepengurusan DPP Partai Demokrat Periode 2020-2025 yang dipimpin oleh Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berdasarkan keputusan Kongres Partai 15 Maret 2020.

"Saya setuju dengan pernyataan Ketum AHY kemarin, jangan mau kita dipecah belah oleh segelintir oknum eksternal."
"Semoga kebenaran segera terungkap dan Partai Demokrat tetap solid di bawah kepemimpinan Ketua Umum AHY," ungkap Subur.
Adapun, dalam beberapa hari terakhir, Partai Demokrat tengah mengalami gejolak di dalam tubuhnya.
Sang Ketua Umum, AHY menyebut, ada sejumlah pihak yang hendak melengserkannya dari kursi ketua umum dengan menggelar kongres luar biasa (KLB).
Baca juga: Demokrat Ngotot Pilkada 2022, Gerindra: Mungkin AHY Mau Maju di Pilgub DKI
Beberapa pihak yang diduga terlibat ialah para mantan pengurus Demokrat.
Di antaranya seperti Darmizal, Marzuki Alie, Muhammad Nazaruddin, dan politisi aktif Demokrat Jhoni Alen Marbun.
Selain itu, isu kudeta ini juga turut menyeret nama pejabat di lingkungan Istana Kepresidenan, yakni Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko.
Gaya Kepemimpinan AHY Dikritik Mantan Kader
Sebelumnya diberitakan, salah satu senior dan pendiri Partai Demokrat, Muhammad Darmizal MS buka suara mengenai gejolak yang saat ini menimpa Demokrat.
Politisi Demokrat yang sudah keluar ini mengkritik gaya kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Partai Demokrat.
Menurutnya, AHY saat ini terkesan mengabaikan perjuangan para pendirinya.
"Analisa saya, pengurus saat ini banyak yang instan."
"Tidak mau paham dengan tetesan darah dan keringat para pendiri yang sekarang diabaikan," kata Darmizal kepada awak media, Selasa (9/2/2021) kemarin.
Ia juga menilai gaya kepemimpinan AHY penuh intrik hingga kurang semangat berjuang dan kebersamaan.

Ia khawatir, jika gaya kepemimpinan tersebut diteruskan justru membuat Partai Demokrat dihukum oleh sistem demokrasi di Indonesia.
Terlebih, kekhawatirannya juga berdampak pada gelaran Pemilu 2024 mendatang, akan menjadi ajang terakhir yang diikuti Demokrat.
"Bayangkan saja, banyak kader bahkan pendiri yang kecewa dengan Partai Demokrat."
"Juga masyarakat umum yang dulu mengidolakan Partai Demokrat sebagai pilihan terbaiknya saat pesta demokrasi, utamanya pada pemilu tahun 2009," ujar Darmizal.
"Jika caranya seperti ini maka tahun 2024 bisa menjadi pemilu terakhir yang diikuti partai Demokrat," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Maliana/Eko Sutriyanto)