Minggu, 5 Oktober 2025

Penangkapan Terduga Teroris

Densus 88 Pindahkan 26 Tersangka Teroris Kelompok JAD dari Gorontalo dan Makassar ke Bogor

Densus 88 Atntiteror Polri memindahkan 26 tersangka tindak pidana teroris dari Gorontalo dan Makassar ke Rutan Khusus Teroris di Cikeas, Bogor.

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM/DANANG TRIATMOJO
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Densus 88 Atntiteror Polri memindahkan 26 tersangka tindak pidana teroris dari Gorontalo dan Makassar ke Rutan Khusus Teroris di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Kamis (4/2/2021).

Puluhan tersangka teroris itu masuk melewati Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, menggunakan pesawat komersial.

Mereka dipindahkan dengan pengawalan ketat tim gabungan Polri.

"Hari ini Densus 88 antiteror Polri memindahkan 26 tersangka aksi terorisme di Indonesia. 7 dari Gorontalo dan 19 dari Makassar," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (4/2/2021).

Baca juga: Sebagian Terduga Teroris di Makassar Anggota FPI, Pengacara: Sudah Bubar Masih Saja Dibawa Repot

Rusdi menjelaskan peran-peran puluhan teroris itu dalam aksi terorisme di Indonesia maupun di negara tetangga.

Khusus 7 tersangka teroris di Gorontalo, mereka terlibat dalam kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Mereka diketahui pernah melakukan kegiatan militer teroris.

Menurut Rusdi, kegiatan itu mulai dari beladiri hingga latihan melempar pisau.

Baca juga: Warga Inggris Terduga Teroris Bermukim di Tasikmalaya, Akan Dideportasi

"Untuk di Gorontalo kelompok ini dikenal dengan Ikhwan Pahuwato ini merupakan kelompok JAD berafiliasi kepada ISIS. Mereka telah mempersiapkan diri melakukan latihan fisik, latihan beladiri kemudian juga latihan memanah, latihan melempar pisau dan latihan menembak dengan senapan angin," jelas dia.

Tak hanya itu, ia menyampaikan kelompok itu juga memiliki kemampuan merakit bom.

Dengan kemampuannya tersebut, mereka sempat telah merencanakan sejumlah aksi teror di sejumlah titik di Gorontalo.

"Kelompok ini merencanakan kegiatan penyerangan Mako Polri, rumah dinas anggota polri dan rumah pejabat di Gorontalo dan juga berencana melakukan aksi perampokan pada beberapa toko di sekitar Gorontalo," ungkap dia.

Baca juga: BREAKING NEWS: 18 Terduga Teroris Jaringan JAD di Sulsel Diterbangkan ke Jakarta

Untuk kelompok teroris yang dibawa dari Makassar, Rusdi menyatakan kelompok ini juga merupakan kelompok JAD yang diketahui berafiliasi dengan ISIS.

Tak hanya itu, kelompok ini juga merupakan anggota Front Pembela Islam (FPI) Makassar.

"Dari 19 anggota yang tertangkap semua terlibat atau menjadi anggota Front Pembela Islam (FPI) di Makassar. Mereka sangat aktif dalam kegiatan FPI di Makassar. Tentunya kelompok ini akan ditindaklanjuti oleh Densus 88 untuk menyelesaikan permasalahan aksi terorisme di Indonesia," jelas dia.

Dalam aksinya, kelompok ini memang sempat merencanakan dan terlibat dalam sejumlah aksi terorisme.

Di antaranya kegiatan teroris di dalam maupun di luar negeri.

"Kelompok ini tentunya memiliki rencana kegiatan yang akan menggangu kamtibmas di negeri ini karena kelompok ini mempunyai kemental untuk melakukan kegiatan bom bunuh diri," ungkapnya.

Lebih lanjut, Rusdi menambahkan kelompok teroris di Makassar yang ditangkap ada yang masih hubungan keluarga.

Baik ayah, istri hingga anak turut ditangkap tim Densus 88 karena terlibat aksi teror.

Sang ayah dan Istrinya bernama Ruli Lian Zeke dan Ulfa Handayani.

Mereka merupakan pelaku pemboman gereja katedral di Zulu Filipina di tahun 2019. Keduanya diketahui memiliki 5 orang anak.

Rusdi bilang, seluruh anaknya ternyata juga diketahui terlibat aksi terorisme.

1 dari 5 anaknya pun turut tertangkap tim Densus 88 di Makassar.

"Ruli Lian Zeke dan Ulfa Handayani memiliki lima anak. Satu anak sekarang ditahan pihak keamanan Filipina karena terlibat aksi terorisme atas nama Cici. Kemudian dua bergabung dengan kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan, satu masih ada di Suriah, satu tertangkap dari 19 orang di Makassar," jelasnya.

"Kemudian punya menenatu Andi Baso yang terlibat kasus pengeboman gereja Oikemene di Samarinda 2016. Artinya dari kelompok ini adalah terdapat bapak, ibu, anak dan menantu terlibat dalam aksi terorisme," tutupnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved