Kamis, 2 Oktober 2025

Fakta Terbaru Seaglider yang Viral karena Disebut Drone Mata-mata, Kata Pakar dan Menhan Prabowo

Penemuan seaglider, benda ditemukan nelayan di Perairan Pulau Bonerate pada Sabtu (26/12/2020) lalu masih hangat diperbincangkan

Tribunnews/JEPRIMA
Penampakan Sea Glider yang ditemukan nelayan memiliki rukuran 2,25 meter saat dipajang apada konferensi pers perihal penemuan Sea Glider di Pushidros TNI AL, Jakarta Pusat, Senin (4/2/2021). Penjelasan pakar hingga Menhan Prabowo soal penemuan seaglider 

Dahnil mengatakan saat ini TNI AL sudah menyatakan bahwa drone yang ditemukan tersebut adalah seaglider yang biasa digunakan untuk survei data oseanografi.

Untuk lebih rinci, kata Dahnil, pihak TNI AL melalui Pusat Hidrografi dan Oseanografi akan menyelidiki lebih lanjut.

"Menteri Pertahanan Prabowo mengajak semua pihak memperkuat dan mendukung TNI agar bisa terus menjaga lebih baik pertahanan Indonesia, menjaga NKRI, dan tentunya Menteri Pertahanan terus mengajak untuk terus menghidupkan pertahanan rakyat semesta," kata Dahnil.

Selain itu, kata Dahnil, sejak awal Prabowo bersama Mabes TNI dan tiga angkatan berkomitmen untuk memperkuat pertahanan Indonesia.

Menurut Dahnil itulah sebabnya Prabowo banyak melakukan kunjungan ke banyak negara produsen alutsista terbaik.

"Untuk mendapatkan alutsista terbaik pula untuk memperkuat pertahanan Indonesia, baik Laut, udara dan darat, dan juga untuk kepentingan memperkuat diplomasi pertahanan tentunya," kata Dahnil.

Penjelasan KSAL

Masih dari Tribunnews.com, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono memastikan benda mirip rudal yang ditemukan nelayan di Perairan Pulau Bonerate pada Sabtu (26/12/2020) lalu adalah sea glider.

Yudo menjelaskan sea glider merupakan alat yang umumnya digunakan untuk penelitian kelautan.

Pada umumnya, kata Yudo, alat tersebut membawa sejumlah sensor yang dapat merekam antara lain kedalaman laut, arah arus, suhu, kadar oksigen, kesuburan laut, hingga suara ikan.

Hal tersebut disampaikan Yudo saat konferensi pers di Markas Pushidrosal Ancol Jakarta Utara pada Senin (4/1/2021).

"Seaglider ini dapat bertahan sampai dua tahun beroperasi di laut."

"Jadi alat ini juga bisa berjalan mengikuti arah arus karena di sini ada kemudinya, yang bisa mengikuti arah arus. Jadi bisa tenggelam, mengumpulkan data, data altimetri tentunya, kemudian arah arus, juga kedalaman, data-data tentang altimetri laut," kata Yudo.

Alat tersebut, kata Yudo, biasanya diluncurkan dari kapal atas permukaan dan dapat menyelam ke dasar laut untuk mengumpulkan data kelautan.

Setelah mengumpulkan data kelautan di dasar laut alat tersebut, kata Yudo, bisa bergerak ke permukaan untuk mengirimkan data ke satelit.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved