Bidan Asal Magetan Ini Punya Cara Unik Untuk Bantu Kesehatan Ibu Hamil di Masa Pandemi
Menurutnya, ada tantangan dan kekhawatiran tersendiri saat melayani proses persalinan di masa pandemi Covid-19.
TRIBUNNEWS.COM - Berjuang melawan pandemi Covid-19 bukan hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan perempuan di perkotaan. Namun, mereka yang bertugas di daerah juga menghadirkan cerita tersendiri. Hal itu diungkapkan oleh UPTD Puskesmas Bendo Magetan Jawa Timur Iin Rosita dalam webinar yang bertajuk “Perjuangan Tenaga Medis Perempuan di Masa Pandemi” pada, Kamis (17/12/2020).
Dalam acara yang diinisiasi oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, serta Kompas TV ini, Iin mengatakan pandemi Covid-19 menimbulkan berbagai masalah, khususnya bagi para ibu hamil.
Menurutnya, ada tantangan dan kekhawatiran tersendiri saat melayani proses persalinan di masa pandemi Covid-19. Pasalnya para bidan sulit untuk mengetahui apakah ibu hamil ini terinfeksi virus Covid-19 atau tidak.
“Kalau di gedung (RS rujukan Covid-19) pasien jelas ini Covid-19 atau tidak. Kita sulit menentukan apakah ibu hamil ini Covid-19 atau tidak karena ‘senjata’ kita hanya screening dan rapid. Jadi ada seribu keraguan saat ingin menolong ibu hamil,” jelasnya.
Menyikapi permasalahan tersebut, pemerintah setempat membuat kebijakan setiap ibu hamil harus menjalani swab test terlebih dahulu. Iin menyebutkan, meskipun hal itu tersebut memberikan rasa aman pada tenaga medis khususnya para bidan, namun tidak menutup kemungkinan kebijakan itu justru menghadirkan masalah baru.
“Alhamdullilah kami mendapatkan kabar setiap ibu hamil harus melakukan swab test. Ini agak menentramkan hati kita. Tapi ada tantangan lagi, apakah ibu hamil mau di-swab test atau tidak?” ungkapnya.
Permasalahan tidak sampai disitu, dampak ekonomi dari Covid-19 juga memberikan efek negatif pada ibu hamil. Menurut Iin, pandemi Covid-19 menyebabkan asupan gizi untuk ibu hamil mengalami gangguan.
“Karena ekonomi keluarga terdampak pandemi, otomatis akan mempengaruhi asupan gizi bagi ibu hamil,” jelasnya.
Selain terjadi gangguan asupan gizi, tidak sedikit ibu hamil yang termakan oleh informasi hoax mengenai Covid-19. Dimana hal itu menyebabkan ibu hamil mengalami kekhawatiran berlebih yang berdampak buruk pada psikologi mereka.
“Mereka mendapatkan informasi yang salah bisa memicu kekhawatiran berlebih pada ibu hamil,” jelasnya.
Tidak ingin berlarut-larut dengan masalah tersebut, Iin bersama bidan lainnya mencoba memecahkan dengan berbagai macam cara agar semua kendala itu dapat segera diatasi.
Langkah pertama yang ia lakukan adalah dengan memberikan edukasi bijak pada ibu hamil. Dalam proses edukasi mengenai Covid-19, biasanya Iin memberikan materi yang mudah dipahami dan tidak bernada seperti menakut-nakuti.
“Masyarakat itu jangan ditakut-takuti, kita menjelaskan Covid-19 itu dengan cara sederhana dengan cara yang mudah dimengerti oleh mereka, materi ringan tapi dipahami,” jelasnya.
Selanjutnya menerapkan sistem dan prosedur baru di puskesmas. Di tempatnya bekerja, ia bersama bidan lainnya membuat jadwal kunjungan agar tidak terjadi penumpukan di puskesmas.
Dalam menjalankan program Posyandu pun Iin bersama teman-temannya memiliki konsep yang unik, yaitu 151. Serta setiap orang tua yang ingin menimbang berat badan anak diwajibkan untuk membawa kain atau sarung sendiri saat mengunjungi Posyandu.
“151 itu adalah satu hari hanya ada lima balita yang ditimbang oleh satu kader posyandu untuk di wilayah yang sama,” jelasnya.
Menurut Iin berbagai langkah tersebut sengaja dilakukan agar ibu hamil dapat terlayani dengan baik serta terus memberikan kontribusi untuk menekan angka penyebaran virus Covid-19.
Sementara itu, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila RI, Yudian Wahyudi mengatakan dirinya sangat memberikan apresiasi tinggi kepada perempuan yang begitu berjasa di masa pandemi Covid-19.
“Sejarah nusantara menunjukan banyak tokoh perempuan yang berperan penting pada zaman mereka masing-masing. Kita juga harus mengapresiasi perempuan dari berbagai bidang seperti sosial, ekonomi, politik, dan kesehatan,” tutup Yudian Wahyudi.