Virus Corona
Pecah Rekor Lagi, Penambahan Kasus Covid Nyaris 9.000, Satgas Sebut Masyarakat Mulai Lengah
Jubir Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito menjelaskan angka kasus positif covid 19 yang tinggi sudah tidak bisa ditolerir lagi.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan Covid-19 memperbarui soal data jumlah pasien positif corona di Indonesia pada, Kamis (3/12/2020).
Dilihat dari data di situs resmi covid 19.go.id, pasien terkonfirmasi sebanyak 8.369 orang, sehingga total kasus positif Covid-19 sebanyak 557.877 orang.
Angka tambahan ini seperti diketahui meningkat ketimbang pada hari Rabu kemarin yang mencapai 5.533 kasus.
Baca juga: Pelepasan Kepala Sekolah di Yogya, 33 Guru MAN 22 Palmerah Positif Covid, Ini Kronologinya
Baca juga: KPK Angkut 8 Sepeda, Uang Rp 4 Miliar, Dokumen dan Bukti Elektronik dari Rumah Dinas Edhy Prabowo
Data tersebut juga menunjukkan penambahan kasus sembuh mencapai 3.673 pasien sembuh. Adapun total kasus sembuh sebanyak 462.553 orang.
Sementara jumlah yang meninggal dunia menjadi 17.355 orang setelah ada penambahan kasus meninggal hari ini sebanyak 156 orang. Jumlah Suspek yang dipantau per hari ini tercatat sebanyak 69.027 orang. Adapun spesimen yang diperiksa hari ini sebesar 62.397 spesimen.
Seperti diketahui, pada Rabu (2/12) kasus positif Covid-19 total sebanyak 549.508 kasus. Untuk jumlah pasien sudah sembuh menjadi 458.880 orang.
Adapun total pasien meninggal dunia sejumlah 17.199 orang.
Satgas pun mencatat terdapat tiga provinsi dengan penambahan kasus positif Covid-19 lebih dari seribu. Yaitu, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Papua.
Berikut sebaran kasus positif Covid-19 yang bertambah 8.369 per hari ini di 34 Provinsi;
1. Aceh: 44 (Total 8.355)
2. Sumut: 86 (Total 15.845)
3. Sumbar: 191 (Total 20.464)
4. Riau: 179 (Total 20.644)
5. Jambi: 94 (Total 2.168)
6. Sumsel: 77 (Total 9.658)
7. Bengkulu: 59 (Total 1.913)
8. Lampung: 54 (Total 4.047)
9. Babel: 30 (Total 1.080)
10. Kepri: 77 (Total 5.599)
11. Jakarta: 1.153 (Total 140.238)
12. Jabar: 1.648 (Total 55.807)
13. Jateng: 767 (Total 58.337)
14. DIY: 189 (Total 6.384)
15. Jatim: 564 (Total 63.337)
16. Banten: 131 (Total 13.467)
17. Bali: 230 (Total 14.420)
18. NTB: 12 (Total 4.731)
19. NTT: 26 (Total 1.297)
20. Kalbar: 24 (Total 2.485)
21. Kalteng: 157 (Total 6.361)
22. Kalsel: 54 (Total 13.368)
23. Kaltim: 313 (Total 20.365)
24. Kaltara: 30 (Total 1.622)
25. Sulut: 88 (Total 7.154)
26. Sulteng: 72 (Total 1.975)
27. Sulsel: 136 (Total 21.057)
28. Sultra: 77 (Total 6.739)
29. Gorontalo: 18 (Total 3.157)
30. Sulbar: 2 (Total 1.475)
31. Maluku: 1 (Total 4.621)
32. Maluku Utara: 25 (Total 2.451)
33. Papua: 1.755 (Total 11.879)
34. Papua Barat: 6 (Total 5.377)
Jubir Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito menjelaskan angka kasus positif covid 19 yang tinggi sudah tidak bisa ditolerir lagi.
Data tersebut membuktikan laju penularan Corona masih terus meningkat.
Wiku mengatakan meningkatnya kasus Corona ini menandakan masyarakat masih abai terhadap protokol kesehatan.
"Masyarakat harus sadar kelalaian ini berdampak sangat fatal jangan menunggu kasus harian semakin tidak terkendali untuk dapat disiplin terhadap diri sendiri. Target ini tidak akan menjadi sulit jika semua orang sadar betul bahwa kita tidak sedang dalam keadaan yang baik baik saja," ujarnya.
Berdasarkan data Satgas COVID-19, dari 512 kabupaten/kota, hanya kurang dari 9 kabupaten kota yang patuh dalam memakai masker. Sementara yang lebih memprihatinkan kurang dari 4 persen kabupaten/kota patuh dalam menjaga jarak.
"Perubahan perilaku adalah modal utama bagi seluruh lapisan masyarakat untuk berkontribusi dalam menekan angka COVID-19. Nyatanya dengan kondisi seperti ini kepatuhan masyarakat yang rendah dalam memakai masker dan menjaga jarak menjadi kontributor dalam peningkatan penularan COVID-19 yang berdampak pada kenaikan kasus COVID-19 beberapa waktu terakhir di Indonesia," ujarnya.
Melihat hal tersebut, Presiden Joko Widodo berharap tidak ada gelombang kedua pandemi Covid-19 di Indonesia.
"Waspada agar jangan sampai terjadi gelombang yang kedua yang akan sangat merugikan upaya dan pengorbanan yang telah kita lakukan," kata Jokowi saat memberikan sambutan dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2020, dipantau melalui tayangan YouTube Bank Indonesia.
Jokowi pun kembali mengingatkan semua pihak untuk disiplin menerapkan protocol kesehatan pencegahan Covid-19.
"Kita harus tetap hati-hati, tidak boleh lengah, dan kita tetap harus disiplin menerapkan protokol kesehatan," ujarnya.
Menurut Jokowi, semua elemen masyarakat harus fokus pada upaya keluar dari pandemi Covid-19. Misalnya, ikut mempersiapkan atau mendukung program vaksinasi virus corona."Kita harus fokus untuk bergerak ke depan, fokus pada upaya-upaya untuk keluar dari pandemi," kata Jokowi.
Evaluasi Menyeluruh
Terpisah, Ketua DPR Puan Maharani meminta pemerintah harus menangkap kekhawatiran masyarakat akibat pandemi Covid-19 yang muncul karena angka penularan dan korban jiwa sangat tinggi.
Termasuk catatan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang menyebutkan 180 dokter meninggal dunia akibat Covid-19 hingga awal Desember 2020. Menurutnya, pemerintah harus mengantisipasi kelelahan masyarakat menghadapi pandemi Covid-19.
"Ada baiknya kita mawas diri, instrospeksi langkah penanggulangannya. Jangan sampai masyarakat lelah dan tidak mau lagi mematuhi protokol kesehatan," ujarnya.
Puan pun mendorong pemerintah menguatkan pencegahan dari sisi hulu, seperti memperluas bantuan vitamin dan jamu agar kesehatan dan imunitas masyarakat terjaga. Langkah ini, menurut dia, penting dilakukan sambil menunggu vaksin Covid-19 tersedia untuk masyarakat.
"Negara harus hadir membantu masyarakat. Pertimbangkan lakukan pencegahan dengan meningkatkan imunitas, berikan vitamin dan jamu herbal pada masyarakat untuk meningkatkan daya imunnya," kata Ketua DPP PDI Perjuangan tersebut.(Tribun Network/yud/kps/wly)