Virus Corona
Ini Alasan Jokowi Beli Vaksin Covid-19 yang Belum Lolos Uji Klinis Fase 3, Sebut Kebangkitan Ekonomi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeberkan alasan membeli vaksin Covid-19 yang belum lolos uji klinis fase tiga.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo akhirnya mengungkap alasan membeli vaksin Covid-19 yang belum lolos uji klinis fase tiga.
Padahal, pemerintah sendiri juga tengah mengembangkan vaksin buatan dalam negeri.
Namun, pembelian vaksin dari tiga perusahaan produsen, yakni Cansino, G42/Sinopharm, dan Sinovac telah mencapai final.
Menurut Jokowi, pemerintah memang bergerak cepat dalam pengadaan vaksin virus corona.
Sebab, saat ini di seluruh dunia juga tengah berlomba-lomba untuk memperoleh vaksin secepat-cepatnya.
Hal itu ia sampaikan dalam rapat terbatas 'Rencana Pengadaan dan Pelaksanaan Vaksinasi' di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (26/10/2020).

Baca juga: Jokowi: Penting Disampaikan ke Publik Kasus Aktif Indonesia Lebih Rendah dari Rata-rata Dunia
"Mengapa perlu kecepatan, karena memang semua negara tengah berlomba-lomba untuk memperoleh vaksin ini secepat-cepatnya."
"Dan kita tahu ini semua memang kejar-kejaran," kata Jokowi, dikutip dari tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Senin (26/10/2020).
Selain dunia berlomba mendapatkan vaksin, Jokowi juga menyebut adanya vaksin bisa mempercepat kebangkitan ekonomi.
"Semua mengejar yang namanya vaksin agar warga mereka bisa cepat pulih dan ekonominya bisa bangkit," kata Jokowi.
Kendati vaksin yang dipesan belum lulus uji klinis fase 3, Jokowi menegaskan tidak akan tergesa-gesa untuk melakukan vaksinasi.

Baca juga: Vaksin Covid-19 yang Diedarkan November Kemungkinan Batal, Menko Luhut: Tadi Presiden Telepon Saya
Menurutnya, vaksin baru akan disuntikkan ke masyarakat setelah melalui tahap uji klinis yang benar.
Sehingga, vaksin yang telah lulus uji klinis dipastikan efektif untuk menangkal virus corona.
Termasuk juga aman dan tidak menimbulkan efek samping bagi para penerima vaksin.
"Jangan sampai kita tergesa-gesa ingin vaksinasi sehingga kaidah-kaidah saintifik, data-data sains, standar kesehatan ini dinomorduakan. Tidak bisa," kata Jokowi.