Minggu, 5 Oktober 2025

1 Tahun Pemerintahan Jokowi

Airlangga : Tantangan Utama Pemerintah Adalah Masalah Pengangguran dan Kemiskinan

Pengangguran kata Airlangga Hartarto setiap tahunnya mencapai 6,9 juta orang, dengan angkatan muda yang masuk SMA, SMK, Universitas ada 2,9 juta orang

Capture YouTube Sekretariat Presiden
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat menggelar jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (20/7/2020). 

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa tantangan utama pemerintahan Jokowi-Ma'ruf sekarang adalah mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan.

Pengangguran kata Airlangga setiap tahunnya mencapai 6,9 juta orang, dengan angkatan muda yang masuk SMA, SMK, Universitas ada 2,9 juta orang.

"Dan mereka yang terkena PHK gara-gara pandemi ada 3,5 juta orang, sehingga butuh lapangan kerja baru 13,4 juta," kata Airlangga dalam dialog di TVRI, Minggu(25/10/2020).

Baca juga: Suami Pengangguran, IRT di Luwu Timur Jualan Sabu

Baca juga: Ekonom Indef: Pelajar Ikut Demonstrasi karena Tingkat Pengangguran Tinggi

Menurut Airlangga, masalah pengangguran menjadi sangat penting karena dapat menimbulkan kemiskinan.

Tanpa adanya serapan tenaga kerja, maka tingkat kemiskinan akan meningkat.

Oleh Karena itu pemerintah saat ini fokus dalam memperluas lapangan pekerjaan.

"Jadi itu tantangan utamanya butuh pekerjaan, dan dari situ (masalah lapangan kerja) bisa menimbulkan tingkat kemiskinan meningkat," ungkapnya.

(capture Youtube) Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Capital Market Summit & Expo 2020 yang digelar secara virtual, Senin (19/10/2020).
(capture Youtube) Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Capital Market Summit & Expo 2020 yang digelar secara virtual, Senin (19/10/2020). (Tribunnews.com/Fitri Wulandari)

Selain berupaya meningkatkan lapangan pekerjaan di tengah gelombang Pandemi, pemerintah juga menurut Airlangga menggulirkan bantuan sosial kepada masyarakat yang jumlahnya pada 2020 mencapai Rp 695,2 triliun.

Bantuan sosial tersebut kembali akan dikucurkan pada tahun depan sebesar RP 372,3 triliun.

Dengan demikian daya beli masyarakat yang menurun akibat Pandemi Covid-19, dapat terbantu dengan adanya bantuan sosial.

"Jadi daya beli masyarakat yang menurun diganjel perlindungan sosial," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved