Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

6 Bulan Corona di Indonesia: Total Kasus Capai 184.268, Rekor Terbaru 3.622 Kasus, Prediksi Meleset

Sudah enam bulan, virus corona (Covid-19) terkonfirmasi ada di Indonesia sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020. Ini perkembangannya.

Tribunnews/JEPRIMA
Pekerja saat mengenakan masker saat akan pulang menggunakan kendaraan umum di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (21/7/2020). Pemerintah menyatakan bahwa penularan virus corona masih terjadi di masyarakat, sehingga jumlah kasus Covid-19 di Indonesia terus bertambah. Berdasarkan data yang dihimpun hingga Selasa (21/7) pukul 12.00 WIB, diketahui ada 1.655 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Penambahan itu menyebabkan kini ada 89.869 kasus Covid-19 di Indonesia, terhitung sejak pasien pertama diumumkan pada 2 Maret 2020. 

TRIBUNNEWS.COM - Sudah enam bulan, virus corona (Covid-19) terkonfirmasi ada di Indonesia sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.

Selama itu pula, belum ada tanda-tanda, pandemi akan berakhir setidaknya dalam waktu dekat ini.

Bahkan sejak beberapa hari terakhir, angka penambahan kasus corona di Indonesia berada di atas 3.000 kasus per hari.

Kamis (3/9/2020) hari ini, Indonesia kembali mencatatkan rekor penambahan kasus paling tinggi sejak pandemi berlangsung.

Mengutip situs covid19.go.id, ada tambahan kasus sebanyak 3.622 sehingga total kasus Covid-19 mencapai 184.268.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 132.055 pasien dinyatakan telah sembuh dan 7.750 pasien meninggal.

Baca: UPDATE Sebaran Virus Corona Indonesia Hari Ini Kamis 3 September 2020, DKI Jakarta Terbanyak

Baca: Sebaran Virus Corona di Indonesia Kamis (3/9/2020): Terbanyak, DKI Jakarta Sumbang 1.359 Kasus Baru

Penambahan kasus hingga mencapai 3.000 sebenarnya sudah terjadi sejak akhir Agustus 2020.

Kali pertama terjadi pada Jumat (28/8/2020) dengan tambahan mencapai 3.003 kasus.

Selang sehari, penambahan kasus di atas angka 3.000 kembali terjadi yaitu sebanyak 3.308 kasus pada Sabtu (29/8/2020).

Penambahan kasus sempat turun di angka 2.000, tapi rupanya hal tersebut tidak berlangsung lama.

Rabu (2/9/2020) kemarin, kasus virus corona bertambah 3.075 dan hari ini naik menjadi 3.622 kasus.

Dengan jumlah kasus sebanyak 184.268, Indonesia menempati urutan 23 dari 213 negara di dunia yang melaporkan adanya kasus corona, dikutip dari situs worldometers.info.

Posisi Indonesia masih lebih 'mendingan' dibanding Filipina yang ada di urutan ke-22 dengan jumlah kasus mencapai 228.403 kasus.

Baca: Pernyataan Kontroversial Pejabat & Berdamai dengan Virus Corona, Simak Kilas Balik 6 Bulan Covid-19

Baca: Menristek Sebut Mutasi Virus Corona D614G Tak Ganggu Pengembangan Vaksin

Semua Prediksi Meleset

Dengan melihat jumlah kasus yang masih tinggi dan malah naik, rasanya tepat untuk mengatakan: sebagian besar prediksi terkait puncak Covid-19 di Indonesia meleset.

Diketahui, saat virus corona dilaporkan ada di Indonesia, berbagai kalangan membuat prediksi kapan puncak pandemi dan kapan wabah ini berakhir.

Mulai dari Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo yang pernah memprediksi, puncak pandemi Covid-19 di Indonesia terjadi pada Juni 2020.

Atau Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menargetkan kurva penambahan pasien positif Covid-19 menurun pada Mei 2020.

Fakta yang terjadi di lapangan, kurva di bulan Juni hingga Juli malah semakin naik bahkan terus terkerek hingga Agustus 2020.

Jokowi kembali membuat prediksi, puncak penyebaran virus corona akan terjadi pada Agustus atau September 2020.

Presiden Jokowi dalam acara Aksi Nasional Pencegahan Korupsi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (26/8/2020)
Presiden Jokowi dalam acara Aksi Nasional Pencegahan Korupsi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (26/8/2020) (Sekretariat Presiden)

Namun Kepala Negara juga menyebut, prediksi terbaru ini masih bisa berubah tergantung kinerja seluruh jajarannya dalam menekan penyebaran kasus Covid-19.

Prediksi akhir pandemi corona yang lain dan sama-sama meleset juga datang dari Lembaga Survei Indonesia (LSI).

Pendiri LSI, Denny JA memprediksi, 99 persen kasus virus corona di Indonesia berakhir pada Juni 2020.

Termasuk Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan yang mengatakan, penyebaran virus corona di Indonesia akan melandai mulai akhir Mei 2020.

Pun dengan Badan Intelijen Negara (BIN). Berdasarkan data BIN, pada Juli 2020 penyebaran Covid-19 di Tanah Air akan mencapai 106.287 kasus.

Menanggapi hal ini, pakar epidemiologi Universitas Airlangga Windhu Purnomo mengatakan, puncak penyebaran virus corona di Indonesia sulit diprediksi lantaran data yang selalu berubah-ubah setiap waktu.

"Jadi sebetulnya kalau datanya tidak berubah-ubah, akan lebih mudah diprediksi. Yang menyulitkan itu kan karena data yang selalu berubah," kata Windhu dikutip dari Kompas.com.

Perubahan data, menurut dia, dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang tidak konsisten.

Ketika pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), laju pertumbuhan kasus harian relatif dapat dikendalikan.

Namun, saat kebijakan itu dilonggarkan untuk memberikan kesempatan agar roda ekonomi kembali bergeliat, laju pertumbuhan kasus harian juga mengalami peningkatan.

"Prediksi itu kan mesti pake asumsi-asumsi, asumsinya kalau keadaannya seperti ini, nanti puncaknya akan kapan, dan turunnya kapan. Tapi kalau datanya berubah, ya harus diulang lagi," jelas dia.

"Ya susah ini, apalagi di negeri seperti kita ini yang kebijakannya terus berubah. Jadi kita enggak tahu kapan akan berakhir," ucap Windhu.

Pemerintah Akui Belum Berhasil

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Nasional, Wiku Adisasmito.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Nasional, Wiku Adisasmito. (BNPB)

Sementara itu, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito menyatakan, pemerintah belum mampu secara konsisten menekan laju penularan Covid-19 di Indonesia.

Hal itu terlihat dari penambahan kasus harian pada seminggu terakhir yang jumlahnya kerap menembus angka 3.000.

"Ini semua artinya bahwa kita sebenarnya belum berhasil menekan dan mencegah penularan secara konsisten secara nasionnual," kata Wiku lewat kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (3/9/2020).

Ia menambahkan, sejak awal tak ada negara yang siap menghadapi pandemi Covid-19.

Kendati demikian, menurut dia, Indonesia sempat menekan laju penularan Covid-19 di pertengahan masa pandemi atau sekitar Mei dan Juni.

Kini, kata Wiku, penambahan kasus harian menjadi tak terkendali seperti sebelumnya karena belum semua masyarakat disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan seperti mengenakan masker, menjaga jarak serta menghindari kerumunan, dan mencuci tangan.

"Beberapa minggu terakhir ini terlihat peningkatan jumlah kasus yang cukup signifikan dan ini semua tentunya yang dulunya kita bisa kendalikan sekarang terjadi kondisi yang mengkhawatirkan," kata Wiku, dikutip dari Kompas.com.

"Dan ini adalah menjadi tugas kita semuanya tidak hanya pemerintah tapi juga seluruh warga masyarakat agar betul-betul dapat patuh untuk menerapkan kedisiplinan protokol kesehatan baik individu maupun seluruh masyarakat secara kolektif," lanjut dia.

(Tribunnews.com/Sri Juliati, Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim/Dani Prabowo)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved