Selasa, 7 Oktober 2025

Pesta Seks di Kalangan Pelajar SMP, Mengapa Terjadi?

Pembatasan akses yang dimaksud Jasra yakni terkait pembelajaran reproduksi yang biasa dilakukan sekolah atau pusat komunitas, terhenti di masa pandemi

Editor: Hasanudin Aco
(Tribun Jambi/Aryo Tondang)
Tiga puluh orang di Kota Jambi kepergok pesta seks di hotel kena razia. Tim Terpadu Kecamatan Pasar yang terdiri dari TNI-Polri, ketua RT dan lurah, dinas sosial, satpol PP merazia sejumlah hotel di Kota Jambi, Rabu (8/7) malam. (Tribun Jambi/Aryo Tondang) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Perlindungan Anak Indonesia ( KPAI) menilai banyaknya remaja atau pelajar sekolah menengah pertama (SMP) yang terjaring operasi razia di hotel di Jambi terjadi karena kebutuhan tumbuh kembang pubertas remaja tidak tersalurkan dengan baik akibat pembatasan akses di masa pandemi Covid-19.

"KPAI melihat besarnya pasangan siswa SMP yang terlibat, menandakan anak-anak remaja kita sangat rentan," kata Komisioner Jasra Putra melalui keterangan tertulisnya, Kamis (16/7/2020).

"Kebutuhan tumbuh kembang pubertas di usia produktifnya tidak tersalurkan dengan baik, karena semua akses dibatasi," lanjut dia.

Baca: 37 Remaja di Bawah Umur Kepergok Pesta Seks, Petugas Temukan 1 Gadis dengan 6 Pria dalam Satu Kamar

Pembatasan akses yang dimaksud Jasra yakni terkait pembelajaran reproduksi yang biasa dilakukan sekolah atau pusat komunitas, terhenti di masa pandemi Covid-19.

Sedangkan, pembelajaran secara daring untuk materi tersebut dinilai Jasra tidak cukup.

"Dilakukan banyak melalui via daring yang hanya menyasar pengetahuan remaja saja, namun bagaimana perubahan perilaku dari informasi tersebut perlu dipantau," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Tim gabungan TNI/Polri bersama Pemerintah Kecamatan Pasar Kota Jambi mengelar razia penyakit masyarakat (pekat), Rabu (8/7/2020) malam.

Hasilnya, dalam razia itu didapati sedikitnya 37 pasangan remaja di bawah umur yang diduga hendak melakukan pesta seks di hotel.

Jasra melanjutkan, beberapa kegiatan positif remaja juga terhenti selama pandemi Covid-19. Sehingga, berpotensi micu hormon stres.

"Ketergantungan pada gadget menyebabkan juga agresifitas yang tinggi, hormon stres atau tekanan juga tinggi dengan fasilitas yang berkurang, yang berakhir pada mencari eksistensi sendiri," ungkap dia.

Tak hanya berbasis hukuman

Jasra pun mengingatkan penanganan 37 anak remaja yang terjaring razia di hotel itu tidak boleh hanya berorientasi pada hukuman.

Menurut dia, penyaluran tumbuh kembang mereka juga harus diperhatikan oleh semua pihak.

"Jika hanya berorientasi pada hukuman, maka akan menjadi kegagalan kita semua," imbuhnya.

Jasra mengatakan, usia remaja adalah masa yang produktif, berenergi besar serta mudah sekali emosi. Ia pun berharap para orang tua bisa lebih produktif untuk menyalurkan tumbuh kembang anak.

"Untuk itu penyaluran tumbuh kembang ini menuntut produktifitas kita yang tinggi juga," ujar dia.

Jasra Putra juga meminta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta asosiasi hotel yang ada di Indonesia untuk berkomitmen terhadap perlindungan anak.

"KPAI meminta Kementerian Pariwisata dan asosiasi hotel komitmen terhadap penyelenggaraan perlindungan anak," tutur dia.

Menurut Jasra, kejadian tersebut, khususnya pesta seks, bisa dicegah pengelola hotel.

Oleh karena itu, ia berharap pemerintah daerah bisa memberlakukan sanksi apabila terbukti pihak hotel sengaja membiarkan kejadian tersebut.

"Harusnya jadi pembelajaran para hotel dalam melihat pergerakan anak anak sebanyak itu, harusnya jadi kecurigaaan dan deteksi dini dalam menerima anak anak menggunakan jasa hotel," ujarnya.

Miris

Terjaringnya 37 pasangan ABG itu membuat Camat Pasar Kota Jambi Mursida mengaku miris sekali.

"Dalam operasi itu, banyak yang terjaring anak-anak remaja di bawah umur. Mereka menyewa kamar hotel. Sangat miris sekali. Laki-lakinya umur 15 tahun, ada perempuannya umur 13 tahun. Kita temukan ada 1 perempuan 6 laki-laki di satu kamar,” kata Mursida, Kamis (9/7/2020) malam.

Tak hanya itu, sambung Mursida, saat ditangkap, petugas juga menemukan barang bukti berupa satu kotak alat kontrasepsi dan obat kuat.

"Saya sendiri merasa sedih karena mereka ini semua masih di bawah umur, tapi sudah berani melakukan perbuatan seperti suami istri," ujarnya dikutip dri TribunJambi.com.

Diakui Mursida, dari banyak razia yang dilakukan, baru pada razia ini memecahkan rekor, karena semua yang terjaring anak di bawah umur.

Ia mengatakan, puluhan pasang anak muda itu terjaring dari berbagai tempat, di antaranya hotel Ceria, Bintang Timur, Sarinah, Mayang Sari.

“Di hotel Ceria itu ada ditemukan remaja yang ulang tahun berpesta. Itu sangat miris. Mereka merayakan ulang tahun, kita temukan alat kontrasepsi dan obat kuat. Sangat miris,” jelasnya.

"Jadi mereka ini semuanya banyak menggunakan kamar Hotel untuk melakukan pesta seks," sambungnya, dikutip dariTribunJambi.com.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pesta Seks Pasangan Remaja dan Tumbuh Kembang Pubertas yang Tak Tersalurkan..."

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved