Minggu, 5 Oktober 2025

Ada Isu Pertalite dan Premium Akan Dihapus, Pertamina Diminta Segera Klarifikasi

Jika memang tidak ada rencana menghapus BBM jenis Pertalite dan Premium, harusnya Pertamina segera mengklarifikasi

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hendra Gunawan
KOMPAS.com/ PRAMDIA ARHANDO JULIANTO
Sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang terletak di Nunukan, Kalimantan Utara, saat diambil fotonya, Maret 2018. Pertamina akan menghapus BBM jenis premium dan pertalite. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VII dari fraksi PKS Mulyanto menyesalkan sikap lambat Pertamina menanggapi isu penghapusan BBM jenis Pertalite dan Premium.

"Dalam kondisi darurat pandemi seperti ini Pertamina harusnya bisa lebih sigap menanggapi kabar yang dapat menimbulkan gejolak di masyarakat," kata Mulyanto dalam keterangannya, Selasa (23/6/2020).

Menurutnya, jika memang tidak ada rencana menghapus BBM jenis Pertalite dan Premium, harusnya Pertamina segera mengklarifikasi isu itu ketika baru muncul.

Secara resmi Pertamina membuat surat edaran yang dapat menjadi acuan bagi masyarakat.

Baca: Demi Penuhi BBM Standar Euro 4, Pertamina akan Menghapus Bensin Premium dan Pertalite

Baca: Daftar Harga BBM Februari 2020: Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Turbo Turun, Cek Rinciannya!

Baca: Daftar Rincian Harga BBM 2020 Terbaru di 34 Provinsi, Mulai Pertalite, Pertamax, Dexlite, dan Solar

"Jangan sampai isu tidak benar itu merebak di masyarakat Pertamina baru menyampaikan pernyataan sikap. Hal tersebut bisa membuat masyarakat berpikir Pertamina memang ada rencana menghapus Pertalite dan Premium," ujarnya.

"BBM itu isu yang sensitif. Jangankan dihilangkan, dinaikan saja harganya bisa membuat rakyat demo berhari-hari. Jadi sebaiknya Pertamina jangan sembarangan mengeluarkan pernyataan," imbuhnya.

Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI ini minta Pertamina lebih aktif mensosialisasikan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan sebelum memutuskan menghilangkan Pertalite dan Premium.

Jika memang dalam waktu tertentu Pertamina ingin ada peralihan pola konsumsi BBM masyarakat dari yang biasa menggunakan BBM berbahaya ke BBM ramah lingkungan sebaiknya dibuat rencana kerja khusus untuk merealisasikan rencana tersebut.

Ia menyarankan rencana kerja tersebut sebaiknya disampaikan ke DPR untuk mendapatkan tanggapan.

Dengan demikian rakyat jadi tahu setiap kebijakan yang akan diterapkan.

"Jangan seperti sekarang yang terkesan mau mengakali-akali kebijakan. Dilontarkan dulu sebuah isu untuk melihat reaksi masyarakat. Jika terjadi penolakan maka akan ditarik dan bersikap seolah-olah isu tersebut tidak benar," katanya.

"Ini bukan cara yang baik. Pola komunikasi seperti itu harus diubah. Kebijakan apapun yang ingin diambil sebaiknya dibuka secara transparan. Agar masyarakat bisa memberikan tanggapan," lanjutnya.

Ke depan, Mulyanto minta Pertamina lebih transparan dalam merumuskan kebijakan.

Ia mencontohkan kasus harga jual BBM nonsubsidi yang hingga saat ini masih belum disesuaikan dan tidak jelas ujung pangkalnya.

"Dalam hal ini Pertamina harus lebih terbuka. Jangan ada kebijakan yang ditutup-tutupi. Biarkan masyarakat tahu setiap tahap kebijakan yang akan dibuat. Jangan mendadak diterapkan sebelum disosialisasikan," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved