Kamis, 2 Oktober 2025

Ditangkap di Rumah Tantennya, Mahasiswa Pembunuh Terapis Plus-plus Menyesal Pakai Uang Kuliah

Tersangka pelaku berkenalan dengan korban Oktavia Widyawati alias Monik (33), warga Jalan Ciliwung Surabaya melalui media sosial Twitter.

Editor: Choirul Arifin
Firman Rachmanuddin/Surya
Wakapolrestabes Surabaya, AKBP Hartoyo menunjukkan barang bukti kasus pembunuhan terapis pijat di Surabaya yang mayat korbannya dimasukkan dalam kardus. Tersangka Yusron mengakui perbuatannya termasuk seberap sering menyewa terapis pijat plus-plus. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - YF (20) mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Surabaya mengaku sangat menyesal telah membunuh wanita terapis pijat plus plusyang dia sewa untuk memijit. YF ditangkap polisi di kediaman tantenya di Mojokerto, Jawa Timur, setelah kabur usai melakukan pembunuhan Selasa lalu (16/6/2020.

YF mengaku membunuh wanita pemijat berusia 33 tahun itu karena panik setelah korban meminta uang tambahan dan berteriak-teriak. YF lalu panik dan takut digerebek warga.

Penangkapan terhadap YF dilakukan Polrestabes Surabya berawal dari penemuan mayat wanita dalam kardus dengan bersimbah darah dan leher penuh sayatan ditemukan warga Ngoro, Mojokerto pada Rabu (17/6/2020).

Dari pengakuan YF ke Polrestabes Surabaya ia berkenalan dengan korban Oktavia Widyawati alias Monik (33), warga Jalan Ciliwung Surabaya melalui media sosial Twitter.

Terjadilah kesepakatan untuk bertemu di rumah kontrakan yang ditinggali mahasiswa semester gasal di salah satu universitas di Surabaya itu.

Baca: Buronan FBI Russ Albert Medlin yang Ditangkap Polda Metro Ternyata Gemar Booking Cewek di Bawah Umur

Pelaku sepakat membayar Rp 900.000. Korban kemudian datang, Selasa (16/6/2020) sekitar pukul 18.00 WIB.

Mendi (paling kanan) saat ditemui di kediaman ibundanya di Jalan Ciliwung, Wonokromo, Surabaya
Mendi (paling kanan) saat ditemui di kediaman ibundanya di Jalan Ciliwung, Wonokromo, Surabaya (Tribunjatim/Luhur Pambudi)

Setelah itu, korban memberikan layanan jasa pijat selama 45 menit yang dimulai pukul 19.30 WIB.

Baca: Kronologi dan Fakta Terbaru Pria di Lamongan Setubuhi Ibu Muda Tetangganya Sendiri di Ladang Jagung

Di sela pijat, korban menawarkan layanan jasa plus-plus kepada tersangka.

Saat itu pelaku hanya meraba-raba dan tidak berhubungan intim. Meski demikian korban meminta uang tambahan Rp 300.000. Namun, mahasiswa tersebut tidak mau.

Percekcokan terjadi setelah Yusron merasa dibohongi oleh korban.

Baca: Pandemi Covid-19 Bikin Harga Mobil Bekas Anjlok, Ini Ragam Pilihan Mobkas Harga Rp 70 Jutaan

"Saya bayar pijatnya Rp 900 ribu. Kemudian dia (korban) menawarkan layanan plus-plus. Setelah itu saya (gituin) saja tapi minta tambahan uang Rp 300 ribu, saya tidak mau. Korban malah marah," akunya.

Menurut YF, perselisihan semakin meruncing. Korban berteriak lalu dibekap olehnya. Alih-alih diam, korban malah berteriak  minta tolong dan membuatnya panik.

YF kemudian mengambil pisau lipat dan langsung menusukkannya ke leher korban. Kejadian itu sekitar pukul 23.00 WIB.

Empat luka tusukan pisau lipat tersangka bersarang di leher bawah telinga

"Saya panik. Saya takut kegrebek warga kalau dia (korban) teriak terus," katanya.

Setelah memastikan korban tak bernyawa, lanjutnya, ia memasukkan jasad Monik ke dalam kardus dan berencana membakarnya.

Takut apinya membakar rumah, tersangka kemudian mematikan kompor portable yang digunakan membakar korban. Namun, kaki kanan korban sempat terbakar. 

Melarikan diri ke Ngoro

Wakapolrestabes Surabaya, AKBP Hartoyo didampingi Kasat Reskrim, AKBP Sudamiran, Wakasat Reskrim,Kompol Ardian Satrio Utomo dan Kanit Jatanras,Iptu Agung Kurnia Putra mengatakan, setelah peristiwa tersebut, tersangka kemudian melarikan diri ke rumah bibinya di Ngoro Mojokerto.

Sebelumnya,tersangka menelopon ibu korban dan menceritakan peristiwa tersebut.

Hasil pemeriksaan saksi-saksi, tersangka dikenal sebagai seorang anak yang tempramental.

YF diakui kerap melawan orangtuanya dan tak bisa diatur. Hal itu diamini tersangka di hadapan polisi.

YF juga tak sungkan mengakui uang yang digunakan membayar jasa korban merupakan uang SPP kuliah yang tak dibayarkan.

"Tersangka ini kami amankan tanpa perlawanan.

Keluarga tersangka juga kooperatif sehingga kami dapat mengungkap kasus ini lebih cepat," tandas Hartoyo. 

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Pembunuh Wanita Terapis Panggilan Bayar Rp 900 Ribu Pakai Uang SPP Kuliah, Marah Cuma Digituin Saja

Berita ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Jasad Terapis Dalam Kardus Dibunuh Mahasiswa, Bayar Pijat Plus- plus Pakai Iuran SPP Kuliah Editor: Ardhi Sanjaya

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved