Minggu, 5 Oktober 2025

Tsamara Amany Tanggapi Sosok Charlie Wijaya: Klarifikasi soal Foto dan Video dengan Grace Natalie

Tsamara Amany memberikan klarifikasi terkait sosok Charlie Wijaya yang melaporkan komika Bintang Emon ke Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Penulis: Daryono
TRIBUNNEWS/GITA IRAWAN
Ketua DPP PSI, Tsamara Amany - Tsamara Amany memberikan klarifikasi terkait sosok Charlie Wijaya yang melaporkan komika Bintang Emon ke Kementerian Komunikasi dan Informatika. 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Tsamara Amany, memberikan klarifikasi terkait sosok Charlie Wijaya yang melaporkan komika Bintang Emon ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Charlie Wijaya melaporkan Bintang Emon setelah komika itu membuat video tanggapan atas kasus hukum penyerangan air keras terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan.

Setelah adanya laporan itu, sosok Charlie Wijaya pun menjadi sorotan. 

Ia disebut-sebut terkait dengan PSI. 

Polemik Charlie Wijaya dan Bintang Emon. Ketua DPW PSI Jakarta, Michael Sianipar, menyatakan Charlie Wijaya bukanlah bagian dari PSI.
Polemik Charlie Wijaya dan Bintang Emon. (Tangkap layar Instagram @charliewijaya11 via Twitter)

Dalam klarifikasi di akun Twitter pribadinya, @TsamaraDKI, pada Selasa (16/6/2020), Tsamara menegaskan Charlie Wijaya bukanlah pengurus PSI. 

Ia juga menyinggung soal foto dan video Charlie Wijaya dengan Ketua Umum PSI, Grace Natalie. 

Baca: PSI: Charlie Wijaya Bukan Pengurus, Bukan Juga Mantan Caleg, Kami Tidak Kenal Dia

Berikut klarifikasi Tsamara Amany terkait sosok Charlie Wijaya

"Kini ramai tentang foto2 Charlie Wijaya (CW) dengan sejumlah pengurus DPP PSI. Kami dianggap berbohong karena mengaku tak mengenal CW. Begini klarifikasi saya secara singkat. (Thread). 

Kami memang tak mengenal secara pribadi sosok CW ini. Kami tak pernah membangun relasi personal dengan CW. Tapi sebagai parpol, PSI sering membuat diskusi/workshop yg bisa dihadiri siapapun. Nampaknya CW sering hadir karena ia menganggap diri sbg pendukung PSI.

Ketika Charlie Wijaya hadir di salah satu acara kami, ia foto dengan saya, @grace_nat, @DaraNasution__. Apa bedanya ketika saya datang mengisi acara di universitas, lalu seorang pendukung meminta foto bersama? Apa saya tau isi kepalanya ketika diajak foto shg saya bisa menolak?

Hanya karena Grace Natalie foto atau mengucapkan selamat ulang tahun kepada CW, lalu dibuat sebuah narasi bahwa sis Grace mengenalnya secara dekat? Padahal video itu video lama. Apakah kalian menganggap sis Grace bisa baca masa depan bahwa Charlie Wijaya akan melaporkan BE?

Ucapan ultah & foto bersama itu lumrah ketika kamu seorang yg cukup dikenal publik. Dalam acara publik, kamu akan bertemu orang-orang yg meminta kedua hal ini. Jadi menganggap ucapan ultah & foto bersama sebagai tanda kami mengenal seseorang scr dekat itu menurut saya agak sesat.

Soal dugaan bahwa CW memiliki KTA PSI, jawaban saya sederhana & jujur saja: mungkin saja, bisa jadi ia memang memiliki KTA. Toh per hari ini ada sekitar 300.000 orang yg tercatat memegang KTA PSI. Anggota PSI ada dari Sabang sampai Merauke.

Apakah berarti karena memiliki KTA PSI, kami menjadi mengenal CW? Belum tentu. Ada perbedaan menjadi anggota & pengurus. Kalau kalian datang ke kantor DPP PSI dalam kondisi normal, kalian juga bisa membuat KTA. Ini adalah membership saja. Bukti bahwa kalian pendukung PSI.

Sama saja kalau kalian mau daftar membership Real Madrid sebagai bukti bahwa kalian adalah seorang Madridista. Tapi proses dari menjadi anggota hingga menjadi pengurus itu panjang, tak main-main, & melalui kaderisasi yang sudah kami terapkan dalam parpol.

Mengurus partai politik itu memang tidak mudah. Partai politik tak diisi oleh 20 orang saja yang kamu kenal setiap orang dengan dekat. Ia diisi ribuan pengurus, ratusan ribu anggota. Jika seiring waktu ada yg tak sesuai dengan nilai-nilai PSI, kami tak segan meninggalkannya.

Saya berterima kasih atas saran & kritik teman-teman semua kepada PSI. Kami menerima itu semua. Sebagai parpol, kami terus berupaya menjadi lebih baik. Tapi sekali lagi, kami tak berbohong soal CW, kami tak mendukung langkahnya, & kami mengharap keadilan untuk Novel Baswedan."

Sebelumnya, bantahan juga disampaikan oleh Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI DKI Jakarta, Michael Sianipar.

Michael menyatakan Charlie Wijaya bukanlah bagian dari PSI.

Baca: Bintang Emon Sebut Ada yang Coba Retas Akun Media Sosialnya

Michael juga mengungkapkan Charlie Wijaya bukan mantan caleg PSI.

“Kami tidak mengenal Bro Charlie Wijaya. Mungkin saja pernah ada interaksi dengan PSI, tapi yang bersangkutan bukan pengurus PSI, juga bukan mantan caleg PSI,” kata Michael kepada Tribunnews.com melalui pesan WhatsApp, Selasa (16/6/2020).

Ketua DPW PSI DKI Jakarta Michael Sianipar
Ketua DPW PSI DKI Jakarta Michael Sianipar (YouTube KOMPASTV)

Adapun Charlie mengaku sebagai mantan Caleg Parlemen Remaja 2019.

“Perlu diketahui, program Parlemen Remaja 2019 digelar DPR RI, bukan merupakan program PSI,” tambah Michael.

Michael menegaskan pelaporan itu dilakukan dalam kapasitas Charlie sebagai pribadi.

Tidak ada hubungan dengan partai.

"Kalo Charlie ini bukan siapa-siapa, jadi mau ambil sikap apa ya urusan pribadi yang bersangkutan saja," ungkapnya.

"Tidak merepresentasikan PSI sama sekali pastinya," imbuh Michael.

Adapun Michael mengungkapkan, sikap PSI terhadap video Bintang Emon tercermin dari tanggapan Jubir Hukum PSI, Rian Ernest.

“Sikap partai soal perkara ini bisa dibaca dalam tweet Bro Rian Ernest di akun personalnya,” kata Michael.

Baca: Sebut Bahasannya Receh, Bintang Emon Tak Sangka Videonya Viral

Adapun Rian Ernest melalui akun Twitternya mencuitkan sejumlah pandangan mengenai apa yang dibuat Bintang Emon.

Berikut cuitan lengkap Rian Ernest mengenai video Bintang Emon yang ditulisnya, Selasa (16/6/2020).

"Terkait dengan video Bintang Emon (BE), kami menganggap apa yang disampaikan BE adalah bagian dari kebebasan berpendapat yang merupakan hak semua warga negara.

Apalagi profesi BE membuat pendapat beliau dapat disampaikan secara lebih kreatif dan bermakna.

Secara historis di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia, seni-budaya (termasuk komedi) adalah medium efektif menyampaikan kritik mengenai masalah yang dihadapi rakyat, termasuk kritik thd pemimpin.

Secara substansi kritik yang disampaikan BE sah-sah saja.

Posisi saya pribadi dan BE sama.

Sebagai warga negara kami merasa tuntutan 1 tahun terhadap Novel Baswedan mencabik-cabik rasa ketidakadilan.

Kami menyesalkan perundungan yang dialami BE karena sekali lagi ini adalah kebebasan berekspresi yang dijamin konstitusi dan kemewahan berdemokrasi.

Media sosial adalah area komunikasi baru yang kompleks.

Menuduh bahwa perundungan terhadap BE dilakukan oleh pendukung Jokowi bahkan diperintahkan langsung oleh orang-orang dekat Jokowi adalah kesimpulan yang prematur dan gegabah.

Saya pribadi dan @psi_id adl pendukung @jokowi.

Kami mendukung juga kritik yang disampaikan.

Sejatinya, kami mendukung kebebasan berpendapat dan berekspresi yg bertanggungjawab. Jempol ke BE!" tulisnya.

Seperti diketahui Bintang Emon menjadi viral lantaran ikut mengkritisi kasus yang terjadi pada Novel Baswedan.

Seketika, di Twitter mulai bermunculan sejumlah buzzer yang menyerang Bintang Emon.

Bintang Emon disebut sebagai pengguna narkoba.

"Demi menjaga stamina menjadi komika Emon mengakui memakai Narkoba," tulis akun Twitter @Tiara61636212.

Sebelumnya, beredar kabar Charlie Wijaya yang mengaku kader PSI melaporkan Bintang Emon ke Kominfo.

Dari jejak digital Charlie Wijaya melalui akun Twitter dan Instagram pribadinya, @charliewijaya11, terlihat pada Selasa (16/6/2020) dia membagikan foto unggahan yang menampilkan wajah Bintang Emon.

Dia mengklaim telah melaporkan Bintang Emon kepada Kemkominfo terkait polemik Novel Baswedan.

Saya telah melaporkan Saudara BE kepada Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. @kemenkominfo. Aduan saya telah dicatat. Dengan nomor tiket #582000613. Kenapa saya melaporkan? bagi Saya hakim sudah melaksanakan tugasnya dengan semestinya dan kita tahu bersama kedua pelaku sudah diadili dan divonis bersalah serta di penjara,” tulis Charlie.

Namun, unggahan itu telah lenyap dari feed Instagram dan Twitter Charlie Wijaya.

Kendati demikian bidikan layarnya cuitan tersebut telah diabadikan oleh sejumlah warganet.

(Tribunnews.com/Daryono/Wahyu Gilang P/Hasanudin Aco)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved