Minggu, 5 Oktober 2025

Pilpres 2024

Isu Prabowo Kembali Maju Pilpres 2024, Pengamat: Bak Pepatah 'Soldier Never Die'

"Ini selaras dengan pepatah 'soldier never die'. Selama hayat di kandung badan, beban apapun yang diberikan siap ke medan tempur," ujar Adi

Gita Irawan
Prabowo Subianto. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Prabowo Subianto diisukan akan kembali maju dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Bila benar terjadi, analis politik UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno mengaku perjuangan Prabowo selaras dengan pepatah 'soldier never die'.

"Ini selaras dengan pepatah 'soldier never die'. Selama hayat di kandung badan, beban apapun yang diberikan siap ke medan tempur," ujar Adi, ketika dihubungi Tribunnews.com, Jumat (12/6/2020).

Baca: Prabowo Diisukan Maju Pilpres, Demokrat : 2024 Miliknya Generasi Muda 

Menurutnya dalam politik tak ada kekalahan abadi. Dia merujuk pada pengalaman Khofifah Indar Parawangsa yang kalah berulang kali dalam kontestasi di Jawa Timur. Namun akhirnya mampu terpilih menjadi gubernur.

"Dalam politik tak ada kekalahan abadi, pasti ada upaya untuk selalu menang," kata dia.

Di sisi lain, Adi menilai Prabowo memiliki dua bekal politik yang cukup memadai untuk maju dalam Pilpres 2024. Akan tetapi dia menegaskan maju tidaknya Prabowo sangat bergantung pada yang bersangkutan.

Baca: Prabowo Diprediksi Kalah Lagi Jika Bertarung di Pilpres 2024, Sandi Dinilai Lebih Prospek

"Prabowo punya dua bekal politik memadai. Pertama, elektabilitas, meski trennya saat ini menurun. Kedua, dia Ketum Gerindra yang hanya butuh satu dukungan parpol menengah untuk maju pilpres. Dua hal itu cukup sebagai modal maju pilpres kembali," ungkapnya.

"Tapi maju tidaknya Prabowo sangat tergantung dirinya sendiri. Kalau siap, maka jalan menuju 2024 relatif mudah. Hanya Prabowo yang bisa memutus takdirnya sendiri," tandasnya.

PKS: Monggo saja

Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera tak ambil pusing dengan wacana Prabowo Subianto yang akan maju dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024. 

Mardani menilai setiap orang memiliki hak untuk maju mencalonkan diri asalkan seusai dengan tatanan Undang-Undang (UU). 

"Semua punya hak untuk maju sepanjang sesuai dengan UU. Monggo saja Pak Prabowo atau figur terbaik bangsa lainnya yang akan maju," ujar Mardani, ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (11/6/2020). 

Baca: Wacana Maju Pilpres 2024, Pengamat Prediksi Prabowo Sulit Menang Karena Hal Ini

Baca: Tak Dapat Kursi Wagub DKI, PKS Tetap Dukung Prabowo di Pilpres 2024?

Tiap partai politik, kata dia, akan selalu berusaha memajukan atau mencalonkan kadernya. 

Oleh karenanya, PKS akan berusaha mengusung kadernya sendiri dalam Pilpres 2024. Terutama kader yang muda dan memiliki kapasitas. 

"PKS akan membuat keputusan melalui Majelis Syuro. Tahun 2024, PKS akan berusaha mengusung kadernya sendiri. Jika ada yang muda dan berkapasitas, lebih disukai," kata dia. 

Namun, keputusan itu tidak menutup peluang bagi PKS untuk berkoalisi dengan partai politik lainnya.

Apalagi proses menuju Pilpres 2024 masihlah sangat panjang. 

"Tapi peluang koalisi dengan partai lain untuk memajukan Indonesia tetap terbuka. Masih panjang prosesnya," tandasnya. 

PA 212: Masanya Prabowo sudah selesai

Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Maarif mengomentari wacana Prabowo Subianto yang akan maju dalam pemilihan presiden atau Pilpres 2024 mendatang.

Berkaca pada pengalaman Pilpres 2019 silam, Slamet menilai masa Prabowo sudah selesai.

Baca: Minimalisir Ketimpangan Sosial, Disdik DKI Naikkan Kuota PPDB Jalur Afirmasi Sampai 15 Persen

"Pilpres 2019 pengalaman sendiri bagi kami dan untuk perjuangan kami ke depan bahwa Prabowo sudah finish. Biarkan saat ini Prabowo menikmati dan menyelesaikan tugasnya sebagai Menhan," ujar Slamet, ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (11/6/2020).

Slamet juga menyinggung terkait pengkaderan di Partai Gerindra.

Menurutnya pengkaderan di partai tersebut akan berhasil apabila bermunculan calon baru dan muda.

Namun, kata dia, apabila memang nantinya Prabowo kembali maju di kontestasi politik 2024, berarti pengkaderan Partai Gerindra gagal.

Slamet menilai Prabowo lebih baik menjadi seorang negarawan dan membiarkan adanya calon presiden baru dan muda untuk memimpin Indonesia.

"Cukuplah Prabowo di 2024 menjadi negarawan dengan memunculkan capres baru yang muda, karena kami yakin 2024 saatnya yang muda yang pimpin negeri. Apalagi umat punya catatan sendiri kepada Prabowo yang susah untuk dilupakan di 2019," kata dia.

Baca: Prabowo Diprediksi Kalah Lagi Jika Bertarung di Pilpres 2024, Sandi Dinilai Lebih Prospek

Di sisi lain, Slamet menegaskan pihaknya akan terus mengawal pemerintahan saat ini dan berjuang menegakkan keadilan di Indonesia.

"Kami akan terus berjuang untuk tegaknya keadilan dan melawan kedzoliman di Indonesia dibawah komando ulama teristimewa Habib Rizieq Shihab," tandasnya.

Prabowo Sulit Menang

Wacana Prabowo Subianto untuk kembali maju dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024 menguat dalam beberapa hari terakhir.

Pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio memprediksi Prabowo akan sulit menang menjadi orang nomor satu di Indonesia.

"Ya mengagetkan juga kalau beliau (Prabowo) 2024 mau maju lagi. Tapi kalau prediksi saya sih akan sulit menang. Sulit ya, bukan nggak mungkin," ujar Hendri, ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (11/6/2020).

Alasan Prabowo sulit menang tak lepas dari keputusannya bergabung dengan koalisi pemerintah menjadi menteri pertahanan.

Baca: Prabowo Subianto Minta Kader Gerindra Bersabar Terkait Pencalonan Presiden 2024, Ini Katanya

Menurut Hendri, Prabowo akan kehilangan banyak suara akibat keputusannya tersebut.

Meski demikian, Prabowo akan menjadi orang yang paling berpengalaman jika turut serta dalam kontestasi politik 2024.

Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kanan) berbincang usai memimpin rapat terbatas di fasilitas Produksi Kapal Selam PT PAL, Surabaya, Senin (27/1/2020). Rapat terbatas itu membahas industri pertahanan nasional terutama berkaitan dengan kebijakan pengembangan alat utama sistem senjata di PT PAL. TRIBUN/SETPRES/AGUS SUPARTO
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kanan) berbincang usai memimpin rapat terbatas di fasilitas Produksi Kapal Selam PT PAL, Surabaya, Senin (27/1/2020). Rapat terbatas itu membahas industri pertahanan nasional terutama berkaitan dengan kebijakan pengembangan alat utama sistem senjata di PT PAL. TRIBUN/SETPRES/AGUS SUPARTO (TRIBUN/SETPRES/AGUS SUPARTO)

"Pastinya akan berpengaruh besar, karena sekarang kan dia ini meninggalkan ranah oposisi menjadi koalisi. Nah itu otomatis kan mengecilkan suara pemilihnya," kata dia.

"Prabowo akan jadi orang paling berpengalaman kalau maju di kontestasi Pilpres, apapun hasilnya (kemarin-kemarin) dia itu orang paling berpengalaman," imbuhnya.

Di sisi lain, Hendri menyarankan agar Prabowo mempertimbangkan calon lain yang lebih muda dan berada di lingkarannya untuk maju. Seperti Sandiaga Uno.

"Menurut saya, itu hak beliau untuk maju, silakan aja. Kalau menang kalah kan Pak Prabowo punya hitungannya lah. Tapi alangkah baiknya beliau juga mempersiapkan kader yang lebih muda. Kan ada Sandiaga Uno di Gerindra, kalau harus dari Gerindra," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved