Sabtu, 4 Oktober 2025

Bencana Hidrometeorologi Banjir Paling Banyak Korban Meninggal, Jumlahnya Capai 120 Jiwa

Bencana yang paling dominan yaitu banjir dengan jumlah 457 kasus, puting beliung 359 kasus, tanah longsor 275 kasus, dan gelombang pasang atau abrasi.

Editor: Dewi Agustina
BMKG
Ilustrasi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memantau dan menganalisis curah hujan yang menunjukkan bahwa sejumlah daerah telah diguyur hujan selama beberapa hari terakhir yang menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi seperti genangan, banjir, dan longsor. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, terhitung periode Januari hingga Mei, bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin puting beliung, dan tanah longsor kerap melanda Indonesia.

"Kejadian bencana masih didominasi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor dan puting beliung. Data BNPB per hari ini, Jumat (8/5/2020) menyebutkan 172 orang meninggal akibat bencana yang terjadi," ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati melalui keterangan tertulis, Jumat (8/5/2020).

Bencana yang paling dominan yaitu banjir dengan jumlah 457 kasus, puting beliung 359 kasus, tanah longsor 275 kasus, dan gelombang pasang atau abrasi 2 kasus.

Di samping itu, kategori bencana hidrometeorologi lain yang jumlahnya tinggi yaitu kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 119 kasus.

Total kejadian bencana berjumlah 1.221 kasus.

Selain bencana tersebut, BNPB mencatat juga bencana lain seperti letusan gunung api 3 kasus dan gempa bumi 5 kasus.

Jumlah kejadian bencana ini di luar bencana nonalam, yaitu pandemi Covid-19.

Bencana-bencana tersebut mengakibatkan dampak korban jiwa dan berbagai kerusakan.

Baca: Sindiran Tak Punya Uang Untuk Kencan Picu Penusukan Wanita Muda di Hotel Wilayah Tamansari

Korban luka-luka tercatat sebanyak 235 orang dan mengungsi 1,97 juta orang.

"Adapun kerusakan berupa rumah mencapai 17.105 unit, sedangkan infrastruktur lainnya yang rusak seperti fasilitas pendidikan 327 unit, fasilitas peribadatan 394 unit, fasilitas kesehatan 32 unit, fasilitas perkantoran 58 unit, dan jembatan 172 unit," tutur Raditya.

Raditya menambahkan, bencana banjir merupakan kejadian yang paling banyak memakan korban meninggal dunia dengan jumlah 120 orang.

Sedangkan, tanah longsor mengakibatkan 46 orang meninggal dunia.

Ratusan kendaraan bermotor tertahan banjir cileuncang (banjir karena air hujan) yang menggenangi Jalan Cibaduyut Raya, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (5/5/2020). Banjir cileuncang yang cukup dalam di bawah jembatan jalan tol itu sudah menjadi langganan setiap hujan deras cukup lama di kawasan Bandung, yang berdampak mengganggu aktivitas warga dan mengakibatkan kemacetan kendaraan bermotor cukup panjang karena genangan banjir tidak bisa dilintasi. Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Ratusan kendaraan bermotor tertahan banjir cileuncang (banjir karena air hujan) yang menggenangi Jalan Cibaduyut Raya, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (5/5/2020). Banjir cileuncang yang cukup dalam di bawah jembatan jalan tol itu sudah menjadi langganan setiap hujan deras cukup lama di kawasan Bandung, yang berdampak mengganggu aktivitas warga dan mengakibatkan kemacetan kendaraan bermotor cukup panjang karena genangan banjir tidak bisa dilintasi. Tribun Jabar/Gani Kurniawan (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Adapun puting beliung mengakibatkan lima orang meninggal dunia.

Raditya mengatakan saat ini sebagian besar wilayah Indonesia memasuki musim kemarau.

Meskipun demikian, bencana banjir dan longsor masih terjadi seperti banjir di enam desa di wilayah Banda Aceh pada Jumat (8/5/2020).

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa puncak musim kemarau terjadi pada Agustus.

Baca: Studi Baru: Virus Corona Mungkin Sudah Menginfeksi Manusia sejak Awal Oktober 2019

Diperkirakan, kondisi hujan tetap normal pada musim kemarau.

Meski demikian selama kemarau tetap perlu mendapatkan perhatian terhadap potensi karhutla dan kekeringan.

Banjir terjadi di di RT 10 Batalion Kasang Kelurahan Sijenjang Kecamatan Jambi Timur, Wali Kota Jambi Syarif Fasha langsung turun ke Lokasi Banjir, Jumat (8/5/2020).
Banjir terjadi di di RT 10 Batalion Kasang Kelurahan Sijenjang Kecamatan Jambi Timur, Wali Kota Jambi Syarif Fasha langsung turun ke Lokasi Banjir, Jumat (8/5/2020). (Tribun Jambi/Rohmayana)

Sementara itu, Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin mengatakan daerah rawan karhutla di antaranya berada di Pulau Sumatera, seperti Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan.

"Berdasarkan analisis BMKG, wilayah tersebut diperkirakan akan mendapatkan curah hujan menengah sampai rendah pada bulan Juni – September," papar Miming.

"Daerah rawan karhutla di Pulau Kalimantan meliputi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Wilayah-wilayah ini akan mendapatkan curah hujan menengah hingga rendah pada bulan Agustus dan September," lanjut dia. (Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BNPB : Januari hingga Mei, Bencana Hidrometeorologi Sering Melanda Indonesia "

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved