Virus Corona
Pandemi Covid-19, Perhimpunan Dokter Jiwa Sebut 80% Peserta Konsultasi Alami Trauma Psikologis
Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) sebut 80 persen peserta konsultasi alami trauma psikologis terkait pandemi Covid-19.
TRIBUNNEWS.COM - Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) telah menyediakan layanan masalah psikologis online yakni Swaperiksa.
Psikiater dari PDSKJI, Dr. Lahargo Kembaren, Sp.KJ menyebut hingga kini sebanyak 1.522 orang telah menggunakan layanan tersebut.
Ia menuturkan 80 persen di antaranya mengaku mengalami trauma psikologis selama pandemi Covid-19.
Hal ini ia sampaikan dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (1/5/2020).
"Saat ini perhimpunan dokter spesialis kedokteran jiwa telah menyiapkan suatu alat Swaperiksa secara online," ujarnya yang dikutip dari YouTube BNPB Indonesia, Jumat siang.
Lahargo mengatakan masyarakat dapat mengakses Swaperiksa secara online di website www.pdskji.org.

"Melalui Swaperiksa online ini kita dapat memeriksa seperti apa kesehatan jiwa kita, apakah mengalami suatu depresi, cemas ataupun trauma psikologis," tegasnya.
"Ada 1.522 orang yang sudah melakukan pemeriksaan masalah psikologis ini," ujranya.
"Nah dari hasil Swaperiksa yang kami dapatkan, ada 80 persen yang mengatakan mengalami suatu trauma psikologis terkait kondisi Covid-19," jelas Lahargo.
Baca: Jumlah Pasien Sembuh Corona di Jaawa Barat Bertambah Jadi 143 Orang
Adapun gejala - gejala yang dialami para peserta konsultasi tersebut seperti merasa jauh dan tidak terhubung dengan orang lain.
Tak hanya itu, mereka juga mengaku terus menerus merasa wapada dan berjaga-jaga selama pandemi Covid-19.
Dalam kesempatan itu, Lahargo mengatakan pihaknya juga menemupak 64,3 persen peserta konsultasi via Swaperiksa yang mengalami gangguan cemas dan depresi.
"Didapatkan ada 64,3 persen yang mengalami gangguan cemas dan depresi," kata Lahargo.
"Gejalanya adalah rasa takut dan khwatir yang berlebihan, merasa tidak bisa relaks dan nyaman, adanya gangguan tidur, serta kewaspadaan yang berlebihan," imbuhnya.
"Kita juga temukan adanya gangguan stres pasca trauma psikologis," sambung Lahargo.
Baca: Waspada Batuk Pilek Saat Cuaca Ekstrem, Ini Tips Agar Tubuh Tetap Sehat, Imun Kuat Tangkal Covid-19
Baca: Tips Aman untuk Orangtua Bawa Anak Imunisasi ke Rumah Sakit Atau Klinik Saat Pandemi Covid-19
Oleh karena itu, Lahargo menuturkan PDSKJI berusaha selalu memberikan dukungan psikososial kepada masyarakat Indonesia terutama saat masa pandemi Covid-19 seperti ini.
Ia mengungkapkan sudah ada sekitar 1000 psikiater yang tersebar di seluruh Tanah air yang siap untuk melakukan pendampingan psikososial
Pendampingan psikososial ini juga dapat dilakukan secara online melalui media sosial Instagram @pdskji_indonesia.
Serta pemberian konsultasi gratis di aplikasi dari Kementrian Kesehatan yakni SehatPedia
"Semua ini bisa diakses dengan mudah oleh seluruh masyarakat," imbuhnya.
Tips Menjaga Kesehatan Jiwa Selama Pandemi Covid-19
Pandemi virus corona (Covid-19) tidak hanya mengancam kesehatan fisik, namun juga menmpengaruhi kesehatan mental atau jiwa.
Mengingat penyebaran Covid-19 juga dapat menimbulkan rasa takut dan kecemasan di tengah masyarakat.
Untuk itu, Psikiater dari PDSKJI, Dr. Lahargo Kembaren, memberikan tips jaga kesehatan jiwa di tengah pandemi Covid-19.
Pertama kata Lahargo yakni dengan membatasi informasi berlebihan terhadap berita-berita yang mungkin belum diketahui kebenarannya.
"Karena kecemasan, kekhawatiran itu bisa muncul akibat terlalu banyak menonton, mendengar, membaca informasi yang berlebihan," ujar Lahargo.
Menurutnya, dengan mengambil jarak sejenak dari informasi tersebut dapat berdampak baik bagi kesehatan jiwa.
Selanjutnya, kata Lahargo, yakni memilah informasi yang didapatkan.
Baca: Tips Jaga Kesehatan Jiwa dari Ahli saat Pandemi Covid-19, Salah Satunya Ciptakan Situasi yang Aman
Baca: Tips Menjaga Kesehatan saat Ramadhan di Tengah Pandemi Corona, Gunakan Masker jika Keluar Rumah
"Selalulah mendapatkan informasi yang akurat dari sumber yang terpercaya," kata Lahargo.
"Dengan membaca sumber yang keliru itu akan membuat kita lebih cemas, khawatir, dan memungkinkan untuk memunculkan masalah kesehatan jiwa," jelasnya.
Tak hanya itu, ia juga mengimbau masyarakat untuk selalu melakukan pencegahan dan penanganan sesuai yang dianjurkan oleh pemerintah selama pandemi Covid-19.
Di sisi lain masyarakat juga perlu mengatasi berbagai kondisi perasaan yang tidak nyaman dengan melakukan hal-hal yang positif
"Hindarilah merokok, minum alkohol atau narkoba, karena itu justru memperburuk perasaan tak nyaman," ungkapnya.
"Apabila memang kita merasakan stres ataupun perasaan yang tidak enak, segeralah berkonsultasi ke profesional kesehatan jiwa seperti psikiater, perawat jiwa, psikolog, konselor, maupun dokter," imbuhnya.
Semua itu, kata Lahargo, akan membantu masyarakat dalam memndapatkan pertolongan yang cepat dan tepat.
"Kita juga perlu mengatasi berbagai emosi yang kita rasakan saat ini, dengan menggunakan keterampilan yang bisa kita lakukan," ujarnya.
"Seperti satu di antaranya relaksasi dengan menarik napas dalam-dalam, dan juga mindfullnes," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Lahargo menyampaikan di tengah keadaan pandemi seperti saat ini, kesehatan jiwa anak dan remaja juga perlu mendapat perhatian.
Berikut merupakan tips untuk dapat menjaga kesehatan jiwa anak dan remaja di tengah pandemi Covid-19.
1. Selalu hadir dengan kesungguhan hati untuk anak-anak.
2. Berikan kesempatan anak untuk selalu terhubung dengan teman dan keluarganya.
3. Informasi yang tepat, sesuai, dan kepastian kebenarannya terjamin, itu yang perlu disampaikan untuk mereka.
4. Ciptakan situasi yang aman serta ajak anak untuk bisa melakukan aktivitas yang produktif selama di rumah.
5. Apabila kita menemukan perubahan pada anak dan remaja kita jangan ragu-ragu untuk meminta pertolongan kepada tenaga profesional kesehatan jiwa bila diperlukan. (*)
(Tribunnews.com/Isnaya)