Virus Corona
Si Cantik Ika Dewi, Nekat Jadi Relawan Pengemudi Mobil Jenazah Covid-19 Tanpa Izin Orang Tua
Ika Dewi Maharani merupakan satu-satu relawan medis perempuan yang jadi driver ambulans di Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Selain kita bisa menyetir, kita juga bisa tahu kondisi pasien seperti apa. Bagaimana, pasien apa yang dibawa. Saya tergerak. Punya basic, punya keahlian juga dalam menyetir.
Saya merasa terpanggil dan saya harus melayani sebagai perawat.

Sekalipun potensi tertular itu besar?
Kita sudah disumpah, kita harus melayani pasien sampai akhir. Akhirnya saya memutuskan untuk ke Jakarta. Dari Surabaya saya kuliah, ke Jakarta menjadi relawan medis di Himpunan Perawat Kegawatdaruratan Bencana Indonesia (HIBGABI).
Pertama kali tiba di Jakarta?
Langsung meeting point. Dijelaskan job desk kita apa saja dan seperti apa. Diberi pemaparan pasien yang kita rawat akan seperti apa.
Respon keluarga saat tahu Anda jadi relawan penanganan Covid-19?
Jujur saya tidak izin orang tua. Pertimbangan saya begini, pokoknya, kalau ini memang jalan Tuhan, pasti kita akan mendapatkan restu orang tua. Karena bagaimanapun kita sudah digariskan menjadi perawat.
Saya beli tiket untuk ke Jakarta, baru saya bilang ke orang tua saya. Saya jelaskan saya mau jadi relawan Covid-19.

Orang tua Anda selalu mantau keadaan selama di Jakarta?
Orang tua selalu telepon terus. Tiap pagi selalu telepon, kasih doa dan sering nanya hari ini masuk atau off. Selalu. Setelah saya dinas telepon lagi.
Mengingatkan untuk selalu berdoa, makan jangan sampai terlambat walau kita kerja seperti ini. Kadang di jalan kan tidak sempat makan.
Bagaimana Anda menjaga gizi dan imunitas tubuh di tengah kesibukan sebagai relawan?
Sebelum bekerja, jam kerja kita pukul 9 pagi dan wajib makan. Meski capek, kepingin tidur siang tidak bisa. Saya kan supir ambulans. Harus siap APD.
Apa oksigen masih cukup, plus kondisi mobil seperti apa. Kondisi ambulans harus terus saya pantau ,cek setiap hari.