Virus Corona
Jokowi Larang Pemerintah Daerah Ambil Kebijakan Lockdown Terkait Virus Corona
Jokowi mengingatkan kepada kepala daerah atau pemerintah daerah tidak mengambil kebijakan lockdown dalam mencegah penyebaran virus corona
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan kepada kepala daerah atau pemerintah daerah tidak mengambil kebijakan lockdown dalam mencegah penyebaran virus corona (Covid-19).
Menurut Jokowi, kebijakan tersebut sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah pusat.
Hal itu disampaikan Jokowi saat memberikan keterangan pers di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (16/3/2020).
Baca: Imbas Corona, 6 Provinsi Tunda Pelaksanaan Ujian Nasional Tingkat SMK
"Perlu saya tegaskan, yang pertama bahwa kebijakan lockdown baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah adalah kebijakan pemerintah pusat," kata Jokowi.
"Kebijakan ini tidak boleh diambil oleh pemerintah daerah dan sampai saat ini tidak ada kita berpikiran ke arah kebijakan lockdown," tambahnya.
Kepala Negara menjelaskan, saat ini yang paling penting adalah mengurangi mobilitas orang dan menjaga jarak.
Baca: Beijing Selesaikan Renovasi Rumah Sakit Perawatan SARS untuk Kontrol Covid-19
"Sekarang ini yang paling penting yang perlu dilakukan bagaimana kita kurangi mobilitas orang dari satu tempat ke tempat lain, menjaga jarak, mengurangi kerumunan orang," jelasnya.
Presiden Jokowi menegaskan, pemeimtah pusat terus melakukan tindakan terukur untuk menghambat penyebaran Covid-19.
Selain itu, Jokowi memastikan tak akan mengambil kebijakan yang memperburuk perekonomian rakyat.
"Oleh sebab itu semua kebijakan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah akan dan harus ditelaah secara mendalam agar efektif menyelesaikan masalah dan tidak memperburuk keadaan," kata Jokowi.
Arti Lockdown
Persebaran Covid-19 yang semakin meluas membuat beberapa negara melakukan lockdown.
Lockdown dilakukan sebagai upaya dalam meminimalisir terjadinya persebaran Covid-19 atau biasa dikenal virus corona.
Hingga saat ini, ada delapan negara yangs sudah melalakukan lockdown.
Diantaranya China, Italia, Filipina, Denmark, Irlandia, Spanyol, Prancis, dan Inggris.
Apa itu lockdown?
Lockdown sendiri artinya kuncian.
Dikutip dari Cambridge, lockdown diartikan sebagai sebuah situasi di mana orang tidak diperbolehkan masuk atau meninggalkan sebuah bangunan atau kawasan bebas karena kondisi darurat.
Baca: BREAKING NEWS: Jokowi Tegaskan Pemerintah Daerah Tak Bisa Lockdown Tanpa Keputusan dari Pusat
Baca: BREAKING NEWS Jokowi Minta Daerah Tetap Sediakan Moda Transportasi
Dilansir theguardian.com, Jerman menyegel sebagian perbatasannya, melarang pendatang dari Prancis, Swiss, dan Austria mulai Senin (16/3/2020).
Sementara Denmark menjadi negara kedua setelah Italia yang memberlakukan lockdown, setelah mengonfirmasi 514 kasus Covid-19 di negaranya.
Mengikuti Italia, Spanyol juga melakukan lockdown selama 15 hari kecuali jika ingin membeli makanan atau obat-obatan, bekerja atau mencari perawatan medis.
Jumlah kematian Spanyol akibat virus Covid-19 meningkat dua kali lipat pada Minggu (15/3/23020), menjadi 288 lebih dari 8.000 orang dilaporkan terinfeksi.
Spanyol menempati urutan terburuk kedua setelah Italia, dimana lebih dari 1.400 orang telah meninggal dan lebih dari 21.000 terinfeksi sakit.

Media Jerman mengatakan tiga perbatasan utama negara itu akan ditutup.
Perlu diketahui, negara-negara tetangga seperti Denmark, Republik Ceko, dan Polandia telah menutup perbatasan mereka untuk wisatawan.
Di Austria bertemu lebih dari lima orang akan dilarang mulai Senin (16/3/2020).
Toko-toko yang tidak penting akan ditutup, begitu juga restoran, bar, taman bermain, dan tempat-dan tempat olahraga.
Kanselir Austria, Sebastian Kurz, memperingatkan minggu-minggu berikutnya akan "menantang, sulit, dan menyakitkan".
Lebih dari 800 orang telah terinfeksi dari populasi 8,8 juta dan satu orang meninggal.
Vienna telah melarang siapa pun masuk dari Inggris, Belanda, Ukraina, dan Rusia.

Di Perancis, 127 orang tewas.
Kafe, restoran, bioskop, dan sebagian besar toko tutup.
Layanan pesawat, kereta api, dan kereta antar kota berkurang mulai, Minggu, tetapi layanan Paris Métro akan berlanjut untuk saat ini, kata pemerintah.
Bulgaria mengatakan akan melarang penerbangan masuk dari Spanyol dan Italia.
Dengan infeksi meningkat secara eksponensial di banyak negara, para pemimpin G7 sedang mempersiapkan untuk mengadakan pertemuan puncak yang luar biasa melalui tautan video pada Senin.
Pertemuan ini dilakukan untuk mencoba mengoordinasikan respons finansial dan medis terhadap pandemi.
Perjalanan internasional dan pergerakan internal di banyak negara akan sangat dibatasi yang mulai berlaku selama beberapa hari mendatang.
Di China, pemerintah mengumumkan siapapun yang mendarat di Beijing mulai Senin akan dikarantina selama 14 hari di fasilitas pemerintah.
Siapa pun yang tiba di Australia akan diperintahkan untuk melakukan isolasi diri selama dua minggu.
Tak hanya itu, mereka juga terancam akan dikenakan denda jika tak melakukannya, kata pemerintah setempat.
Baca: Berduri, Ini Gambar Virus Corona Diperbesar, Bentuk Corona seperti Mahkota
Pada Sabtu, (14/3/2020) Amerika Serikat menambahkan Inggris dan Irlandia ke daftar negara-negara Eropa yang melarang adanya pendatang.
Filipina mencatat empat kematian akibat virus corona dan 29 kasus baru, menjadikan penghitungan infeksi domestik menjadi 140, dengan seluruh populasi ibu kota, Manila, ditempatkan di bawah “karantina masyarakat” selama sekitar satu bulan dimulai pada Minggu.
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma/Yurika Nendri))