Virus Corona
Menteri Nadiem Diminta Liburkan Sekolah demi Cegah Penyebaran Corona
Anggota Komisi X DPR RI Irine Yusiana Roba Putri mengatakan skenario ini perlu dilakukan untuk mencegah meluasnya penyebaran virus corona.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim diminta mempertimbangkan penutupan sementara sekolah demi mencegah penyebaran virus corona.
Anggota Komisi X DPR RI Irine Yusiana Roba Putri mengatakan skenario ini perlu dilakukan seiring bertambahnya warga negara Indonesia yang positif terinfeksi virus corona setiap hari.
"Kalau wabah corona ini semakin meluas, Pak Nadiem juga harus mempersiapkan skenario seperti penutupan sementara untuk sekolah dan kampus," ujar Irine, dalam keterangannya, Kamis (12/3/2020).
Dia menegaskan skenario tersebut tak ubahnya mitigasi terhadap bencana non-alam. Dan mitigasi ini bukan berarti dapat dianggap sebagai sikap panik pemerintah.
Baca: Jokowi Mengaku Sehari 3 Kali Minum Jamu untuk Tangkal Infeksi Virus Corona
Irine menilai yang terpenting saat ini adalah mencegah penyebaran virus corona agar tak semakin banyak yang terinfeksi positif.
"Itulah mengapa banyak negara melakukan lockdown atau karantina, mengurangi acara kumpul banyak orang, dan lain-lain. Ini bukan panik, tapi langkah yang masuk akal untuk dilakukan," jelasnya.
Baca: Siswi SMP di Sawah Besar Jadi Monster Pembunuh Balita Diduga Karena Rindu Sosok Ayah
Menurutnya, skenario yang bisa diterapkan yakni mengganti kelas fisik dengan kelas online atau tugas di rumah. Bahkan beberapa sekolah internasional di Jakarta saat ini sudah mengganti pengajaran kelas fisik dengan kelas online, seperti halnya beberapa institusi pendidikan di luar negeri.
Baca: Virus Corona Bikin Kekayaan Banyak Miliuner Indonesia Rontok Sekejap, Siapa Saja?
"Saya meminta Menteri Pendidikan untuk mulai mengkomunikasikan skenario mitigasi seperti itu. Saya percaya, sebagai inovator Pak Nadiem bisa melakukan inovasi pendidikan seperti itu," kata dia.
Politikus PDI Perjuangan tersebut mengatakan Nadiem harus memikirkan pula skenario lain bagi sekolah dan kampus di luar Jawa yang kemungkinan tidak memiliki infrastruktur teknologinya sebaik di Jawa.
"Jadi tidak harus kelas online real time. Bisa misalnya siswa mengumpulkan tugas kepada guru melalui email atau WhatsApp. Toh selama ini siswa dan guru sudah biasa berinteraksi lewat aplikasi chat. Ini hanya salah satu pilihan saja," ujar Irine.