Arab Saudi Tangguhkan Visa Umrah
Arab Saudi Stop Sementara Jemaah Umrah, Pihak Travel Alami Kerugian hinga Rp 2,5 Triliun
Kebijakan Arab Saudi menangguhkan sementara izin visa untuk tujuan umrah dan wisata mengakibatkan kerugian dialami penyelenggara haji dan umrah.
TRIBUNNEWS.COM - Kebijakan Arab Saudi menangguhkan sementara izin visa untuk tujuan umrah dan wisata mengakibatkan kerugian dialami penyelenggara haji dan umrah.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah, Joko Asmoro.
Joko mengatakan, penyelenggara ibadah haji dan umrah mengalami kerugian yang cukup besar akibat kebijakan pelarangan sementara dari Pemerintah Arab Saudi.
Ia mengungkapkan, potensi kerugian diperkirakan mencapai hingga triliunan rupiah.

"Potensi penjualan kerugian sampai Rp 2-2,5 triliun, efek luar biasa sampai terkena ke tenaga kami," ujar Joko sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
Lebih lanjut, Joko menjelaskan, perhitungan itu didapat dari kisaran biaya umrah yang mencapai Rp 20 juta.
Sementara setiap bulannya ada sekira 100.000 jemaah yang berangkat umrah.
"Tapi mereka memahami karena ini juga ibadah dan kami tegaskan juga ke teman-teman untuk memahami kondisi ini karena keamanan nomor satu," jelasnya.
Joko mengatakan, ada sekira 2.393 jemaah yang tidak dapat berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta setelah kebijakan Pemerintah Arab Saudi diberlakukan.
Baca: Komisi VIII DPR: Penundaan Umrah Berdampak Besar pada Kejiwaan
Baca: Penundaan Umrah Sementara, Komisi 8 Minta Menteri Agama Hati-Hati Bicara
Selain itu, ada 1.685 jemaah sudah berangkat, tapi tidak bisa masuk wilayah Arab Saudi.
"Yang sempat transit kemarin balik lagi semua, kecuali yang sudah berada di sana," terangnya.
Diberitakan sebelumnya, Wakil Presiden Maruf Amin mengatakan, Indonesia menghormati keputusan Arab Saudi yang melarang pengunjung dari berbagai negara, termasuk jemaah umrah.
Menurutnya, langkah tersebut diambil oleh pihak Arab Saudi untuk menjaga agar negaranya tidak terpapar ancaman virus corona.
"Saya kira seperti yang dikatakan oleh Presiden, kita menghormati kedaulatan Arab Saudi, karena ingin menangkal adanya virus corona."
"Mereka tentu ingin menjaga negaranya agar tidak terpapar," ujar Maruf sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com.
Maruf mengatakan, larangan umrah tersebut untuk sementara waktu adalah cara terbaik yang bisa dilakukan agar virus corona tidak masuk ke nagara tersebut.
Baca: Jubir Wapres Minta Arab Saudi Tidak Terlalu Lama Tutup Umrah
Baca: Kisah Jemaah Umrah Batal Berangkat karena Virus Corona, Ada yang Harus Kembali Lagi ke Indonesia
"Tapi kalau yang sudah di sana, saya kira itu bisa menyelesaikan umrah," terang Maruf.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Firman M Nur turut angkat bicara terkait nasib jemaah umrah yang sudah setor dana.
Mengutip dari Kompas.com, Firman mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan maskapai penerbangan dan hotel di Arab Saudi untuk melakukan penjadwalan ulang.
Firman memastikan dana nasabah berada dalam kondisi aman.
"Kami dari asosiasi melakukan pendampingan anggota kami, PPU (Penyelenggara Perjalanan Umrah) agar tidak timbul kerugian akibat kebijakan ini, karena kerugian PPU akan berefek ke jemaah," terangnya.
Ia berharap, stakeholder dan airline bisa memahami dan melakukan pendekatan yang baik untuk dana-dana yang telah disetorkan.
"Karena dana-dana itu adalah dana nasabah, dan kami juga organisir dengan hotel di Arab Saudi untuk melakukan penjadwalan ulang dan mengkaji deposit PPU ke mereka," kata Firman.
Baca: Sahrul Gunawan Pusing Arab Saudi Tunda Perjalanan Umrah, Bisa Rugi Hingga Miliaran Rupiah
Baca: Arab Saudi Stop Sementara Umrah, Jemaah Indonesia Pasrah: Sudah Naik ke Pesawat, Suruh Turun Lagi
Tidak hanya visa umrah, Arab Saudi juga telah menangguhkan visa turis yang datang dari negara-negara dengan kasus virus corona.
Pihaknya juga menyebut, bahwa otoritas kesehatan Arab Saudi terus memantau perkembangan terkini dari penyebaran virus corona.
Diketahui, virus corona mulai menginfeksi sejumlah negara teluk dalam beberapa hari terakhir.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri) (Kompas.com/Sania Mashabi/Deti Mega Purnamasari/Mutia Fauzia)