Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

KBRI di Korea Selatan Tutup Sementara untuk Cegah Penyebaran Virus Corona, Ini Nomor Hotlinenya

Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul, Korea Selatan tutup sementara untuk mencegah penyebaran virus corona, mulai Jumat (28/2/2020).

YONHAP / AFP
Para pekerja medis yang mengenakan alat pelindung memindahkan seorang tersangka pasien virus korona (C) ke rumah sakit lain dari Rumah Sakit Daenam di mana total 16 infeksi sekarang telah diidentifikasi dengan virus corona COVID-19, di daerah Cheongdo dekat kota tenggara Daegu pada 21 Februari 2020 Kasus coronavirus Korea Selatan hampir dua kali lipat pada 21 Februari, naik di atas 200 dan menjadikannya negara yang paling parah terkena dampak di luar China ketika jumlah infeksi yang terkait dengan sekte keagamaan meningkat. 

TRIBUNNEWS.COM – Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul, Korea Selatan tutup sementara untuk mencegah penyebaran virus corona, mulai Jumat (28/2/2020).

Melalui akun Twitter resmi KBRI Seoul, @IdEmbassy_Seoul, hanya layanan konsuler saja yang tutup.

Layanan konsuler, meliputi paspor, SPLP, Legalisasi, serta Layanan Kekonsuleran dan Keimigrasian lainnya.

Warga yang memerlukan informasi dapat menghubungi nomor telepon hotline Posko KBRI Seoul +82-10-5450-2181 dan Posko Aju +82-10-3601-9980.

KBRI juga menyediakan hotline dengan nomor +82-10-5394-2546 untuk kasus darurat.

WNI di Seoul diimbau tetap memantau informasi di media sosial KBRI khususnya facebook dan instragram.

Sementara itu, Duta Besar RI untuk Korea Selatan, Umar Hadi mengatakan KBRI menutup layanan hingga waktu yang akan ditentukan kemudian.

Mengingat, kompleks KBRI Seoul maupun kantor IIPC Seoul jaraknya berada dekat dari pergerakan pasien yang terjangkit virus corona di kawasan Yeouido.

"Staf KBRI dan IIPC Seoul akan bekerja dari kediaman masing-masing," ujar Umar Hadi dalam pernyataan tertulis, Jumat (28/2/2020) dikutip Tribunnews dari Kompas.com.

Duta Besar RI bersama tim inti Satgas Bahaya COVID-19 terus bekerja dan melakukan langkah-langkah perlindungan WNI di Korea Selatan.

Baca: Tips Antisipasi Penularan Virus Corona Menurut Tim Observasi di Pulau Sebaru Kecil

Baca: Nigeria Laporkan Kasus Virus Corona Pertama di Negaranya pada Jumat (28/2/2020) Ini

Diketahui, Corona merupakan virus yang berasal dari Kota Wuhan, China dan sudah menyebar hingga 54 negara di berbagai benua.

Termasuk, Korea Selatan yang mengalami peningkatan jumlah pasien terinfeksi virus corona, yakni 2.022 orang, Jumat (28/2/2020) siang.

Untuk jumlah warga meninggal ada 12 jiwa dan pasien yang berhasil disembuhkan sebanyak 24 orang.

Sejak mewabahnya virus tersebut, kini ada 83.361 kasus dan 2.857 orang yang meninggal.

Kemudian, 36.474 orang sembuh dari virus corona pada Jumat (28/2/2020), sekira pukul 12.37 WIB, sebagaimana dikutip dari Thewuhanvirus.com.

UPDATE Pasien Virus Corona hingga 28 Februari 2020.
Update Pasien Virus Corona hingga Jumat, 28 Februari 2020.(Tangkap Layar Thewuhanvirus.com)

Sementara itu di Indonesia, pemerintah akan mengevakuasi dan mengobservasi 68 WNI yang bertugas sebagai awak kapal Diamond Princess di Jepang.

WNI dari Diamond Princess itu direncanakan diobservasi di Pulau Sebaru Kecil, DKI Jakarta.

Pulau tersebut dipilih menjadi lokasi observasi virus corona karena pulau ini tidak berpenghuni dan berfungsi sebagai lokasi wisata.

WNI yang dievakuasi juga berasal dari Dream World, yakni 188 orang.

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi. (Tangkap Layar akun YouTube KompasTV)

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, mengatakan evakuasi dari Kapal Diamod Princess berkurang dari 78 menjadi 68.

“Dari jumlah 78 WNI yang ada di kapal, 8 orang di antaranya diperiksa dan terinfeksi positif virus corona dan tengah dilakukan perawatan medis. Sedangkan 2 lainnya memilih untuk tetap tinggal di Jepang" kata Menlu, setelah rapat Koordinasi tertutup di Kantor Kemenko PMK,  Jakarta Pusat, (27/2/2020).

"Ini sifatnya sukarelawan, jadi jika ada warga yang ingin tetap tinggal, maka tidak bisa memaksanya,” tambahnya.

Sedangkan, proses evakuasi akan dilakukan menggunakan pesawat.

“Pemerintah akan mengevakuasi WNI di Diamond Princess menggunakan pesawat. Evakuasi dilakukan setelah ada koordinasi dengan pemerintah Jepang mengenai waktunya,” kata Muhadjir Effendi, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dilansir Tribunnews dari akun Youtube KompasTV, Jumat (28/2/2020).

Setelah tiba di Indonesia, mereka akan diobservasi selama 14 hari.

Observasi dilakukan di bawah pengawasan Kementerian Kesehatan.

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Kompas.com/Kurniasih Budi)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved