Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

Evakuasi WNI Kru Diamond Princess Tergantung Lobi Pemerintah Indonesia dengan Jepang

I Dewa Nyoman Budiasa mengatakan, evakuasi kru kapal Diamond Princess tergantung lobi-lobi antara pemerintah Indonesia dengan Jepang.

Editor: Dewi Agustina
Richard Susilo
Kapal pesiar Diamond Princess 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Para Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bali yang berada di kapal pesiar Diamond Princess ingin segera pulang.

Kapal pesiar tersebut dikabarkan diterjang wabah virus corona saat bersandar di Perairan Yokohama Jepang.

Namun nyatanya, evakuasi ini tidak serta merta bisa dilakukan.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI), I Dewa Nyoman Budiasa mengatakan, bahwa evakuasi ini tergantung lobi-lobi antara pemerintah Indonesia dengan Jepang.

Dia menuturkan, walaupun terjadi evakuasi hari ini misalnya, harus tetap mengikuti mekanisme sesuai dengan arahan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).

Saat ini, menurutnya, pemerintah masih memikirkan proses evakuasinya, apakah melalui jalur laut atau diterbangkan.

I Wayan Sudiarta bersama WNI yang bekerja di Kapal Diamond Princess
I Wayan Sudiarta bersama WNI yang bekerja di Kapal Diamond Princess (Foto kiriman I Wayan Sudiarta)

Menurutnya, yang memutuskan nasib ABK di sana sebenarnya merupakan keputusan bersama, yakni antara pemerintah Indonesia dengan Jepang serta berkoodinasi dengan otoritas pelabuhan di Yokohama.

"Tapi kalau mereka dinyatakan aman untuk dievakuasi pasti akan dievakuasi," tuturnya.

Budiasa menuturkan, penumpang dalam kapal tersebut memang sudah dievakuasi, namun Anak Buah Kapal (ABK) masih berada di dalam kapal.

Jika dalam situasi kegawatdaruratan, sesuai dengan prosedur memang penumpang yang harus didahulukan atau diprioritaskan.

Sementara ABK menjadi satu awak dengan kapalnya.

Baca: Al Fatihah untuk Ashraf Sinclair

Baca: Universitas Gunadarma Juara PUBG Mobile Campus Championship 2019 Seusai Kalahkan 15 Tim

"Jadi sebenarnya dia (ABK) yang seharusnya memberikan service kepada passenger," tuturnya.

Ia menjelaskan, bahwa pertama kali yang terkena virus corona dalam kapal Diamond Princess tersebut adalah penumpangnya.

Menurutnya, berita terakhir di media mengatakan, ada sekitar tiga hingga empat orang ABK Indonesia yang ikut terinfeksi.

"Apakah ini memang up to date, apakah memang itu dikeluarkan oleh pemerintah, itu yang saya melihatnya masih sumir. Saya sendiri belum dapat informasi tentang itu," jelasnya.

Kapal pesiar Diamond Princess
Kapal pesiar Diamond Princess (Richard Susilo)

Dia menilai, karena kapal Diamond Princess ini juga merupakan sebuah perusahaan, dengan asalan privasi makanya Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) agak tertutup mengenai hal tersebut.

Dia berharap, agar pemerintah secara persuasif menghubungi keluarga ABK yang bersangkutan untuk memberikan ketenangan.

"Kalau tertutup pun tidak jadi masalah sebenarnya, tapi minimal pihak keluarga dikasi tahu biar mereka tidak was-was," kata dia.

Ia juga berkeyakinan, bahwa para ABK sudah secara intensif menghubungi pihak keluarga untuk berkomunikasi.

Baca: Lewat di Rel, Nenek Tukini Tewas Disambar Kereta

Baca: Arema FC Dipastikan Gagal Boyong Dua Pemain Persija Jakarta, Peluangnya Hanya Satu Pemain

Hal itu karena para ABK di atas kapal tidak dilakukan pembatasan untuk melakukan komunikasi.

"Mungkin hal itu juga yang menyebabkan tidak ada satupun pihak keluarga yang saya dengar melapor kepada instansi, pemerintah atau kami sendiri di KPI," jelasnya.

Negosiasi

Pemerintah Indonesia terus mengupayakan mengevakuasi 74 warga negara Indonesia (WNI) yang berada di atas kapal pesiar Diamond Princess.

Termasuk, melakukan negosiasi dengan Pemerintah Jepang.

Terlebih, empat orang WNI terkonfirmasi positif corona di kapal yang bersandar di Yokohama, Jepang itu.

"Kalau yang di sana kan masih ada pemerintah Jepang, kita sedang bernegosiasi dengan pemerintah Jepang bagaimana supaya WNI yang di sana bisa dibantu," kata Muhadjir usai bertemu Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/2/2020).

Muhadjir menegaskan pemerintah akan mengevakuasi satu per satu WNI terkait virus corona.

Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya pusat penyebaran baru atau epicentrum virus corona.

Termasuk, untuk melindungi WNI yang tidak terpapar virus corona.

"Kan sudah ada standar. Intinya kita harus tangani satu persatu, dan kita juga tadi bapak Presiden kita harus membentuk kemungkinan terjadinya epicentrum baru. Dan kita harus menyelematkan WNI kita. Dan Alhamdullilah masih dalam keadaan zero dan harus kita syukuri dan kita jaga," jelasnya.

Baca: BREAKING NEWS: Mahathir Mohamad Mundur dari Kursi Perdana Menteri Malaysia

Baca: Wisudawan USU Dr M Gade MSi Meninggal Dunia 15 Menit Sebelum Acara Dimulai

Tak Ingin Buru-buru

Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto menyatakan Pemerintah Indonesia tidak terburu-buru terkait pemulangan warga negara Indonesia (WNI).

WNI tersebut dikarantina di kapal pesiar Diamond Princess akibat virus corona.

Indonesia dalam memulangkan warga negaranya dari China tidak ingin mengikuti jejak sejumlah negara yang dinilai terburu-buru.

Sementara itu, Terawan mencontohkan negara yang sebelumnya belum terpapar virus corona tetapi sekarang positif corona.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/2/2020).
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/2/2020). (Fransiskus Adhiyuda/Tribunnews.com)

"Contoh sekarang, negara mana yang keburu-buru ngambil, coba? Australia itu kan dari negatif jadi positif kan."

"Kita mau seperti itu?" ujar Terawan saat dijumpai di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/2/2020), dikutip Kompas.com.

"Amerika sama juga kan (dari negatif menjadi positif corona)? Masak mau ngikutin yang seperti itu?" lanjut dia.

Menurut Terawan, Indonesia sudah mengikuti kaidah-kaidah yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia dan sudah berhati-hati.

Baca: Suraji Usap Tanah Makam Yasinta Siswi SMPN 1 Turi, Korban Susur Sungai Ini Sempat Minta Sepatu

Baca: Kalangan Mahasiswa, PNS Hingga Investor Dilirik Pengembang Apartemen di Kota Bandung

Tak hanya Pemerintah mengambil keputusan berdasarkan keinginan WNI di kapal Diamond Princess.

"Tapi, harus ada prosedur dan tata caranya. Jangan mengikuti apa yang mereka inginkan, hanya sekadar secepatnya saja."

"Kalau caranya semau sendiri, bisa membentuk episentrum (penularan virus) baru. Enggak boleh," sambung Terawan.

Terawan memastikan Pemerintah Indonesia masih bernegosiasi dengan Pemerintah Jepang tentang rencana evakuasi WNI dari kapal pesiar Diamond Princess itu sendiri.

"Harus butuh negosiasi yang detail, yang baik, sehingga apa yang kita lakukan sampai kita diketawain dunia di kemudian hari," kata dia.

Pemerintah sekaligus masih memikirkan setelah mereka dipulangkan seperti apa langkah penanganan di dalam negeri.

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Evakuasi PMI di Diamond Princess Tergantung Lobi Pemerintah Indonesia ke Jepang

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved