Bukan Lem Aibon atau Formula E, Menurut Survei Banjir Jakarta Bikin Elektabilitas Anies Anjlok
Tingkat elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dinilai tidak cukup baik jika pelaksanaan pemilu presiden dilangsungkan hari ini.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tingkat elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dinilai tidak cukup baik jika pelaksanaan pemilu presiden dilangsungkan hari ini.
Survei Politika Research Consulting (PRC) dan Parameter Politik Indonesia (PPI) turut menyoroti elektabilitas mantan pembantu Presiden Joko Widodo pda masa periode pertama itu.
Ada empat hal yang disoroti kedua lembaga survei itu, yakni top of mind capres, top of mind cawapres, popularitas dan elektabilitas.
Dilihat dari top of mind capres, Anies harus puas menduduki peringkat ketiga dengan persentase 6,66 persen.
Sedangkan di posisi pertama dan kedua diduduki Jokowi (15,48 persen) dan Prabowo Subianto (13,78 persen).
Baca: Gubernur Anies Baswedan Apresiasi Dukungan Bank DKI di Sektor Transportasi Publik
Dari sisi top of mind cawapres, Anies juga harus mengakui kekalahan dari Sandiaga Uno (14,92 persen) dan Ma'ruf Amin (6,79 persen).
"Sandiaga nomor satu dalam top of mind cawapres dengan asumsi Jokowi dan Prabowo tidak dimasukkan di 2024," kata Direktur Eksekutif PPI Adi Prayitno saat menyampaikan hasil survei di Hotel Gren Alia Cikini, Jakarta, Minggu (23/2/2020).
Sementara dari sisi popularitas, Anies bahkan harus mengakui bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama aliah Ahok lebih dikenal publik (78,3 persen).
Sedangkan Anies hanya meraih 74 persen.
Meski demikian dari aspek suka atau tidak suka, Ahok lebih tidak disukai (26,5 persen) dibandingkan Anies (12,8 persen).
Dari sisi elektabilitas, Prabowo masih menduduki peringkat pertama (17,3 persen). Disusul Sandiaga (9,1 persen), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (8,8 persen), dan Anies (7,8 persen).
Survei ini dilakukan dengan metode multistage random sampling terhadap 2.197 orang di 220 desa/kelurahan secara proporsional pada 28 Januari hingga 5 Februari 2020.
Tingkat kepercayaan survei ini mencapai 95 persen dengan margin of error sebesar 2,13 persen.
Penyebab elektabilitas Anies rendah
Menurut Adi, ada satu hal yang menyebabkan elektabilitas Anies kalah dibandingkan tokoh lainnya, yaitu banjir.
Banjir yang melanda wilayah DKI Jakarta terus menerus sejak awal tahun hingga kini dinilai membuat masyarakat enggan untuk memilih Anies.
"Kalau survei sebelumnya semakin Anies dikritik habis-habisan, orang semakin simpatik kepada Anies. Tapi sekarang dengan banjir, tanpa di-bully pun Anies turun dengan sendirinya," ujarnya.
"Jadi bukan Formula E, bukan buzzer atau lem aibon ya. Hanya banjir yang mengalahkan Anies," imbuh dia.
Survei Indo Barometer
Sementara itu Indo Barometer kembali merilis hasil surveinya untuk Pilpres 2024.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto jadi kandidat terkuat yang dipilih responden.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ada di posisi keempat.
Survei terbaru Indo Barometer menunjukkan posisi Menhan Prabowo Subianto lebih unggul dibanding sejumlah tokoh lain.
Prabowo Subianto memiliki elektabilitas tertinggi untuk Pemilihan Presiden 2024.
Ketua Umum Partai Gerindra tersebut unggul dengan angka 22.5 persen.
Dalam survei yang dilakukan oleh Indo Barometer, terdapat 23 nama yang disimulasikan sebagai calon presiden 2024.
Ke-23 nama tersebut tidak termasuk Joko Widodo, yang telah dua kali menjabat sebagai presiden.
Menurut UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, Presiden Jokowi tidak bisa mencalonkan kembali menjadi presiden di tahun 2024.
Baca: Hasil Survei: Jika Tanpa Prabowo, Elektabilitas Sandiaga, Anies, dan Ganjar Bersaing Ketat
Baca: Intip Gaya Anies Baswedan, Ganjar Pranowo & Ridwan Kamil saat Main Tik Tok, Ada yang Salah Fokus!
Baca: Elektabilitas Prabowo Subianto Tertinggi Untuk Capres 2024, PDIP Fokus Siapkan Kader Internal
Survei yang dilakukan pada 9-15 Januari di 34 Provinsi tersebut memunculkan sejumlah nama kepala daerah.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ada di urutan kedua dengan persentase 14,3.
Metode yang digunakan dalam survei adalah multistage random sampling dengan 1.200 responden.
Margin of error sebesar 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Data dikumpulkan dengan wawancara tatap muka menggunakan kuisioner.
Responden merupakan WNI yang telah memiliki hak pilih berdasar undang-undang yang berlaku.

Direktur Ekstekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menyebut, sebanyak 21,7 persen merupakan komposisi nama kandidat dengan persentase di bawa 1 persen, serta responden yang tidak memilih.
"Sementara itu nama lainnya di bawah 1 persen. Tidak akan memilih atau rahasia atau belum memutuskan atau tidak tahu atau tidak jawab 21.7 persen," katanya di Century Park Hotel, Jakarta, Minggu (23/2/2020)
Dikutip Tribunnews dari Kompas.com, berikut ini sejumlah nama yang disimulasikan dalam survei sebagai capres 2024 pilihan responden:
1. Prabowo Subianto 22,5 persen
2. Anies Baswedan 14,3 persen
3. Sandiaga Uno 8,1 persen
4. Ganjar Pranowo 7,7 persen
5. Tri Rismaharini 6,8 persen
6. Agus Harimurti Yudhoyono 5,7 persen
7. Khofifah Indar Parawansa 3,3 persen
8. Ridwan Kamil 2,6 persen
9. Erick Thohir 2,5 persen
10. Mahfud MD 1,6 persen
11. Puan Maharani 1 persen
Pada Minggu (16/2/2020), Indo Barometer juga mengeluarkan hasil survei Menteri Kabinet Indonesia.
Hasilnya, Prabowo Subianto menjadi menteri yang paling populer dengan persentase 18,4 persen.
Menurut M Qodari, hal tersebut wajar lantaran Prabowo pernah beberapa kali ikut kontestasi pilpres.
"Saya kira wajar karena beliau adalah mantan calon presiden, dua kali," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari saat konferensi pers di Century Park Hotel, Jakarta Pusat, Minggu (16/2/2020), dikutip Tribunnews dari Kompas.com.
Di posisi kedua, ada Menteri Keuangan Sri Mulyani yang dipilih 10,6 responden.
Selanjutnya ada Menteri BUMN Erick Thohir yang dipilih 8,2 persen responden.
Selain paling populer, Prabowo Subianto juga dinilai menjadi menteri dengan kinerja terbaik oleh responden.
Disusul oleh Sri Mulyani dan Erick Thohir.
Dalam survei tersebut, Indo Barometer melibatkan 1.200 responden.
Survei nasional dilakukan selama 9-15 Januari 2020.
(Tribunnews.com/Miftah, Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim, Devina Halim)