Jumat, 3 Oktober 2025

Tragedi Susur Sungai

Kata KPAI soal Insiden Hanyutnya Siswi SMPN 1 Turi Sleman dalam Kegiatan Susur Sungai

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengaku prihatin akan jatuhnya korban jiwa dalam giat susur sungai oleh SMPN 1 Turi,

Warta Kota/Junianto Hamonangan
Retno Listyarti 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengaku prihatin akan jatuhnya korban jiwa dalam giat susur sungai oleh SMPN 1 Turi, Sleman.

Diketahui, 8 siswi SMPN 1 Turi meninggal dunia dan dua belum ditemukan lantaran hanyut saat mengikuti kegiatan pramuka, Jumat (21/2) sore.

Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengatakan pihak sekolah diduga ceroboh karena melakukan giat ketika cuaca ekstrem.

Baca: Banjir Tangis, Korban Susur Sungai SMPN 1 Turi Dimakamkan Tepat di Hari Ultah, Ayah Angkat Bicara

Baca: Nadiem Terjunkan Tim Investigasi untuk Selidiki Insiden Susur Sungai SMPN 1 Turi Sleman

"Pihak sekolah diduga ceroboh, karena tidak menghitung secara masak faktor risiko menyelenggarakan kegiatan susur sungai di saat musim penghujan dengan kondisi cuaca ekstrem," ujar Retno, dalam keterangannya, Sabtu (22/2/2020).

Menurut Retno para guru dan pelatih harus melakukan survei terdahulu sebelumnya.

Kondisi cuaca, jalur evakuasi, kemudahan naik dan turun ke badan sungai, termasuk debit sungai pun dinilai Retno harus dipertimbangkan.

Dengan membawa ratusan murid dengan usia di bawah umur, Retno mengatakan perlindungan dan keselamatan anak-anak harus menjadi faktor utama yang dipertimbangkan dan diperhatikan.

Oleh karenanya, KPAI memandang bahwa kegiatan susur sungai bagi anak-anak usia SMP tidaklah tepat, apalagi di musim penghujan seperti saat ini.

"Karena idealnya susur sungai dilakukan oleh orang-orang dewasa, anak dan remaja tidak boleh susur sungai. Orang dewasa yang dimaksud adalah mereka yang telah memiliki keterampilan. Seperti TNI, Mapala, komunitas sungai, mereka-mereka yang telah terbiasa," kata dia.

Sementara dalam kasus hanyutnya siswa-siswa SMPN 1 Turi, kata Retno, beberapa di antara korban selamat mengaku belum pernah menyusuri sungai sebelumnya.

"Bagi anak dan remaja, susur sungai bisa dilakukan di luar (aliran) sungai, tidak jalan-jalan di dalam (aliran) sungai. Sebab, kegiatan ini berisiko tinggi dan hanya diperkenankan dilakukan orang yang terlatih dan terbiasa," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved