Senin, 6 Oktober 2025

Ahok: Mungkin Saja Saya Bisa Jadi Presiden!

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok mengatakan tidak berambisi menjadi presiden Indonesia.

Editor: Hasanudin Aco
screenshot Livestreaming dari Channel Youtube Tempo Politik Channel
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memberikan pengantar dalam Peluncuran Buku "Panggil Saya BTP: Perjalanan Psikologi Ahok Selama di Mako Brimob," Senin (17/2/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  -  Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok mengatakan tidak mengincar jabatan tertentu saat kembali terjun ke dunia politik dengan bergabung ke PDI Perjuangan.

Hal itu disampaikan BTP saat meluncurkan buku "Panggil Saya BTP, Perjalanan Psikologi Ahok Selama di Mako Brimob" di Jakarta, Senin (17/2/2020).

BTP memandang jabatan merupakan akibat dari sebuah perjuangan politik yang ia lakukan.

Karena itu, katanya, bukan tidak mungkin jika dirinya menjadi presiden pada masa mendatang.

"Karena saya tidak menginginkan sebuah jabatan. Saya hanya menginginkan, ketika pelanggaran terjadi, saya memperjuangkan (para korban, red.) itu. Nah kalau memperjuangkan itu, eksesnya menjadi presiden. Itu ekses, bukan saya mengincar kursi presiden. Orang bilang tidak mungkin kamu jadi presiden? Pasti mungkin dong minimal presiden direktur," tutur Ahok yang disambut ketawa peserta bedah buku.

Baca: Hasil Survei: Ahok Dinilai Lebih Sukses Atasi Macet dan Banjir Jakarta Dibanding Anies dan Jokowi

Baca: Andre Rosiade Curiga Pendukung Ahok di Balik Aksi Kecam Dirinya di Drama Penggerebekan PSK

Kendati demikian, BTP menyampaikan belum mengetahui akan maju pada pemilihan presiden 2024 mendatang atau tidak.

Sebab, pencalonan tersebut merupakan wewenang partai politik.

"Mesti tanya partai itu," tambahnya.

Ahok menuturkan tidak menempati jabatan struktur di kepengurusan PDI Perjuangan.

Namun, ia siap mengajar, memberi semangat dan meyakinkan para kader PDI-Perjuangan di seluruh Indonesia.

Pakar psikologi politik dari Universitas Indonesia Hamdi Muluk menjelaskan peluang Ahok untuk bersaing dalam pemilihan presiden 2024 masih ada.

Ia menilai masyarakat Jakarta saat ini menyesal telah menghukum BTP secara berlebihan.

Apalagi jika melihat prestasi BTP yang masih lebih baik jika dibandingkan dengan gubernur saat ini.

Jika fenomena keinginan dipimpin BTP di Jakarta tersebut bisa diperbesar ke level nasional, maka bukan tidak mungkin BTP berpeluang maju dalam Pilpres 2024 mendatang.

"Kita terlalu menghukum Ahok terlalu besar. Intinya kita salah pilih, ternyata bagusan Ahok saat memegang lebih tertata. Saya obyektif ya. Sekarang orang rindu lagi, ternyata kita menghukum Ahok terlalu keras, artinya ada peluang masyarakat merefleksikan kembali," jelas Hamdi Muluk kepada VOA.

Halaman
12
Sumber: VOA
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved