Virus Corona
Dikabarkan WN China Suspect Corona di Bali, Kemenkes Buka Suara, Dinkes Bali Lakukan Hal Ini
Dikabarkan warga negara China suspect virus corona atau Covid-2019 setelah berlibur dari Bali, Kemenkes buka suara dan Dinkes Bali lakukan hal ini
TRIBUNEWS.COM - Baru-baru ini telah ramai soal warga negara (WN) China yang dinyatakan positif terjangkit virus corona atau Covid-19 usai mengunjungi Pulau Dewata Bali.
Hal ini dilaporkan oleh Pusat Pengendalian Penyakit Huainan pada Rabu (5/2/2020).
Warga negara China tersebut diketahui bernama Jin.
Ia dikabarkan terbang dari Wuhan menuju ke Bali pada 22 Januari 2020, untuk berlibur selama satu minggu.
Namun sekira sembilan hari setelah kepulangannya dari pulau dewata, Jin dinyatakan terjangkit virus tersebut.
Terkait hal ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI angkat bicara.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono mengaku belum mendapatkan konfirmasi dari The National IHR Focal Points (NFP), China.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Masyarakat Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono (Apfia Tioconny Billy/Tribunnews.com)
"Secara formal NFP IHR China belum menotifikasi," ujarnya yang dikutip dari Kompas.com.
"Kalau benar, yang memberitahu antar-negara adalah NFP IHR-nya, bukan media," imbuhnya.
Lebih lanjut, Anung kembali menegaskan hingga saat ini belum ada kasus terkait Covid-19 di Indonesia.
Baik dari warga negara Indonesia maupun warga negara asing yang berada di Tanah Air.
"Di Indonesia enggak ada pasien Covid-19," tegasnya.
Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali mengaku telah mendengar terkait hal ini.
Dinkes Bali kini juga tengah melacak keberadaan turis China itu selama di Bali.
Baca: Imbas Virus Corona, Vietnam Karantina Komunitas Berisi 10 Ribu Orang
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinkes Kesehatan Bali, I Ketut Suarjaya.
"Kita akan contact tracing (pelacakan kontak) bersama jajaran, di mana dia menginap," ujarnya yang dikutip dari Kompas.com
"Kemudian, hari ini kami cari datanya," imbuhnya.
Namun, Suarjaya mengaku ragu kalau turis China tersebut terpapar Covid-19 saat berada di Bali.
Mengingat ia dinyatakan positif sekira sembilan hari setelah meninggalkan Indonesia.
Baca: Ketakutan Virus Corona, Petugas di China Pukuli Anjing di Jalanan sampai Mati
Suarjaya menduga turis China terpapar Covid-19 saat sudah berada di China.
"Kalau dilihat secara runut, dia kembalinya sekitar 9 hari sebelum terpapar," kata Suarjaya.
"Jadi bebrapa kemungkinan bisa memang dia setelah sampai China terpapar," imbuhnya.
"Itu kan memang kondisi China sedang outbreak," jelasnya.
Update Virus Corona

UPDATE Terbaru Virus Corona: 60.095 Orang Terinfeksi, 1.362 Jiwa Meninggal, dan 5.901 Orang Sembuh (Tangkap Layar Thewuhanvirus.com)
Diberitakan sejak mewabahnya virus corona, hingga Kamis (13/2/2020) pukul 08.18 WIB, virus yang muncul pertama kali di Kota Wuhan China ini telah menewaskan 1.362 jiwa.
Virus corona juga menyebabkan 60.095 orang terinfeksi.
Sementara itu, ada 5.901orang dinyatakan sembuh dari virus corona.
Sejak pertama kali diumumkan pada 31 Desember 2019, virus ini telah menyebar hingga ke 28 negara.
Ke-28 negara tersebut, yakni China, Jepang, Thailand, Singapura, Hong Kong, Australia, Korea Selatan, Taiwan.
Jerman, Amerika Serikat, Malaysia, Makau, Perancis, Vietnam, Kanada, Uni Emirat Arab, Italia, Rusia.
Inggris, Nepal, Kamboja, Spanyol, Piliphina, Finlandia, Swedia, India, Sri Lanka, dan Belgia.
Terbaru, negara Belgia mengonfirmasi kasus virus corona pertamanya.
WHO Pastikan Vaksin Virus Corona atau Covid-2019 Akan Tersedia 18 Bulan Lagi
Organisasi Kesehatan Dunia, World Health Organization (WHO) menyatakan vaksin untuk virus corona akan tersedia dalam waktu 18 bulan mendatang.
WHO pun menyarankan setiap negara terus memaksimalkan seluruh perangkat yang ada untuk memerangi virus mematikan itu.
Pernyataan ini disampaikan oleh Direktur WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus saat menggelar konferensi pers di Jenewa, Swiss, Selasa (11/2/2020).
"Vaksin pertama diperkirakan akan siap dalam 18 bulan," ujar Tedros, dilansir New York Post.
"Jadi kita harus melakukan semuanya hari ini menggunakan 'senjata' yang tersedia untuk melawan virus ini," imbuhnya.
Sementara, Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIH), Anthony Fauci mengatakan pengujian awal vaksin kemungkinan akan dimulai pada bulan April.
Baca: Turis Australia Ini Ceritakan Kondisi Kota Wuhan Saat Ada Virus Corona, Disebut Seperti Kota Hantu
Baca: Indonesia Disebut Tak Bisa Deteksi Virus Corona, Menkes Terawan Beri Respon Menohok: Itu Menghina!
Tedros menuturkan diperlukan waktu yang tidak sebentar untuk membuat vaksin.
Vaksin bisa berhasil dibuat setelah melalui pengujian selama beberapa tahun dan diwarnai dengan banyak kegagalan.
Namun dengan adanya teknologi saat ini yang semakin maju, diharapkan vaksin corona ini dapat tersedia dalam 18 bulan mendatang.
Dalam konferensi persnya, Tedros juga mengatakan dunia harus bangkit.
Mengingat Corona kini menjadi virus pembunuh dan musuh nomor satu diseluruh dunia.
Diketahui sebelumnya, WHO juga telah meresmikan nama baru untuk virus corona (2019-nCoV) yakni COVID-19.
“Kami sekarang memiliki nama untuk penyakit (tersebut) dan nama itu adalah COVID-19," ujar Tedros, dikutip dari Kompas.com.
Nama tersebut diberikan seusai kematian akibat virus corona mencapai 1.000 jiwa.
Sementara, penderita virus corona sudah lebih dari 40 ribu orang. (*)
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma, Kompas.com/Ellyvon Pranita/Imam Rosidin)