Kamis, 2 Oktober 2025

Berita Viral

Pengakuan Gadis yang Dirampok & Disekap di Rumahnya di Medan, Apa Kabar Kasusnya Kini?

Kasus perampokan dan penyekapan di Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, tidak ada kejelasan sejak dilaporkan ke pihak kepolisian, korban kesal.

huffpost.com
Ilustrasi penyekapan. 

TRIBUNNEWS.COM - Kasus perampokan dan penyekapan di Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, tidak ada kejelasan sejak dilaporkan ke pihak kepolisian.

Kejadian tersebut menimpa perempuan berinisial DS (23) pada 22 November 2019 silam.

Dihubungi Tribunnews, DS mengungkapkan kekesalannya karena hingga kini kasus tersebut tak kunjung ada hasil.

Padahal, dari rekaman CCTV sudah memperlihatkan wajah para pelaku dengan jelas.

"Saya kesal gitu, kenapa ga bisa ditangkap padahal bukti ada, pelaku sudah nampak di CCTV, bahkan titik terakhir hp saya terlacak juga saya kasih ke polisi," ungkap DS kepada Tribunnews melalui pesan tertulis, Jumat (31/1/2020).

Tangkapan CCTV komplek korban yang diunggah di Twitter
Tangkapan CCTV komplek korban yang diunggah di Twitter (Twitter/just_iyah)

Artinya, lebih dari dua bulan kasus ini tidak ada keterangan.

"Sudah 2 bulan berlalu, ga ada kabar apapun (dari kepolisian), cuma disuruh nunggu aja. Kalau udah dapat (pelakunya) baru dihubungi," ujar DS.

DS mengaku langsung lapor kepada kepolisian setelah kejadian perampokan dan penyekapan terjadi padanya, Jumat, 22 November 2019 silam.

Bahkan di hari yang sama, kepolisian sudah mengumpulkan bukti-bukti dan mendatangi TKP.

DS berharap pelaku bisa segera ditangkap.

"Harapan saya ya setidaknya mereka ditahan biar ga merajalela. Biar jera gitu," ujarnya.

DS mengaku tidak hanya mengalami kerugian secara materiil.

"Kerugian yang saya rasain itu banyak, dari materi, fisik, sampai mental," ungkapnya. 

DS menilai jika tidak segera tertangkap, ia khawatir pelaku akan melakukan hal yang sama atau bahkan melebihi dari apa yang pernah terjadi terhadapnya.

Kronologi Perampokan dan Penyekapan

Ilustrasi penyekapan.
Ilustrasi penyekapan. (huffpost.com)

DS mengungkapkan kejadian tersebut dialaminya pada Jumat, 22 November 2019 lalu sekira pukul 16.10 WIB di rumahnya yang berada di Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara.

Pada saat itu, DS sedang berada di rumah sendirian.

"Iya. Kebetulan orangtua saya waktu itu sedang di Aceh," ungkapnya.

Sementara itu saudaranya juga sedang tidak berada di rumah.

Awalnya, sekitar waktu zuhur rumah DS didatangi seorang pria yang mengenakan kemeja rapi meminta sumbangan atas nama masjid.

"Tapi saya ga ngasih karena emang belum dikirim uang sama ayah saya waktu itu," ujarnya.

Hal itu tidak membuat DS curiga lantaran beberapa bulan sebelumnya juga ada orang yang meminta sumbangan dengan motif sama, menggunakan lembaran yang dilaminating dengan lafal basmalah yang tercantum.

Saat ditolak, orang tersebut juga terlihat baik-baik saja kemudian pergi.

"Terus habis ashar jam 04.00 lewat, datang dua orang berbeda minta sumbangan lagi," ujarnya.

Namun dua orang yang datang berpenampilan berbeda, dan tampak lebih tua dari pria yang prtama. 

"Saya bilang 'tadi udah bang, tapi lagi ga ada'," ujarnya.

Demi menunjukkan kesopanan dalam menolak sumbangan, DS membuka sedikit pintunya.

"Ditanyak 'ga ada rupanya orangtua di rumah?' Agak lama saya jawab, dia langsung dorong saya kebalik pintu bekap mulut saya sampe kepala saya ke lantai," ujarnya.

DS mengaku disekap menggunakan kain yang kotor.

Namun, ia menyadari kain tersebut tidak memiliki obat bius.

"Saya menjerit awalnya tapi ga ada yang dengar," ungkapnya.

Lalu satu orang yang menurut DS adalah pemimpinnya, meminta satu orang lain mengambil lakban baru yang masih terbungkus plastik.

"Dia nyuruh lakban tangan sama muka saya. Kalo saya menjerit dia ngancam untuk nusuk saya," ungkapnya.

Kemudian pelaku yang dianggap sebagai pemimpin tersebut meminta satu orang untuk mengunci pintu rumah.

"jadi jumlahnya 3 orang, terus saya diletakkan di ruang tamu. Dua orang geledah rumah dan satu orang jaga saya sambil ngambil hp, kunci motor, dan STNK," ungkap DS.

Pelaku sempat menanyakan keberadaan uang dan emas.

"Karena di rumah saya ga ada emas sama uang jadi dia kesal terus nodong saya pakek gunting dan maksa nanyak uang dan emas disimpan dimana," ujarnya.

Selang beberapa saat, datang kurir sebuah ekspedisi mengantar paket milik DS.

"Pas kurir dateng saya diseret ke lantai 2. Terus mereka yang nerima paket saya," ujarnya.

Ketika diseret di lantai dua, DS mengaku hendak dipukul menggunakan besi karena melawan.

"Terus saya dimasukkan ke dalam kamar mandi, dan salah satu dari mereka hampir melakukan hal tak senonoh," ujarnya.

Namun, pelaku lain langsung menyuruh pelaku yang membawa DS ke kamar mandi untuk turun ke bawah.

Karena pelaku yang di bawah tak kunjung memberi instruksi, pelaku yang menjaga DS di lantai atas panik.

"Yang jaga saya itu panik, terus turun ke bawah. Pas saya ditinggal di kamar mandi, saya lari ke kamar saya. Ga lama, saya dengar suara motor dihidupin, jadi saya lari ke bawah berharap ada yang ngadang mereka, rupanya ga ada," ungkap DS.

DS lantas lari keluar dengan keadaan masih terikat lakban.

"Yang nolongin buka lakban orang-orang kayak karyawan kantor yang masih istirahat di dalam mobil," ujarnya.

Sementara itu petugas keamanan tidak bisa berbuat banyak.

"Satpam yang sedang berjaga disitu pas yang baru masuk dan dia ga tau harus berbuat apa. Ngejar pun sekedar lewat komplek ga sampe ke jalan," ujarnya.

DS menyebut petugas keamanan komplek tidak memeriksa orang yang masuk ke dalam area komplek.

Kejadian perampokan dan penyekapan disebut DS berlangsung sekira 15 menit.

"Saya melapor ke kantor polisi Sunggal setelah mereka kabur. Awalnya ingin mengejar, tapi keadaan tidak memungkinkan karena jalanan padat dan kami naik mobil," ujarnya.

Dalam peristiwa tersebut, para pelaku berhasil menggasak beberapa barang berharga milik DS.

Antara lain sebuah motor Honda Beat beserta STNK, hair dryer, kamera digital, hp, laptop, dan sepatu.

Sementara itu, kasus yang menimpa DS hingga kini belum dipecahkan oleh kepolisian.

Mandeknya kasus ini dan kronologinya viral di media sosial Twitter seusai diunggah akun @just_iyah pada Kamis (30/1/2020).

*) Hingga berita ini diturunkan, Tribunnews telah menghubungi Polsek Medan Sunggal dan menunggu konfirmasi.

(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved