Kursi Wakil Gubernur DKI Masih Kosong, Hidayat Nur Wahid Pertanyakan Komitmen Partai Gerindra
Hidayat Nur Wahid sebut partai Gerindra tidak komitmen karena hingga saat ini kursi Wakil Gubernur DKI masih kosong dan itu adalah hak politik PKS.
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Dewan Syura partai PKS, Hidayat Nur Wahid mempertanyakan komitmen Gerindra untuk jatah kursi Wakil Gubernur DKI yang hingga saat ini masih kosong.
Ia menyebut jika komitmen Gerindra bisa dipegang harusnya jatah kursi Wakil Gubernur DKI milik PKS.
"Inikan komitmen-komitmen yang sudah berjalan. Kalau kemudian semua komitmennya ya, komitmennya bisa dipegang ya sewajarnya lah kalau itu diberikan kepada PKS," ujarnya dilansir melalui YouTube Kompas TV, Senin (23/12/2019).
Menurutnya kursi Wakil Gubernur DKI adalah hak politik bagi PKS.
"Sampai maksimal yang bisa dilakukan dan itu belum selesai, karena itu hak politik bagi PKS dan itu juga menjadi harapan bagi kader-kader PKS dan PKS punya calon-calon yang kualifikasinya memadai," ungkapnya.
Hingga saat ini kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta masih menjadi rebutan antara Gerindra dan PKS, dua partai pengusung Anies Baswedan-Sandiaga Uno dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.
BACA JUGA : Anies Baswedan Tunggu Cawagub, Gerindra: Januari 2020 DKI Jakarta Punya Wakil Gubernur
Terbaru, Partai Gerindra mengajukan empat nama kandidat calon wakil Gubernur DKI.
Empat kandidat wakil gubernur DKI yang disodorkan Gerindra adalah Dewan Penasihat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerindra Arnes Lukman, Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry J Yuliantono, Sekretaris Jenderal Gerindra Riza Patria, dan Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah.
Wakil Ketua Umum Gerindra, Ferry Juliantono mengatakan jika nama-nama rekomendasi tersebut sudah disampaikan kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
“Disamping itu kita harus punya ekstra tenggang rasa dan harus menghormati proses yang sekarang. Rekomendasi Partai Gerindra tersebut sudah disampaikan kepada Partai Keadilan Sejahtera," ujarnya dilansir melalui Youtube Kompas TV Sabtu (9/11/2019).
Ia menambahkan jika PKS memiliki mekanisme sendiri apakah memilih 4 nama yang diusulkan Gerindra atau bisa bersama dengan kader PKS yang diusulkan.

Pengajuan empat nama kandidat Wakil Gubernur dari Gerindra ini membuat kecewa PKS.
BACA JUGA : PKS Kaji 4 Nama Calon Wakil Gubernur DKI yang Disodorkan Gerindra
Sebelumnya, PKS sudah mengajukan 2 nama yakni Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto sebagai kandidat Wakil Gubernur.
Ahmad Syaikhu, salah satu kandidat Wakil Gubernur yang diajukan PKS mengatakan Gerindra tidak punya komitmen.
"Tandanya ini tidak komitmen. Pak Prabowo mengungkapkan bahwasannya Gerindra akan menyerahkan Wakil Gubernur untuk PKS," ujarnya dilansir melalui Youtube TV Onenews, Sabtu ()9/11/2019).
Ia mempertanyakan kenapa Gerindra mengajukan nama kandidat Wakil Gubernur.
Ahmad Syaikhu mengatakan jika pengajuan nama tersebut menyebabkan satu hal yakni etika politik yang tidak baik.
"Terkait pemilihan calon wakil Gubernur sebetulnya semuanya sudah diproses. Saya dan pak Agung sudah ikut dalam fit and proper test," ungkapnya.

Menurutnya pemilihan untuk calon kandidat sudah selesai.
Dari dua nama yang diajukan oleh PKS kemudain diajukan ke Pak Anies dan Pak Anies melanjutkan ke DPRD DKI Jakarta.
BACA JUGA : Hidayat Nur Wahid Tak Persoalkan Sandiaga Uno Kembali Menjadi Wagub DKI
"Nggak ada masalah tinggal menunggu keseriusan DPRD DKI untuk memilih. Bentuk aja Panli tetapkan aturan mainnya dalam tata tertib setelah itu selesai nggak ada masalah," kata Ahmad Syaikhu.
Mardani Ali Sera, Ketua DPP PKS angkat suara mengenai permasalahan ini.
“Kami ingin mengaris bawahi kesepakan awalnya kan memang jatahnya PKS, baik Pak Prabowo, Bang Sandi semua menyatakan," ungkapnya.
Menurutnya ini bagian dari rencana Gerindra agar prosesnya lebih cepat.

Ia mengatakan tidak kecewa akan pengajuan nama dari Gerindra.
Tetapi Mardani mengingatkan jika politik lebih enak kalau punya etika.
"Kalau dari etika kita harus komunikasi dengan Anies Baswedan karena akan jadi wakilnya Anies," ujarnya. (*)
(Tribunnews.com/Faisal Abdul Muhaimin)