Minggu, 5 Oktober 2025

Menag Fachrul Razi Sebut Ucapan Selamat Hari Natal Tak Ganggu Akidah

Fachrul Razi menyebut ucapan selamat merayakan hari Natal kepada umat Nasrani tidak akan melunturkan akidah seorang muslim.

Rina Ayu/Tribunnews.com
Menteri Agama RI Fachrul Razi ke kantornya, di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Pusat, Senin (9/12/2019). 

TRIBUNNEWS.COM - Menjelang hari raya Natal, ada satu hal yang selalu diperdebatkan yakni boleh atau tidaknya umat Muslim mengucapkan selamat hari Natal.

Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi pun turut menanggapi terkait mengucapkan selamat hari raya Natal.

Fachrul Razi menyebut ucapan selamat merayakan hari Natal kepada umat Nasrani tidak akan melunturkan akidah seorang muslim.

"Yang pasti jelas tidak sedikit pun mengganggu akidah orang masing-masing," kata Menteri Agama, dilansir dari YouTube KompasTV, Jumat (20/12/2019).

Facrul Razi berpendapat sah-sah saja jika ada orang yang ingin mengucapkan selamat natal atau tidak.

Menurutnya setiap orang memiliki hak, sikap, dan pandangan masing-masing.

Namun ada hal yang harus digari bawahi terkait hal ini.

Fachrul menyampaikan mengenai tidak boleh memaksakan kehendak ataupun sikap masing-masing orang kepada orang lain.

"Orang punya sikap boleh, tapi tidak boleh memaksakan sikapnya," ujar Fachrul.

Lanjutnya, Fachrul mengatakan jika seseorang mempunyai pandangan tidak ingin mengucapkan selamat hari Natal, maka hal tersebut juga sah-sah saja.

Terkait ingin mengucapkan atau tidak, itu tergantung dengan kerelaan hati setiap orang masing-masing.

"Misalnya orang punya sikap tidak boleh ucapkan selama hari Natal, ya silakan saja dia punya sikap itu," kata Fachrul.

Lebih jauh, Fachrul mengandaikan, jika ada orang yang mengucapkan selamat Natal kepada temannya atau siapapun, itu tidak akan menggangu akidah Islamnya.

"Kalau ada orang lain yang ucapkan selamat hari Natal, kepada temannya itu sikap orang itu," kata dia.

Menteri Agama menyakini jika bangsa Indonesia adalah bangsa yang mengenal dan memegang kuat semangat toleransi.

Ia pun juga berharap, perayaan Natal tahun ini tidak akan ada kendala apapun.

Sesuai dengan UUD 1945, seluruh rakyat Indonesia punya hak yang sama untuk menjalankan agamanya.

Penjelasan mengenai hukum umat Muslim mengucapkan selamat Natal sebenarnya sudah dijelaskan sejumlah ulama.

Ada yang mengharamkan dan ada pula yang membolehkan, tapi dengan syarat tertentu.

Quraish Shihab

Dilansir dari YouTube Najwa Shihab, presenter Najwa Shihab pernah mempertanyakan mengenai hukum mengucapkan selamat natal kepada sang ayah, Quraish Shihab pada Desember 2018 lalu.

Quraish Shihab menjawabnya lewat dialog bersama Najwa Shihab dan Romo Aloysius Budi.

Menurut pria yang karib disapa 'Abi Quraish' itu, mengucapkan selamat hari raya untuk umat beragama lain merupakan hal baik demi kerukunan dan perdamaian.

Di Timur Tengah sudah hal lazim masyarakat mengucapkan selamat hari raya bagi umat beragama lain. 

"Itu masalah di Indonesia, Malaysia, tapi di Timur Tengah tak masalah itu. Kita tak cuma berkata 'bolehkah atau tidak' tapi sebenarnya bagus (mengucapkan Selamat Natal)."

"Ikut bergembira dengan kegembiraan siapa pun. Siapa pun itu, dia seagama dengan kita, atau tidak seagama dengan kita, tapi satu kemanusiaan dengan kita,"

"Dalam Al-Qu'ran itu, orang pertama yang mengucapkan Selamat Natal adalah Nabi Isa. (mengutip sebuah ayat ) salam sejahtera untukku, pada hari kelahiranku, pada hari aku dibangkitkan," kata Quraish Shihab, menterjemahkan bunyi ayat tersebut,"

"Jadi (berdasar ayat tersebut), tidak ada masalah sebenarnya,"  jawab Quraish Shihab.

Lebih lanjut, Najwa Shihab menyebutkan, ada kekhawatiran dengan mengucapkan kalimat tersebut (selamat Natal), artinya kita mengakui apa yang dipercayai umat lain. 

"Apakah artinya bisa sejauh itu, Abi?"  tanya Najwa Shihab.

"Saya rasa tidak. Ketika Romo Budi (sambil menyebut nama Romo Budi di sebelahnya) mengucapkan Selamat Hari Raya (Idul Fitri), saya kira Romo tidak akan berkeyakinan persis dengan apa yang saya yakini," kata Quraish Shihab.

"Saya tahu ini (ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri) adalah basa-basi dalam konteks kehidupan berkerukunan."

"Sama, ketika saya mengucapkan Selamat Natal, saya yakin pihak lain tidak akan berpikir saya meyakini apa yang dia yakini. Hidup ini indah kalau kita berharmoni," imbuhnya.

(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani) 

 
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved