Unggah Foto saat Kunjungi Museum Kepresidenan AS, SBY Kenang Kebersamaan dengan Ani Yudhoyono
Unggah Foto saat Kunjungi Museum Kepresidenan Amerika Serikat, SBY Kenang Kebersamaan dengan Mendiang Ani Yudhoyono
lihat foto
@amandadinini : "Sehat selalu Pak, semoga apa yg dicita2an Buk Ani bisa segera terwujud."
@peonyfreesia11 : "Kalau update bgini berasa bu ani masih blm meninggalkan kita."
@yulianti_dwihartono : "I Miss you bapak SBY,, semoga selalu dlm lindungan Alloh SWT."
@bundamasyitah : "Semangat nggih bapak, semoga kelak dipersatukan kembali di syurga Aamiin."
@annehikmat : "Alfatihah untuk ibu @aniyudhoyono semoga orang2 yg ditinggalkan ibu diberi kesehatan serta berkah selamat."
Bahkan sang putra sulung, Agus Yudhoyono turut mengingat kenangan manis saat SBY dan keluarga berlibur bersama-sama.
@agusyudhoyono : "Kenangan yang takkan pernah aku lupakan. Betapa bahagianya Pepo dan Memo ketika itu (setelah tidak lagi menjadi Presiden dan Ibu Negara) bisa berkunjung ke sejumlah museum kepresidenan di AS, tanpa beban apapun. Semoga terwujud ya Po, museum yang juga menjadi impian dan harapan Memo sebelum berpulang. Insya Allah jika terwujud kelak, bisa membawa manfaat yang luas bagi masyarakat yang sangat Pepo dan Memo cintai.
SBY Unggah Buku Karangan Ani
Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengunggah potret buku karangan Ani Yudhoyono yang berjudul 10 Tahun Perjalanan Hati.
Potret tersebut terlihat dari unggahan di akun Instagram @aniyudhoyono pada Selasa (10/12/2019) yang telah kembali aktif, SBY mengungkapkan buku itu menyimpan cerita.
Melalui buku tersebut, Ani mengekspresikan suara hati, suka, dan duka saat menjadi Ibu Negara.
Tak hanya itu, segala perasaan dan pikiran Ani ditulis menggunakan bahasa yang lugas tapi indah oleh Alberthiene Endah.
Diceritakan oleh SBY, pada saat ingin meluncurkan buku 10 Tahun Perjalanan Hati ini, Ani ingin segera menyelesaikan tulisannya.
Bahkan saat itu, Ani sempat meminta pada SBY ingin buku itu cepat selesai.
Hal ini lantaran pengalaman sang ayah, Sarwo Edhie Wibowo yang ingin menulis memoar (kenang-kenangan yang menyerupai autobiografi) tapi tak terwujud lantaran sang ayah lebih dulu dipanggil Allah.
