Selasa, 30 September 2025

Hari Guru Nasional

Nadiem Makarim Jelaskan 2 Poin Penting dari Pidato Hari Guru: Merdeka Belajar dan Guru Penggerak

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menjelaskan 2 (dua) poin terpenting dalam pidatonya di Upacara Peringatan Hari Guru Nasional 2019.

Penulis: Nidaul 'Urwatul Wutsqa
Editor: Tiara Shelavie
Tangkap Layar YouTube Kompas TV
Nadiem Makarim Sampaikan Pidato Hari Guru Nasional, 25 November 2019 di Kemendikbud.(Tangkap Layar YouTube Kompas TV) 

TRIBUNNEWS.COM - Seusai mempimpin upacara, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menjelaskan 2 (dua) poin penting dari pidato Upacara Peringatan Hari Guru Nasional 2019 yang jatuh pada 25 November di Kantor Kemendikbud Jakarta.

Salah satunya Nadiem mencetuskan gerakan guru penggerak yang harus merdeka membuat inovasi pembelajaran dengan menjadikan siswa sebagai fokus utama.

Menurut Nadiem Makarim, satu sekolah paling tidak harus mempunyai satu guru penggerak.

"Ada dua sih poin yang terpenting. Satu adalah merdeka belajar, dan yang kedua adalah guru penggerak," ungkap Nadiem Makarim kepada para wartawan dalam siaran live KompasTV.

Ia menjelaskan poin pertama yakni merdeka belajar.

"Apa itu artinya merdeka belajar? Itu artinya unit pendidikan yaitu sekolah, guru, dan muridnya pun punya kebebasan. Kebebasan untuk berinovasi, kebebasan untuk belajar dengan mandiri dan kreatif. Itu mungkin yang akan terus kita bantu," jelasnya.

Pendiri startup ojek online (Gojek) tersebut mengungkapkan reformasi pendidikan yang sebelumnya merupakan sistem reformasi dari pemerintah saja, sehingga hanya berdampak kecil.

"Dan banyak orang mengira bahwa sebenarnya reformasi pendidikan ini, peningkatan kualitas pendidikan itu, suatu hal yang dilakukan oleh pemerintah saja atau pun berdasarkan kurikulum saja, kebijakan, maupun anggaran," tutur Nadiem.

Oleh karena hal tersebut, ia menginginkan reformasi baru dengan dijadikannya sebagai gerakan.

"Saya di sini untuk bilang bahwa itu dampaknya sangat kecil dibandingkan ini menjadi gerakan. Gerakan di masing-masing sekolah, gerakan untuk yang namanya itu guru penggerak," sambungnya.

Lalu, kemudian ia juga menjelaskan poin kedua yakni guru penggerak.

"Guru penggerak ini beda dari yang lainnya. Dan saya yakin di semua unit pendidikan baik di sekolah, maupun di universitas ada paling tidak minimal satu guru penggerak," jelas Nadiem.

Nadiem Makarim Seusai Upacara Peringatan Hari Guru Nasional
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim seusai Upacara Peringatan Hari Guru Nasional 2019 menjelaskan 2 poin terpenting. Senin (25/11/2019).

Pihaknya pun juga menerangkan perbedaan guru biasa dengan guru penggerak.

Menurut pejelasannya, guru penggerak adalah guru yang fokus utamanya di murid, sehingga dapat melakukan yang terbaik untuk pendidikan dan berkembangnya si murid.

"Apa sih bedanya guru penggerak? Guru penggerak itu guru yang mengutamakan muridnya, dari apa pun, bahkan dari kariernya pun dia mengutamakan murid dan pembelajaran murid," jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan peran guru penggerak nantinya akan mengambil tindakan-tindakan tanpa disuruh, tanpa diperintah, untuk melakukan yang terbaik bagi muridnya," jelasnya.

Selain dua poin yang ia sebutkan, dirinya juga menjelaskan peran penting orang tua kepada anak.

Tak hanya guru penggerak saja, namun peran orang tua juga dapat sebagai penggerak sang buah hatinya.

"Bahkan ada juga yang namanya orang tua penggerak, itu juga sama, filsafatnya sama. Semua yang terbaik untuk anak."

Menurut Nadiem, pemerintah harus membantu memerdekakan si guru-guru penggerak untuk melakukan berbagai macam inovasi.

Dirinya menyampaikan, dalam berinovasi pun tak harus sukses, sebab itulah kuncinya inovasi.

Melansir dari TribunJateng, dalam teks pidato Nadiem yang viral tersebut ia berjanji tak akan memberi janji kosong kepada ratusan guru.

Diketahui Teks pidato Nadiem sebanyak 2 halaman itu rencananya akan dibacakan saat upacara peringatan Hari Guru Nasional 2019.

Teks Pidato Nadiem Makarim
Teks Pidato Nadiem Makarim dalam Peringatan Hari Guru Nasional 2019

Kemudian, saat diunggah dalam akun Twitter Kemendikbud (@kemendikbud_RI), teks pidato tersebut menyedot perhatian publik.

Selanjutnya, dalam teks pidatonya tersebut ia menyampaikan rasa simpatinya untuk para guru di Indonesia karena tugas mulia yang mereka emban juga diikuti oleh aturan-aturan yang justru menyulitkan tugas mereka.

Selain itu, Nadiem memandang tugas administratif yang dibebankan kepada para guru menghambat mereka untuk membantu para murid yang mengalami ketertinggalan di kelas.

Kurikulum yang terlalu padat dan kurangnya kepercayaan untuk berinovasi, dinilai Nadiem juga menghambat para guru untuk berkarya demi kesuksesan anak didiknya.

Ia berjanji tidak akan memberi janji-janji kosong kepada seluruh guru di Indonesia, serta akan tetap berjuang untuk kemerdekaan belajar di Indonesia.

Ia juga meminta para guru untuk melakukan perubahan kecil di kelas tanpa menunggu perintah.

Masih dalam pidatonya, Nadiem mengatakan perubahan kecil terus bisa dilakukan dengan cara berikut:

  • Mengajak kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar.
  • Memberikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas.
  • Mencetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas.
  • Menemukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri.
  • Menawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan

"Apa pun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak," tutup Nadiem sebelum memberikan ucapan Selama Hari Guru dalam pidatonya. (*)

(Tribunnews.com/Nidaul 'Urwatul Wutsqa)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved