Senin, 6 Oktober 2025

Ahok Masuk BUMN

Ahok Resmi Jadi Komut BUMN, Peniliti Sebut BTP Tangan Kanan Presiden di Pertamina

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok resmi ditunjuk sebagai Komisaris Utama (Komut) Pertamina oleh Menteri BUMN Erick Thohir.

instagram agan harahap
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok resmi ditunjuk sebagai Komisaris Utama (Komut) Pertamina oleh Menteri BUMN Erick Thohir. 

TRIBUNNEWS.COM - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok resmi ditunjuk sebagai Komisaris Utama (Komut) Pertamina oleh Menteri BUMN Erick Thohir.

Peneliti Alpa Research Database Indonesia, Ferdy Hasiman menilai bahwa Ahok adalah seorang pendobrak yang bersih dan punya integritas.

Tanggapan tersebut disampaikan oleh Ferdy Hasiman dalam tayangan Kompas Petang yang kemudian diunggah oleh kanal YouTube KompasTV, Sabtu (23/11/2019).

Ferdy Hasiman mengatakan bahwa dirinya tidak pernah meragukan kapasitas kemampuan Ahok.

"Pengetahuan saya tentang Ahok tidak pernah meragukan kapasitas seorang Ahok," kata Ferdy Hasiman.

"Ahok adalah pendobrak, dia orang bersih, punya integritas, berani, teliti dan sangat detail. Dalam pengolahan bisnis di Pertamina ini sangat cocok, jadi tipe pendobrak ini sangat cocok," tambahnya.

Ferdy Hasiman menyebut bahwa Ahok adalah tangan kanan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pertamina.

"Dan yang paling penting bagi Ahok adalah, Ahok ini adalah the precident man, dia adalah tangan kanan presiden di Pertamina," ungkap Ferdy Hasiman.

Peneliti Ferdy Hasiman
Peneliti Ferdy Hasiman menilai bahwa Ahok adalah seorang pendobrak yang bersih dan detail. (Tangkap Layar KompasTV)

Ahok dianggap mampu untuk memperbaiki dan mencapai target-target yang menjadi tujuan Pertamina.

Diketahui sebelumnya, bahwa Menteri Erick Thohir menegaskan target yang harus dicapai Pertamina di bawah Komut Ahok adalah mengurangi impor minyak dan gas (migas).

Ferdy Hasiman menilai bahwa selama ini Komut Pertamina tidak menjalankan tugasnya dengan benar.

Sedangkan presiden punya visi 'Nawacita' yakni kedaulatan di bidang ekonomi dan kedaulatan di bidang energi.

"Nah selama ini Komut yang ditunjuk oleh presiden tidak menjalankan tugasnya dengan benar, nah presiden itu punya cita-cita, punya visi gede yaitu nawacita. Nawacita adalah saripati dari Trisakti Bung Karno, kedaulatan di bidang ekonomi, kedaulatan di bidang energi," ungkap Ferdy Hasiman.

Menurutnya, selama ini negara Indonesia belum berdaulat di bidang ekonomi.

"Nah selama ini kita belum berdaulat di dalam bidang ekonomi, jadi produksi minyak kita terus turun, impor terus membengkak dan membuat defisit neraca perdagangan semakin membesar," jelasnya.

Ahok diyakini mampu menjadi pendobrak untuk menyelesaikan persoalan yang ada di Pertamina.

Lebih lanjut, Ferdy Hasiman menjelaskan mengenai seberapa strategis posisi Ahok sebagai Komut untuk mengambil kebijakan karena biasanya direktur utama yang menjadi tumpuan kebijakan strategis di Pertamina.

Ferdy Hasiman menuturkan jika direktur utama itu menjalankan tugas operasional hari-hari.

Sementara, Komut mengawasi direksi dalam menjalankan perusahaan.

"Tugas komisaris dia mengawasi direksi dalam menjalankan perusahaan, menasehati direksi, mengevaluasi kerja direksi lalu mengevaluasi program-program dan kebijakan strategis Pertamina," jelasnya.

Kemudian Ferdy Hasiman menegaskan bahwa Komut memiliki tugas yang sangat penting bagi bisnis Pertamina ke depan.

"Dan ini yang terakhir yang paling penting, seluruh kebijakan strategis dari Pertamina harus melalui Komisaris Utama, maka komisaris utama memiliki tugas yang sangat penting bagi bisnis Pertamina ke depan," jelas Ferdy Hasiman.

Ahok Resmi Jadi Komisaris Utama Pertamina, Erick Thohir: Beri Kesempatan Kerja dan Lihat Hasilnya

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok resmi menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir dalam keterangan pers-nya yang diunggah oleh kanal YouTube KompasTV, Jumat (22/11/2019).

"Pak Basuki akan menjadi Komisaris Utama di Pertamina," jelas Erick Thohir.

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok resmi menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir dalam keterangan pers-nya yang diunggah oleh kanal YouTube KompasTV, Jumat (22/11/2019).

"Pak Basuki akan menjadi Komisaris Utama di Pertamina," jelas Erick Thohir.

Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga menyebutkan jika pihak BUMN sangat berharap Ahok untuk bergabung dan memperkuat BUMN.

"Harapan kita memang Pak Ahok bisa bergabung bersama kita, satu di antara BUMN di Indonesia," jelas Arya dalam tayangan yang diunggah YouTube KompasTv, Rabu.

"Kita juga mengharapkan Pak Ahok bersedia juga untuk bergabung lah, memperkuat BUMN kita gitu," terang Arya.

Saat disinggung di sektor mana Ahok akan ditempatkan, Arya menuturkan jika Ahok akan ditempatkan pada sektor yang membutuhkan perhatian besar dan mempengaruhi banyak orang.

"Yang pasti kalau sektor mana, pasti yang kita lihat yang membutuhkan perhatian besar dan mempengaruhi banyak orang lah," ujar Arya.

Menurutnya, dalam pertemuan yang berlangsung sekira 1,5 jam tersebut, pihak BUMN hanya meminta kesedian Ahok untuk bergabung.

"Soal energi atau apa pun itu kita belum tahu, tapi yang pasti tadi prinsipnya adalah meminta kesediaan beliau dulu supaya mau bergabung bersama kita," kata Arya.

Arya menegaskan, jika BUMN butuh orang seperti Ahok yang bisa mendukung BUMN.

"Karena kita memang butuh orang-orang seperti Pak Ahok yang memang bisa mendukung BUMN," ungkapnya.

Menurutnya, Ahok sudah punya kapasitas yang diakui oleh publik.

"Beliau kan punya kapasitas yang diakui oleh publik untuk hal-hal yang bisa memperbaiki banyak hal juga," terangnya.

Ahok Jadi Komisaris Utama Pertamina, Ini Alasan Erick Thohir

Menteri BUMN Erick Thohir resmi umumkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi Komisaris Utama Pertamina, Jumat (22/11/2019).

Erick Thohir kemudian memaparkan alasannya memilih Ahok untuk menjadi Komisaris Utama Pertamina.

Menurut Erick Thohir, saat ini Pertamina tengah berusaha untuk mencapai target-target yang harus dicapai.

"Kalau kenapa Pak Basuki di Pertamina, apalagi didampingi Pak Wamen juga, saya rasa bagian terpenting bagaimana target-target Pertamina," terang Erick Thohir dalam tayangan yang diunggah YouTube KompasTV, Jumat.

Satu dari target yang harud dicapai Petamina seiring dengan masuknya Ahok menjadi Komisaris Utama adalah mengurangi impor minyak dan gas (migas).

"Bagaimana mengurangi import migas harus tercapai. Bukan berarti anti impor tapi mengurangi," ujar Erick.

Erick Thohir menegaskan bahwa proses-proses dari pembangunan refinery di Pertamina sangat berat, sehingga dibutuhkan timework yang besar.

"Proses-proses dari pembangunan refinary ini sangat amat berat, jadi saya perlu timework yang besar tidak bisa hanya Direktur Utama (Dirut) saja, harus bagi tugas semuanya," terang Erick.

Sehingga Erick Thohir memerlukan sosok pendobrak seperti Ahok, agar semua sesuai dengan target.

Erick Thohir menilai bahwa orang pendobrak bukan berarti suka marah-marah, dan menurutnya Ahok sosok yang berbeda.

"Nah karena itulah kemarin kita mau juga orang yang pendobrak, pendobrak bukan-marah-marah, saya rasa Pak Basuki berbeda," ujarnya.

"Jadi kita perlu figur pendobrak supaya ini semua sesuai dengan target, toh beliau itu Komisaris Utama kan, direksinya yang day to day ," tambahnya.

Erick menyampaikan proses pengangkatan Ahok sebagai Komisaris Utama dapat dilakukan hari ini atau Senin pekan depan.

"Kalau Pertamina kan bukan TBK, jadi bisa segera prosesnya, bisa hari ini ataupun Senin," terang Erick.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved