Jumat, 3 Oktober 2025

Kabinet Jokowi

Jokowi Klarifikasi Keretakan Koalisinya di Peringatan HUT ke-8 Partai Nasdem

Menghadiri peringatan HUT Partai Nasdem, Jokowi mengklarifikasi dugaan keretakan yang terjadi antara koalisinya dengan partai tersebut.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Fathul Amanah
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat menghadiri Perayaan Ulang Tahun ke-8 Partai nasdem di JIExpo, Jakarta, Senin (11/11/2019). Acara tersebut sekaligus penutupan Kongres ke-II Partai Nasdem. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-8 Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dan memberikan sambutannya pada Senin (11/11/2019).

Pada sambutan tersebut, Jokowi terlebih dulu mengucapkan selamat ulang tahun untuk Partai Nasdem.

Tak lupa, ia juga mengucapkan selamat atas terpilihnya kembali Surya Paloh sebagai Ketua Umum Partai Nasdem.

Jokowi juga melakukan klarifikasi terkait berita tentang dirinya dan Surya Paloh.

Partai Nasdem adalah partai yang sudah dua periode konsisten mendukung Jokowi.

Presiden Joko Widodo didampingi Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh usai menghadiri Perayaan Ulang Tahun ke-8 Partai nasdem di JIExpo, Jakarta, Senin (11/11/2019). Acara tersebut sekaligus penutupan Kongres ke-II Partai Nasdem. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden Joko Widodo didampingi Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh usai menghadiri Perayaan Ulang Tahun ke-8 Partai nasdem di JIExpo, Jakarta, Senin (11/11/2019). Acara tersebut sekaligus penutupan Kongres ke-II Partai Nasdem. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

"Saya mensyukuri konsistensi Partai NasDem yang mendukung Jokowi-JK dan Jokowi-Ma'ruf Amin," kata Jokowi dilansir YouTube meterotvnews (11/11/2019).

Jokowi juga menyampaikan kebanggannya terhadap Partai Nasdem yang pada Pemilu 2019 berhasil mengisi kursi terbanyak di pemerintahan.

Diketahui sebanyak 23 kursi diisi jajaran Partai Nasdem, jumlah terbanyak dibandingkan dengan partai lain.

Jumlah pemilih Partai Nasdem pun meningkat 4,2 juta pemilih yang semula 8 juta pemilih menjadi 12 juta pemilih.

Surya Paloh dan Sohibul Iman
Surya Paloh dan Sohibul Iman (ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI)

Kemudian, Jokowi menyinggung terkait berita yang beredar tentang dirinya dan Surya Paloh.

"Urusan rangkulan Surya Paloh dan Sohibul Iman, itu hanya masalah kecemburuan karena saya tidak pernah dirangkul seerat itu," kata Jokowi.

Sebelumnya banyak berita beredar mengenai retaknya koalisi Jokowi dengan Partai Nasdem setelah pertemuan Surya Paloh dengan Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman, Rabu (30/10/2019).

Dalam pertemuan yang awalnya diduga akan membahas rencana koalisi Nasdem dan PKS tersebut, Surya Paloh dan Sohibul Iman berangkulan erat.

Hal tersebut menimbulkan spekulasi bahwa koalisi Parta Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dengan Nasdem sedang tidak baik-baik saja.

Jokowi pun mengklarifikasi bahwa tidak ada yang salah dengan rangkulan.

"Kalau rangkulan niatnya untuk komitmen kenegaraan, apa yang salah? Sangat bagus sekali apa yang dicontohkan Surya Paloh," kata Jokowi.

Menurutnya, candaan seorang sahabat yang sudah dekat memang demikian.

Ia berharap, candannya itu tidak mendapatkan tanggapan yang menimbulkan curiga apalagi sinisme.

Ketua Umum Partai Nasdem dan Mantan Presiden RI ke-5 Megawati
Ketua Umum Partai Nasdem dan Mantan Presiden RI ke-5 Megawati (Kolase Tribunnews.com)

Selain itu, Jokowi mengklarifikasi terkait Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri yang tidak berjabat tangan dengan Surya Paloh pada Pelantikan Puan Maharani menjadi Ketua DPR (1/10/2019).

"Kalau Megawati tidak menyalami Surya, itu hanya terlewat saja," ungkapnya.

Jokowi kembali menampik kabar tidak rukun di koalisinya dan berharap hal-hal seperti itu tidak dipersoalkan.

"Jangan dimasalahkan hal-hal kecil seperti itu, negara ini membutuhkan pemikiran-pemikiran besar, ide-ide besar dan gagasan-gagasan besar untuk mensejahterakan rakyat Indonesia," kata Jokowi.

Selanjutnya Jokowi menyampaikan hal-hal kenegaraan terkait ekonomi global negara.

Jokowi mengajak pemerintah dan masyarakat bersama-sama bersyukur atas perekonomian Indonesia yang mulai membaik.

"Jangan kufur nikmat, harus kita syukuri, bahwa kita masih diberikan pertumbuhan ekonomi," katanya.

Meskipun tekanan eksternal sangat berat, Jokowi berharap defisit neraca perdagangan yang tidak dapat ditangani dapat segera diperbaiki.

Jokowi menargetkan 3-4 tahun mendatang impor minyak sudah berkurang, produksi minyak dalam negeri bertambah.

"Saya tidak mau impar-impor terus, jangan ada yang coba-coba menghalangi saya dalam menyelesaikan masalah tadi (impor), pasti akan saya gigit dengan cara saya," katanya.

Poin terakhir yang disamapaikan Jokowi, ia meminta dukungan untuk menerbitkan satu Undang Undang dan mencabut 40 Undang Undang.

(Tribunnews.com/Rica Agustina)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved