Manuver Surya Paloh Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Hegemoni Politik Megawati
manuver yang dilakukan Ketua Umum NasDem Surya Paloh merupakan bentuk perlawaan terhadap hegeomoni politik Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menduga, manuver yang dilakukan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh merupakan bentuk perlawaan terhadap hegeomoni politik Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
"Surya Paloh kemarin itu, menemui PKS menemui besok katanya mau menemui Demokrat mau menemui PAN, bahasa saya itu adalah simbol perlawanan terhadap hegemoni politik Megawati," kata Umam di Kampus Paramadina, Jalan Gatot Subroto, Mampang, Jakarta Selatan, Kamis (7/11/2019).
"Jelas. Clear. Siapa lagi. Kalau bukan ego Megawati yang ditantang," tambahnya.
Umam menduga, perlawan Surya Paloh merupakan bentuk kekecewaan karena Partai Gerindra dan Prabowo Subianto masuk ke dalam kabinet pemerintahan.
"itu sebenarnya ego, sebenernya tidak terlalu signifikan dia (NasDem) juga dapat 3 kursi (menteri,red), yang lain 3 kursi. Itu cuman karena Prabowo masuk kemudian nggak diajak komunikasi," ucap Umam.
Ia juga menduga, jika tidak ada komunikasi antara Surya Paloh dan Megawati, perlawan ini akan mengkristal hingga ke Pemilu 2024.
"Ya kalau misal tidak ada komunikasi yang memadai untuk mencairkan situasi Itu mengkristal. Makanya, tapi masih prematur," jelasnya.