Kamis, 2 Oktober 2025

5 Orang Ini Pernah Mengaku Jadi Nabi, Eyang Ended Minta Setoran Rp 5 Juta Agar Jadi Pengikutnya

Pengakuan semua orang yang disebutkan di atas tentu bertolak belakang dengan keyakinan dan ajaran agama Islam.

Kolase TribunJatim
Lia Eden 

2. Lia Eden

Lia Eden
Lia Eden (Kolase TribunJatim)

Dikutip dari laman wikipedia.org, Lia Eden memiliki nama asli Lia Aminuddin.

Lia Eden lahir di Jakarta, 21 Agustus 1947 silam.

Dirinya mengaku telah mendapat wahyu dari malaikat Jibril untuk mendakwahkan sebuah aliran kepercayaan baru melanjutkan ajaran enam Agama seperti, Buddhisme, Jainisme, Hindu, Yudaisme, Kekristenan, dan Islam.

Lia Eden kemudian mendirikan sebuah jemaat yang disebut Salamullah untuk menyebarluaskan ajarannya.

Dia secara kontroversial mengaku sebagai titisan Bunda Maria dan ditugaskan Jibril untuk mengabarkan kedatangan Yesus Kristus ke muka bumi.

3. Gus Jari bin Supardi

Kiri: Jari Warga Kabuh, Jombang yang mengaku menerima wahyu sebagai tanda akhir zaman. Kanan: Batu yang diyakini sebagai Maqam Nabi Muhammad di masjid areal Pondok pesantren Kahuripan Ash-Shiroth milik Jari.
Kiri: Jari Warga Kabuh, Jombang yang mengaku menerima wahyu sebagai tanda akhir zaman. Kanan: Batu yang diyakini sebagai Maqam Nabi Muhammad di masjid areal Pondok pesantren Kahuripan Ash-Shiroth milik Jari. (SURYA.co.id/Sutono)

Dikutip dari laman Surya.co.id Jari membuat pengakuan yang menghebohkan dengan mengaku menerima wahyu dari Allah SWT.

Wahyu berupa perintah untuk menjadi tanda akhir zaman, yang diyakini sebagai turunnya Nabi Isa di muka bumi.

Diakuinya, wahyu tersebut dia terima pada Jumat Legi pada tahun 2004.

Kala itu Jari sedang mondok di salah satu Pesantren Desa Brangkal, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Ketika Jari sedang salat malam, dadanya serasa ditekan. Bersamaan dengan itu, Jari mendengar panggilan sebanyak tujuh kali berupa ayat pertama sampai 5 Surat Yasin.

Dari situ, warga Dusun Gempol ini mendapatkan petunjuk sebagai Isa Habibullah atau Isa kekasih Allah.

Ini untuk membedakan dengan Isa Almasih yang hidup sebelum zaman Nabi Muhammad.

Sebagai tindak lanjut, dia lantas mendirikan pesantren dinamakan Ponpes Kahuripan Ash-Shiroth dan Masjid Shirotol Mustakim, lalu sampai kini pengikutnya sudah mencapai lebih dari 100 orang.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved