Pujian Jokowi ke Airlangga Dinilai Sebagai 'Pesan Politik Simbol' yang Bisa Dimaknai Berbeda
Menurut Pangi, bisa saja pujian hal itu sebagai pujian tetapi bisa juga kita maknai dengan pesan yang lain.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pujian Presiden Jokowi terhadap Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dalam sambutan acara HUT Golkar bisa jadi merupakan ungkapan majas atau politik pasemon.
"Jadi tidak bisa kita simpulkan bahwa pujian Pak Jokowi tersebut adalah sinyal Airlangga Hartato menjadi ketua umum Golkar lagi," ujar Pangi Syarwi Chaniago, Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, dalam keterangannya, Kamis (7/11/2019.
Menurut Pangi, bisa saja pujian hal itu sebagai pujian tetapi bisa juga kita maknai dengan pesan yang lain, dalam komunikasi politik kan ada pesan politik dan makna politik, apa yang disampaikan bisa punya efek yang berbeda beda.
"Apalagi pak Jokowi kadang kadang banyak menggunakan bahasa Jawa dengan pola majas bahasa politik pasemon, bersayap-sayap, banyak sindiran, dan makna yang sulit kita baca, bahkan memberikan pesan sebaliknya bahwa Pak Airlangga sudah kehilangan dukungan pak Jokowi," kata dia.
Baca: Jokowi Berharap Kader Golkar Solid Jelang Munas
Dia mengatakan dalam politik yang seperti itu, orang yang dipuji, yang dipangku, justru bisa yang dimatikan politiknya Jokowi.
"Jadi semua kemungkinan, apalagi kalau kita bicara majas atau diksi yang bisa memanculkan banyak pesan dan makna yang tersembunyi dibalik pujian tersebut," katanya.